Bab 8 : Hamil?

7 1 0
                                    

KLINTANG!

"Alex, sebagai tanda terimakasih aku bawakan bur...,eh?" tubuh Rachel mematung seketika.

"Maaf? Tapi Tuan Alex sudah pindah beberapa hari yang lalu," suara perempuan itu seolah menjawab pertanyaan yang tertahan dibenak Rachel. Dihadapannya kini bukan lagi Alex yang menyambutnya dengan senyuman hangat, melainkan seorang gadis remaja yang sepertinya baru bekerja menggantikan kepergian Alex.

"Ke...kemana? Dan Kenapa?"

"Saya kurang tahu mengenai itu, maaf. Tapi setahu saya ia berhenti bekerja karena di pecat."

"Dipecat?"

"I...Iya Nona, tapi sepertinya sebelum Alex berhenti, saya melihat dia sempat mengobrol dengan, em... sepertinya orang itu orang kaya." Ucap gadis itu dengan nada ragu.

"Siapa? Apa orang itu pemuda berambut pirang?"

Gadis itu mengangguk. Namun nampaknya pegawai baru itu enggan untuk lebih terlibat dengan konflik yang sama sekali tidak ia mengerti, karena itulah ia memilih mengabaikan Rachel dan masuk ke ruangan khusus pegawai toko.

Rachel termenung seperkian detik. Ia merasa ada yang janggal di sini. Kenapa Alex di pecat secara mendadak begini? Setahunya Alex bukan tipikal pria problematik seperti bos nya itu. Ah! Bos nya.

Entah firasat dari mana, ia merasa menghilangnya Alex ada hubungannya dengan Kevin. Rachel pun memutuskan kembali ke kantor dan bermaksud menanyakannya langsung dengan Kevin.

.....

Langkah kaki itu nampak tergesa-gesa menuju ruangan sang Tuan Muda, Kevin. Walaupun belum pasti yang melakukannya adalah Kevin dan motif apa yang ia miliki namun tetap saja Rachel merasa harus menanyakan ini pada Kevin. Kalaupun seandainya benar, ia akan benar benar...

"Wah, tumben sekali pagi-pagi sudah meluangkan waktu menemaniku?" Entah karena terbawa emosi atau bagaimana, nada bicara Kevin terkesan mengejek di pendengaran Rachel.

"Apa yang kau lakukan kali ini?" Tanya Rachel dengan wajah dinginnya.

"Apa? Tidak ada." Kevin mengangkat kedua bahunya dengan wajah tanpa dosa.

"Pegawai toko bunga, namanya Alex. Ku rasa kau cukup mengenalnya, kan?"

Kevin berdehem, seperti salah tingkah. Dan dari pernyataan yang telah dilontarkan Rachel, nampaknya benar. Kevin mengetahui sesuatu.

"Ya. Kenapa?"

"Kau membuatnya di pecat?" Kevin mengerutkan keningnya. Bukan karena marah dengan tuduhan Rachel, tapi entah kenapa ada nada ketidak sukaan dari gadis itu saat menanyakan tentang Alex. Kenapa? Apa Rachel benar-benar menyukai Alex?

"Memangnya kenapa? Ada hubungan apa memangnya kalian hah? Lagipula dia," Kevin terlihat sangat impulsif dari biasanya. Dan apapun respon Kevin itu sudah mengkonfirmasi bahwa memang dia yang membuat Alex di pecat. Rachel benar-benar muak dengannya. Tanpa menunggu Kevin yang mulai menjelaskan dengan penuh emosi, alih-alih mendengarkan, ia memilih beranjak dari ruangan itu dan mengabaikan Kevin yang kini terdiam melihat respon Rachel yang makin dingin terhadapnya.

"Sial!"

....

Rachel itu bukan gadis biasa. Dia terlihat sangat elegant dan mengagumkan walaupun di selimuti oleh wajah datarnya itu. Dari situlah Kevin selalu bertanya-tanya apa yang dipikirkan Rachel tentangnya selama ini? apa pernah gadis dingin itu menyukainya? Baper mungkin? Haha, sepertinya tidak. Tapi biasanya semua gadis akan takluk oleh pesona CEO muda ini, kenapa Rachel menjadikan dirinya sebagai pengecualian?

GUARDIAN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang