LANGIT&BINTANG

126 16 38
                                    

"Hidup ini berwarna-warni Bintang,lebih berwarna lagi kalau aku terus bersamamu,"

-Langit Arjuna untuk Bintang Putri Laksama

****

Sang maha kuasa menampak Indahnya alam di sore hari.Burung-burung berkicau indah dengan merdunya suara mereka,alam menjadi lebih terasa nyaman dan segar.

Sore itu,Langit Raja Arjuna sedang duduk disebuah pohon rindang bersama dengan seorang gadis yang selalu menemaninya dari kecil,Bintang Putri Laksama.

Gadis yang Ia anggap adalah penyemangat hidupnya.Takdir mempersatukan mereka dengan cara yang sangat sederhana,mereka bertemu pada saat Ayah dan Ibu Bintang pindah ke kompleks dimana tempat Langit tinggal saat mereka masih berusia 2 tahun.

Kini dua anak itu bertumbuh menjadi seorang remaja yang sudah mulai mengerti dengan apa itu hidup.

Matahari perlahan-lahan mulai menenggelamkan cahayanya.Langit dan Bintang merasa beruntung bisa menyaksikan moment indah seperti ini.

Langit bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya kearah Bintang,mengisyaratkan gadis itu untuk bangun.

Bintang menerima uluran tangan Langit dengan senyum yang tercetak indah diwajahnya.

"Waktu upacara melihat sunshet sudah selesai Ibu Bintang!" Langit berdiri tegak didepan Bintang, layaknya seorang pemimpin upacara bendera.

"Siap Bapak Langit! dilanjutkan dengan upacara melihat Bintang dimalam hari pada pukul 12.00!" Bintang berkata sambil memberi hormat kepada Langit.

Lucu sekali mereka.

"Siap dilaksana kan!" Ujar langit dengan mencolek hidung Bintang dengan gemas.

Langit melingkarkan tangannya dipundak Bintang yang tinggi sedadanya.Dan berjalan mengantar gadis itu kerumahnya.

"Inget! jangan bo'ong lo,nanti gue bakal ngambek sama lo seribu tahun wlekk!" Ujar Bintang dengan wajah lucunya,saat mereka sudah tiba dirumah gadis itu.

"Emang bisa?" tanya Langit dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Gak bisa sih hehehe," kata Bintang dengan cengesannya.

Langit mencubit pipi tirus gadis itu dengan gemas."Lo bakal selalu ada dipikiran gue,jadi gue gak bakalan lupa!"

"Idih gomballll!" Ucap Bintang lalu pergi berlari dari hadapan Langit yang berada didepan gerbangnya.

"Inget mandi woy!" pekik Langit saat Bintang mulai membuka gagang pintunya.

"YANG ROMANTIS DIKIT NAPA!,MAKAN KEK ATAU ISTIRAHAT GITU.INI MALAH DISURUH MANDI! TANPA LO SURUH JUGA GUE BAKAL LAKUIN JUKIMAN!"  Teriak Bintang kesal.

Langit menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menampil senyuman manis diwajahnya.Senyum yang hanya Ia berikan kepada gadis terpenting dalam hidupnya.

Langit&Bintang•

"Coba liat bintang yang itu," Langit menunjuk kearah langit yang bertabur bintang berkilau.

Tepat jam 12.00, kedua remaja itu sudah ada dibawah pohon rindang dibawah langit malam yang sangat indah. Tiap malam minggu,mereka selalu melihat sunshet di sore hari dan melihat Bintang pada malam hari.Dan mereka tidak pernah melewati moment tersebut.

"Yang mana??!" Tanya Bintang penasaran.

"Itu tuh, yang paling berkilau.'

"Oh,iya gue liat."

"Cantik kayak lo,"

"Yaiyalah,kembaran gue, gitu loh!"

Langit melirik kearah Bintang dengan senyumannya dan segera mencubit pipi gadis itu.

"Iiiihhh! sakit ah,gak ada bosan-bosannya nyubit pipi gue lo!"

"Gemesin,"

"Gemecinn," tiru Bintang dengan memanyongkan bibirnya.

"Nih,tambah gemesyinn nih!" ujar Langit sambil mendesul-desul pipi Bintang dengan gemas.

"Lo juga nih!," Kata Bintang sambil melakukan hal yg sama ke Langit,dan tentu saja Ia segera lari agar tidak mendapatkan balasan dari Raja Langit bwahaha.

"Awas lo ya Benteng!"

Mereka berdua berlari saling kejar-kejaran mengelilingi pohon rindang itu sambil tertawa lepas.Hanya ada satu hal yang mereka inginkan.Ya, semoga Tuhan bisa memberi kesempatan untuk mereka bisa terus hidup bersama,meskipun hanya sebatas apapun itu.

"Capek ah!" Kata Bintang sambil ngos-ngosan.

"Sini peluk biar ga capek," ujar Langit sambil merentangkan kedua tangannya.

"Modus!" seru Bintang sambil menuju kepelukan Langit.

Bilang modus tapi meluk. Ahh lu mah gitu teng.

"Bilang aja suka kalau gue modus kan kan?!" Tanya Langit dengan nada songongnya.

Sontak Bintang melonggarkan pelukannya.

"Dih!" kata Bintang sambil melipatkan kedua tanganya dan menggit bibirnya kuat-kuat,salting kaga tuh.Tak tau harus berkata apa lagi bestie.

Langit lagi-lagi mencubit pipi tirus gadis itu.

"Sumpah Lang! lu ya,mau gue tendeng apa?!tangan lo mau gue patahin?Gak ada bosan-bosannya nyubit pipi mimutz gue lu!,di kira gak sakit apa," kata Bintang kesal sambil mengelus-elus pipinya dengan kasar.

"Ututu,tanduk benteng udah keluar nih," goda Langit sambil tertawa.

Gadis itu memukul bahu langit agak sedikit keras.

"Ah,sakit teng!,"

"Pembalasan! Bye!," kata Bintang lalu beranjak dari situ.

"Gak gue anter?!" pekik Langit.

"Gak usah!,gue mau---eh pokoknya gak usah deh,lo langsung pulang aja,bye-bye Raja Langit!" jawab Bintang sambil melambaikan tangannya.

Langit melihat punggung Bintang yang kian menjauh dari pandangannya dengan senyum indah yang tercetak diwajahnya.

"Lo berarti,buat gue Bintang."

Langit&Bintang

Selamat datang di cerita Langit&Bintang!

Gimana? mulai tertarik tidak?
Jangan lupa follow akun wp aku
Vote&comment ya
See you next chapter!


Langit Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang