"Kalau begitu siapa dosen perempuan yang hyung kasih bunga waktu di ruang dosen tadi?" Ucap Jungwon dengan mata berbinar menahan tangis. Jungwon juga tidak tahu kenapa semenjak bersama Jay ia menjadi cengeng dan manja seperti sekarang.
Melihat mata si manis yang berkaca-kaca membuat Jay luluh. Ia sebisa mungkin harus bisa mengontrol emosinya, karena ia juga tidak mau bertengkar dengan si manis hanya karena masalah sepele seperti ini.
Dan kali ini sepertinya si manis salah paham. Maka Jay harus membujuknya dan meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.
"Sayang, dengarkan aku." Ucap Jay lembut dan hati-hati.
Jay meraih tangan Jungwon untuk ia genggam. Kemudian ibu jarinya ia gerakan mengusap punggung tangan milik kekasihnya itu dengan lembut. Sedangkan Jungwon membiarkan kesempatan untuk pria-nya itu menjelaskan hal yang memicu pikirannya sedari tadi.
"Kamu salah paham. Akhir-akhir ini di meja kerja ku selalu banyak bunga dan beberapa kartu ucapan, entah dari siapa aku tidak tahu. Aku tidak mungkin membawanya pulang ke rumah kan? Maka dari itu aku berinisiatif untuk membagikannya ke dosen yang lain, dan baiknya mereka menerima hadiah-hadiah itu."
Tangan Jay terangkat mengusap bulir air mata yang jatuh di pipi cantik Jungwon. Kekasihnya terlihat begitu rapuh. Wajah dan matanya terlihat memerah, mungkin karena menahan kesal hingga membuat Jay merasa bersalah.
"Sudah ya, jangan nangis sayang." Ucap Jay. Ia tidak bisa melihat manisnya itu menangis. Melihat Jungwon menangis sangat melukai hatinya. Jay merasa jadi orang yang paling brengsek sudah membuat Jungwon menangis.
"Aku percaya sama hyung. Sebenarnya aku hanya menunggu hyung agar hyung cerita sama aku tapi hyung tidak. Maafin aku hyung." Ucap Jungwon.
"Tidak sayang, jangan minta maaf, kamu tidak salah. Seharusnya aku yang minta maaf. Maafkan aku, ya?" Ucap Jay.
Jungwon menganggukkan kepalanya. Kemudian Jay merengkuh tubuh rapuh kekasihnya itu erat. Tangannya bergerak mengusap punggung yang lebih muda dengan nyaman, memberikan rasa aman bagi si manis agar menghentikan tangisannya.
Setelah Jungwon mulai tenang, Jay melepaskan perlahan dekapannya. Ia menatap wajah cantik kekasihnya dengan tatapan lembut. Jungwon semakin hari semakin menggemaskan di mata Jay, apalagi setelah menangis seperti ini. Manis sekali, terlihat sangat lucu dan menggemaskan.
"Lusa Yoonwon ulang tahun. Aku menyewa gedung dekat taman kota untuk tempat pesta nya. Nanti bakalan ada Papa dan Mama berkunjung kesini buat merayakan ulang tahun cucu nya. Kamu mau kan aku kenalkan sama Papa dan Mama?" Ucap Jay sembari menatap Jungwon lekat.
"Benarkah? Tapi aku malu hyung." Balasnya.
Jay terkekeh mendengar respon Jungwon. "Tidak apa-apa sayang, jangan malu. Mereka pasti suka sama kamu." Ucapnya.
"Saudara-saudara hyung juga ikut?" Tanya nya.
"Ya, tapi tidak semua. Aku hanya mengundang beberapa orang saja, nanti juga bakal ada Jake." Jawabnya.
Jungwon nampak menganggukkan kepalanya. Jay mengulas senyuman tipisnya menatap wajah manis milik kekasih imutnya. Telapak tangannya senantiasa betah mengusap punggung Jungwon dengan sayang.
"Kamu masih marah?" Ucap Jay.
Jungwon menatap kearah Jay yang tengah menatapnya dengan tatapan lembutnya seperti biasa.
Jungwon menggelengkan kepalanya, "Tidak, karena aku percaya sama hyung." Ucapnya sembari tersenyum menatap Jay.
"Good boy." Jay kembali memeluk Jungwon dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing You | JAYWON
Fanfiction"Bolehkah aku egois? Aku ingin memilikinya seutuhnya." - Yang Jungwon.