Jam menunjukan pukul 05.00 ketika Diyo dan Kun masih berkutat dengan surat-surat yang ditemukan di brankas si Manager Bar sedangkan member lain tertidur tidak beraturan. Erwin dan Yangyang tidur di sofa sedangkan Lucas, Hendrey dan Dejun tertidur di lantai.
Ten juga terlihat masih terjaga, ia dengan setia mendengar sumpah serapah yang dilontarkan Manager Bar lewat earphonenya. Ia tidak menyangka alat buatan Diyo tersebut masih menempel di tubuh si manager bar. Ten semakin tersenyum lebar saat mendengar ke frustasian dari si Manager Bar. Rumahnya dibobol belum lagi tempat rahasianya terbongkar.
"Kaya yang abang duga, para wanita ini barang sitaan. Yang bikin kaget bunga yang mereka kasih terlalu banyak" Kun membuka suara.
"Surat perjanjian hutang ini akan kuberikan pada client, terserah dia akan memusnahkannya atau memberikannya kepada polisi" Diyo berpendapat.
"Musnahin disini aja bang, sia-sia dong kita bobol rumah si manager itu kemaren" ucap Ten tidak terima.
"Kurasa client kita lebih bijaksana. Sedikit tidak adil jika mereka tidak mengembalikan sepeserpun uang yang mereka pinjam" Jawab Diyo.
Ten masih kesal pada Diyo namun info yang ia dapat pada alat penyadap di tubuh manager itu menguapkan kekesalannya
"Bang transaksi narkoba tetep dilaksanain hari ini. Tempatnya di bar" lapor Ten."Orang yang berani atau bodoh? Setelah kejadian-kejadian buruk yang dia alami dia masih nekat untuk menjalankan transaksi" aneh Kun.
"Kurasa transaksi obat ini terlalu sayang untuk terlewatkan, mereka tidak mau rugi terlalu banyak lagi" jelas Diyo. Kun dan Ten mengangguk tanda mengerti.
"Menurut data-data ini si Manager cuman suruhan. Ada orang yang lebih besar dibelakangnya. Apa kita engga bongkar ini juga bang?" Kun bertanya.
"Permintaan client hanya sampai pada permasalahan Narkoba dan perdagangan manusia. Kita gak bisa bertindak lebih jauh" Jawab Diyo.
"Tapi kalo gitu selama akarnya masih ada bukannya bakal kejadian hal yang sama nantinya?" kali ini Ten ikut bertanya.
"Jalankan sesuai dengan misi saja, kita tidak boleh ikut campur terlalu dalam. Harusnya surat-surat ini tidak diambil. Tapi aku tetap berterima kasih pada Dejun. Aku akan mengirimkan semua bukti kepada client. Kita hanya akan menjadi pengantar client bertemu akar permasalahan, biar dia yang melesaikan semuanya. Aku rasa dia akan bertekad untuk memberantas misinya sampai ke akar" ucap Diyo sembari menunjukan surat kepemilikan saham Bar. Nama manager bar menjadi orang ketiga pemilik saham terbesar. Membuat spekulasi bahwa masih ada dua orang teratas yang terlibat dalam kasus ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pukul 12.00 siang WayV dan Diyo sudah segar. Mereka berkumpul untuk merencanakan misi terakhir. Layar besar sudah disiapkan Diyo untuk memaparkan misi mereka. Bukti-bukti perdagangan manusia sudah cukup untuk menjebloskan mereka ke penjara dan membebaskan para wanita malang yang terkurung. Mengenai transaksi narkoba, Diyo merencanakan pertunjukan langsung di markas besar kepolisian setempat.
"Erwin dan aku akan menginvasi CCTV bar. Karena client berteman baik dengan kepolisian akan memudahkan pekerjaan kita untuk menyiarkan transaksi secara langsung di monitor kepolisian. Sistem bar telah aku retas. Aku mendapatkan orang-orang yang akan terlibat pada transaksi hari ini" Diyo menampilkan 4 orang pria. 2 orang latin 1 orang Korea dan si Manager bar.
"Aku butuh Hendery untuk menembakan alat penyadap suara pada orang-orang terkait. Suara sangat diperlukan untuk menambah barang bukti"
"Harus manjat lagi bang?" keluh Hendrey.
"kali ini terakhir, akan ku buatkan senjata yang muat dalam sarung tangan sesudah misi ini. Ku bebaskan jenis peluru apa saja yang akan diisi" bujuk Diyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent From SM (ed WayV)
AçãoDi Indonesia WayV bukan Cpop melainkan Agen Rahasia besutan SM (Secret Management). Tugasnya bukan menyanyi dan menari melainkan menyelesaikan misi. Misi yang diajukan Client yang berani membayar mahal pada Agensi. Bukan sembarang misi yang di hadap...