PART 3 : Trouble Maker

168 29 10
                                    

Seperti pada kebanyakan orang kaya pada umumnya, Kevin baru bangun tidur saja semuanya telah siap bak sihir. Entah dari pakaian, sepatu, transportasi hingga makanan.

Rachel yang telah dua hari tinggal di sini mulai terbiasa dengan kelakuan Kevin yang agak menyebalkan. Awalnya ia juga sedikit terkejut ketika Kevin membawa dua wanita sekaligus ke kamarnya dan tidak ada yang melarang atau malaporkan kelakuan bejatnya. Tapi makin ke sini Rachel mengharuskan dirinya terbiasa, dan bersikap tak acuh terhadap perilaku Tuan mudanya itu.

Seperti sekarang, Kevin mulai berulah lagi. Ia sepertinya selalu mencari cara agar Rachel tak tahan bersamanya, contohnya saja hari ini, seharian ini ia selalu menyuruhnya mengerjakan pekerjaan yang bukan tugas Rachel. namun pada kenyataannya Rachel hanya menampilkan wajar datar tanpa keluhan apapun, karena menurut Rachel sendiripun itu hanya akan membuang-buang waktunya.

"Rachel!!! Ambilkan bir-ku di kulkas!" Teriak Kevin dari ruang kerjanya. Rachel-pun segera menuruni tangga dan menuju dapur untuk mengambil beberapa bir milik Kevin.

"Nona Rachel, ini tugas kami sebagai pelayan, apa perlu kami yang bicara pada Tuan muda?" Ucap salah satu pelayan di mansion keluarga Kim.

Rachel menggeleng dan tersenyum tipis, "Tidak apa-apa. Kevin hanya ingin menguji kesabaranku. Mungkin ini tidak akan lama." Balas Rachel, kedua pelayan itupun hanya menganguk patuh dan saling berpandangan. Tatapan mereka seolah iba dengan Rachel yang notabene-nya adalah korban kesekian dari ulahnya Kevin.

Rachel meletakkan bir itu di hadapan Kevin yang mentapanya dengan tatapan meremehkan.

"Bagaimana? Apa kau sudah mulai lelah Nona Rachel?" seringaian itu benar-benar membuat Rachel jijik. Menyebalkan memang berhadapan dengan orang macam Kevin ini, namun Rachel memutuskan tak mengacuhkannya saja. Ia terus-terusan menahan emosinya agar tidak meledak di depan pemuda ini.

Rachel diam dan menatap datar ke arah Kevin, "Apa? Kenapa tatapanmu itu seolah menantangku?" teriak Kevin yang sepertinya tersinggung dengan ekspresi Rachel.

"Tidak. Saya izin pamit kembali ke kamar, Tuan." Rachel sedikit membungkukkan badannya dan meninggalkan ruang kerja Kevin.

'Apa-apaan tatapan dingin itu? Bikin merinding saja.' Batin Kevin.

Kevin akui, Rachel tergolong perempuan yang cantik dan juga berkelas. Hanya saja rasanya jadi menyebalkan mengetahui perempuan itu bertugas sebagai bodyguardnya. Apalagi ia tidak bisa di ajak mengobrol dengan normal. Yang benar saja, wajah datar dan cara mengobrolnya yang kaku itu seperti robot saja!

Kevin menghela nafas, 'Apapun yang terjadi aku harus menyingkirkannya.'

....

"Aku ingin jalan-jalan ke mall, siapkan semuanya!" perintah Kevin pada pelayannya. Rachel hanya mengawasi dari punggung tegap Kevin. Entah apalagi rencana Kevin kali ini. Rachel seperti sudah mengetahui apa saja yang tersusun di otak Kevin.

Merekapun mulai memasuki mobil dan menancapkan gas menuju tempat yang ingin di tuju Kevin.

Mall yang terkenal di Seoul seketika heboh ketika Kevin menuruni mobil mewahnya. Oh jangan lupakan gaya sok kerennya itu. ya, kegantengan Kevin memang tidak diragukan lagi. Semuanya mengakui bahwa ia tampan, kaya dan berkarismatik, tapi jelas berbeda di mata Rachel yang sepertinya benar-benar jijik dengan si kaya ini.

"Kau lihat? Aku ini di puja-puja wanita." Bisiknya pada Rachel yang berjalan mengiringi langkahnya. Rachel hanya berdecih dalam hati. Bisa-bisanya pemuda narsis ini pamer di depannya.

Selang beberapa menit mereka berjalan-jalan memutari toko-toko yang ada di dalam mall, tiba-tiba Kevin ingin memasuki sebuah butik baju tradisional Korea yang ada di lantai 4 mall ini. Namun anehnya ketika pemuda itu berkeliling memilih baju, ia menghilang begitu saja dari pandangan Rachel dan pelayan lainnya.

GUARDIAN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang