Mama's choice 1

3 0 0
                                    

Hai... perkenalkan namaku Yuhandini. Teman-teman dekat menanggilku Andien atau kadang juga Ndien. Aku sudah menikah hampir 11 tahun. Mempunyai dua orang putri yang sangat aktif. Anak yang pertama bernama Yunda Zahra, sekarang sudah kelas 4 SD. Anak kedua bernama Kayra, masih TK.

Aku bekerja sebagai guru sudah lebih dari 13 tahun. Menurut sebagian orang, aku orangnya sombong & galak. Menurut sebagian orang lagi, khususnya teman-teman dekat. Aku orangnya supel dan cerewet. Menurut anak-anak, aku adalah ibu yang cerewet tapi baik. Menurut atasan dan teman kerja aku ornagnya tegas, supel tapi pandai menempatkan diri.
Entah penilaian seperti apalagi menurut orang lain. Setelah membaca, nanti kasih komen ya bagaimana sifat aku menurut kalian.

Hari ini, adalah hari pertama aku di sekolah baru. Seperti rutinitas biasanya, aku bangun pukul 04.00. Membereskan rumah, sisa malam anak-anak main. Menghela nafas, melihat begitu kacaunya keadaan rumah. Anakku yang pertama Ayunda, merupakan anak yang kreatuf dengan sedikit sifat keras. Ciri khas tipe anak pertama yang tidak mau dikalahkan oleh adiknya dalam mendapat perhatian. Sisa guntingan tisu berserakan, yang tadi malam dibuatkan rangkaian bunga.
Sedangkan Azkayra dengan lukisan abstraknya, dia bilang itu adalah lukisan boneka patrik dan spongebob. Yang harus ditempel di pintu utama. Ya.. sudahlah, terserah kalian saja.

Jangan ditanya dengan tembok rumah, karena disana banyak karya yang mereka buat. Mau di cat ulang juga percuma kalau anak masih kecil-kecil begini. Asal kalian tahu, baru lebaran tahun kemarin rumah ini di cat ulang. Dan sekarang sudah penuh saja.
Kenapa tidak dilarang?.. cape juga ya melarang mereka untuk tidak corat coret tembok, yang ada malah mereka jadi takut jika aku terus marah-marah. Apalagi dengan waktu aku yang terbatas dengan mereka. Opsi terbaiknya membiarkan mereka untuk bebas mengekspresikan kreativitasnya, tentu saja tidak lepas dari pengawasan dan arahan sedikit demi sedikit membiasakan mereka untuk menggunakan kertas sebagai media untuk melukis.

Setelah menjalankan sholat subuh, aku berkutat dengan kesibukan di dapur. Membuatkan mereka sarapan pagi. Membangunkan suami untuk segera menunaikan solat subuh. Menanak air untuk mandi anak-anak.

Kadang kesal juga sih, saat suami susah dibangunkan. Karena kebiasaanya yang suka bergadang main game online dengan teman-temannya. Kadang merasa, gimana ya. Sama-sama cari uang. Tapi bagian kerjaan rumah lebih banyak istri yang mengerjakan. Suami jika pulang kerja langsung bisa rebahan, atau main game. Istri sibuk di dapur menyiapkan makan siang, tumpukan cucian karena pagi-pagi gak sempat nyuci atau tumpukan baju yang harus disetrika. Tapi ya, kembali lagi itu sudah menjadi pilihan hidup dan ibadah dalam rumah tangga.

Kadang jika sudah terlalu lelah dengan rutinitas yang ada, me time ala aku ya pergi cuci mata ke supermarket. Walaupun cuma sekedar melihat-lihat saja, tapi sebuah healing emak-emak super irit. He.

Anak-anak sudah siap berangkat sekolah dengan ayahnya. Aku menaiki motor sendiri "bismillah...!" Kuucapkan. Jalanan terjal setiap hari ku lewati naik turun bukit. Karena lokasi rumah yang berada diperbukitan. Dengan hati-hati ku bawa motor melewati turunan yang licin karwlena semalam diguyur hujan. Menyisakan sisa air genangan dan juga jalanan licin yang dipenuhi lumut. Jika sedikit konsentrasiku buyar bisa saja terpeleset masuk ke jurang.

Menuju sekolah pun sama terjalnya, karena melewati tanjakan yang jalannya sempit dengan kondisi yang sama berlumut.

Tiba di sekolah seperti biasa, menyiapkan anak-anak belajar. Keberagaman sifat anak di kelas, buat hidup aku tambah nano-nano. Aku mengajar di kelas 2, sebagian ada yang sudah lancar membaca, ada juga yang belum. Perlu perjuangan ekstra dan juga kesabaran menghadapi anak di kelas rendah.

Seperti Rendy, anak brokenhome. Ayahnya sudah meninggal, ibunya menikah lagi dan sering tidak ada di rumah karena bersama suami barunya ikut pergi bekerja. Awal pertama bertemu, jika diberi pelajaran menulis dia akan menangis dan meminta pulang. "Bu, Rendy pulang! Nangis!" Ujar Galang salah satu muridku.

"Loh, kenapa nangis Rendy nya?"
Tanyaku pada anak-anak lain.

"Gak mau nulis bu, biasa seperti itu!" Jawab Shinta "mamahnya gak ada!"  Lanjutnya.

Jam istirahat aku bercerita ke salah satu rekan guru "sudah biasa neng, si rendy mah! Jangan dipikirin. Kalau mamahnya pulang nanti dia ceria lagi" ucap bu Yati yang merupakan guru senior di sekolah.

Aku menghela nafas, "oh ..oke!"
Dari kejadian ini aku merenung, bagaimana mengembalikan semangat belajar Rendy. Pendekatan seperti apa yang harus dilakukan, bagaimana cara koordinasi dengan orangtuanya. Karena kebanyakan kasus seperti ini faktor orangtua sangat memengaruhi.

Menjawab kasus Rendy, aku melakukan berbagai pendekatan. Terutama saat belajar di kelas, aku lebih banyak berinteraksi dengan dia. Banyak mengucapkan kata-kata semangat saat dia belajar "ayo, Rendy pinter sedikit lagi nulisnya" atau "Bagus, Rendy hebat. Ayo nulisnya sama ibu disini"

Point pentingnya, seorang anak bik di rumah maupun di sekolah itu sama keinginannya. Ingin dimengerti, ingin diperhatikan.
Namun kadang seorang ibu itu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Seperti mama Rendy, dalam hatinya dia ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Namun disisi lain ada seorang suami yang juga harus diperhatikan, karena takut kehilangan. Setiap pilihan ada resiko sendiri. Namun sebisa mungkin, apapun yang kita pilih harus ditentukan faktor prioritasnya. Mana yang memiliki dampak atau efek yang lebih besar ke depannya.

Selesai mengajar, perjalanan pulang harus aku tempuh dengan jalur yang sama. Tanjakan dan turunan curam di depan mata.
Ya, mau bagaimana lagi. Setiap pilihan selalu ada resikonya, tinggal bagaimana sikap kita untuk menghadapinya. Mundur atau tetap melangkah!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mama's choiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang