Setelah dua minggu Lea tidak pusing memikirkan tugas tugas sekolah akhirnya ia memutuskan untuk kembali bertegur sapa dengan tugas yang diberikan guru.
Tidak lagi membawa sepeda motor kesayangannya, kini ia harus berangkat di antar-jemput oleh papa ataupun mamanya. Pagi ini ia berangkat bersama papa.
06.50 Lea tiba di depan gerbang sekolah, ah sungguh rindu sekali dengan sambutan pak satpam dan teguran guru BP.
"Lea masuk kelas dulu ya pa. Papa hati hati dijalan" ucap Lea sembari mencium punggung tangan kanan papanya.
"Belajar yang rajin ya. Nanti pulangnya mama yang jemput" balas papa Rizal yang kini mendaratkan satu ciuman di kening putrinya.
Turun dari mobil berwarna hitam milik papanya, kini Lea berjalan pelan menuju kelasnya. Tak lupa menyapa pak satpam yang ber name tag Cecep Paryanto itu.
"Pagi pak" sapa Lea
"pagi neng. Wah udah masuk sekolah lagi nih. Udah sembuh neng?" tanya pak Cecep
"Alhamdulillah udah pak. Udah sehat, udah sembuh, udah kangen sekolah, kangen pak Cecep juga"
Pak Cecep terkekeh, jujur menurutnya Lea anak yang ramah plus mudah bergaul. "Bisaan aja neng mah." Jawabnya malu malu
"Pak Cecep tau dari siapa Lea sakit?"
"Dari temen temennya neng atuh. Kok tumben banget cuma bertiga. Yang ga ada cuma neng Lea doang, terus pak Cecep nanya mereka, katanya neng Lea sakit"
"Ternyata diam diam pak Cecep merhatiin Lea ya" goda Lea yang membuat pak Cecep tersipu malu.
Pak Cecep itu satpam favorit Lea, dari sekian banyak satpam dan penjaga sekolah, hanya pak Cecep yang tidak galak, ramah pula. Pak Cecep juga termasuk dekat dengan para murid karena sifatnya.
"Atuh mah pak Cecep kangen. Biasanya neng Lea suka ngasih pak Cecep nasi uduk kalo gak roti."
"Jadiiii. Pak Cecep kangen sama Lea atau sama bawaan makanan Lea?" tanya Lea yang membuat pak Cecep terkekeh. Lucu sekali ekspresinya.
"Dua duanya neng" jawabnya yang mengundang gelak tawa Lea
Lea sengaja berdiam di pos parkir, sembari menunggu ketiga sahabatnya, Ia berniat memberi surprise karena sudah masuk sekolah.
"Neng Lea gak masuk ke kelas? apa mau sampe nanti upacara mulai disini?" tanya Pak Cecep sehabis menyusun parkiran yang berisi deretan sepeda motor itu.
"Nanti pak. Lea nunggu para kurcil kurcil itu datang."
Seolah paham siapa yang dimaksud pak Cecep mengangguk sembari duduk di atas motor. Dan dia baru sadar, dimana motor neng Lea?
"Neng Lea?. Motor neng Lea diparkir dimana?" tanya Pak Cecep takut, padahal seperti biasanya Lea akan memarkirkan motor didekat pos itu. Supaya terlindung dari panas, alasannya.
"Tadi Lea taruh situ pak" jawab Lea yang mengundang wajah panik pak Cecep
"Neng jangan main main, disini ga ada motor Neng Lea" Jawab Pak Cecep yang turun dari motor dan berjalan membelakangi Lea
Pecah sudah tawa Lea. Inilah yang ia rindukan, tawa lepas. "Tenang pak. Kan tadi Lea diantar papa. Motor Lea ada di parkiran rumah Lea kok" jawabnya Lea sukses membuat pak Cecep hampir melayangkan besi panjang ke arah Lea.
"Becanda pak maaf. Ekspresi pak Cecep lucu kalau ketakutan gitu"
Kembali menduduki sepeda motor yang sebelumnya ia duduki, atensi mereka menoleh ke sumber suara motor yang datang. Lelaki yang membuka helm itu memandang lekat ke arah Lea. Siapa dia? Pikir Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA [ON GOING]
Novela JuvenilAzalea Natasha Bagaskara gadis remaja cantik penyuka hujan akrab di sapa Lea menjalani hidup sederhana padahal ia berasal dari keluarga yang kaya raya Lea memiliki sifat periang namun cukup tertutup untuk pribadi, jadi ketika ada masalah ia tak per...