"Semakin kau mempercayai seseorang, maka semakin besar resiko kau akan kecewa."
....
Infeksi? Racun?
"Ya, diperkirakan itu berasal dari pisau yang menancap di paha Nona Rachel. Beruntung racun ini segera di netralisir dan tidak terlalu berbahaya."
"Tidak perlu di amputasi atau semacamnya kan, dok?" Dokter itu menatap Rachel yang masih terlelap cantik. Ia sedikit mengehela nafas dan menggeleng. Kevin mengernyit melihat keraguan nampak jelas di wajah sang dokter.
"A-Ada apa dok?"
"Saya tidak tahu pasti racun jenis apa ini dan kami juga tidak begitu tahu apakah kedepannya racun ini akan berdampak buruk bagi kesehatan Nona Rachel, tapi Yang jelas untuk saat ini Nona Rachel aman."
Kevin menatap Rachel dengan tatapan kosong. Pikirannya kacau entah kenapa. Gadis ini tanpa permisi memenuhi otaknya, dan tidak tahu bagaimana hatinya ikut sakit mendengar ada racun yang kini tertanam dalam tubuhnya.
"Berhenti menatap saya, Tuan," Kevin mengerjapkan matanya dengan ekspresi bingung, ia segera mendekat ke arah Rachel.
"Kau..., sejak kapan kau siuman,eh?"
Rachel menyeringai, "Sejak dokter itu mengatakan hal yang tidak masuk akal."
Kevin terdiam sejenak, kemudian berdehem, "Mau es krim?"
"Eh?"
"Iya, es krim. Kau tidak suka?"
"Suka tapi, kenapa tiba-ti.."
"Jangan banyak tanya. Besok kau sudah boleh pulang. Sebelum itu, kita beli es krim dulu."
Rachel menaikkan sebelah alisnya. Ada apa dengan Tuannya ini. Seorang Kevin menawarkan es krim padanya? Oh, mungkin ini salah satu cara anehnya Kevin karena merasa bersalah sudah menciptakan masalah besar ini.
Tapi Rachel tetaplah Rachel. Ia tidak ingin memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan membuatnya melibatkan perasaan. Tidak boleh.
.
.
Besok haripun tiba, setelah kembali memeriksakan kesehatan Rachel, Kevinpun menyuruh para pelayannya agar mengemasi barang-barang gadis itu. walau terlihat sedikit pincang, gadis itu selalu menolak uluran tangan dari para pelayan Kevin agar membantunya berjalan.
Rachel tidak ingin disentuh, tidak ingin dibantu selagi ia masih mampu. Ia hanya tak suka berhutang budi pada siapapun termasuk Kevin. Sayang kini ia jadi berhutang budi pada pemuda menyebalkan itu. seharusnya ialah yang melindungi Tuannya, bukan malah seperti ini.
Merekapun mulai memasuki mobil dan mulai menancapkan gasnya. Diperjalanan Kevin dan Rachel masih nampak saling membisu, namun sesekali Kevin melirik Letnan yang berada disampingnya ini.
Siapapun yang melihat tatapan sekaligus ekspresi Kevin sekarang pasti tahu, bahwa Tuan muda ini tengah mengkhawatirkan bodyguard-nya. Entah sejak kapan wajah Rachel menjadi objek paling menarik untuk terus dipandangi.
Rachel yang merasa diperhatikanpun sedikit berdehem, membuat Kevin tersadar dan sedikit salah tingkah. Sial.
Tunggu. Rachel mengernyit saat sang supir berbelok arah, bukannya menuju pulang jalan ini malah melawan arah, "Maaf Pak, kita mau kemana?"
"Lihat saja," Kevin yang menjawab membuat Rachel mengerti, pemuda inilah yang menyuruh supir itu berbalik arah.
Beberapa menit berselang akhirnya mobil mewah itu berhenti di sebuah taman hiburan. Lembayung senja seolah memperindah tempat yang kini dipenuhi gemerlapnya lampu warna-warni. Kevin pun turun dari mobil, sembari membukakan pintu untuk Rachel. Rachel masih menepis tangan Kevin ketika membantunya, ah perempuan yang keras kepala, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUARDIAN ANGEL
Dragoste‼️FOLLOW SEBELUM BACA & BERIKAN VOTE‼️ Rachel Lee seorang mantan tentara militer Amerika yang kini menjadi mahasiswi biasa disebuah kampus internasional di Korea, tiba-tiba mendapat tawaran untuk menjalankan misi sebagai bodyguard. Apapun yang terja...