PROLOG

369 43 6
                                    

GUARDIAN ANGEL

ZRASHHHHH....

Hujan begitu deras mengguyur tempat ini.

Beberapa kali kilatan cahaya muncul akibat petir yang tiada henti. Bau amis itu kini tersamarkan dengan bau hujan dan bau tanah yang teramat pekat.

Gelap. Semuanya gelap.

Hanya ada dia yang masih bersimpuh dengan bahu bergetar.

Sesekali ia meraung.

Bukan raungan kesakitan. Lebih tepatnya raungan kemarahan, dan kesedihan.

Ia basah kuyup. Hari sudah gelap dan ia masih berada di tempat yang sama di posisi yang sama.

Ia menangis.

Lengannya terluka, dan kini luka itu tersamarkan dengan air hujan.

Tidak, ada yang lebih sakit dari lengannya.

Hatinya.

Hatinya ikut terluka.

Persetan jika lukanya nanti akan infeksi. Yang terpenting sekarang bagaimana dengan tubuh yang berada di atas pangkuannya ini?

Apakah tubuh rapuh ini bisa bangun kembali? Bisa bernafas lagi? Bisa tersenyum kembali?

Ia menggenggam jemari dari tubuh itu.

Tentu saja dingin. Sedingin bongkahan es.

Air matanya mengering walau juga tersamarkan dengan air hujan. Ia sudah terlalu lama menangis.

"B-Bangun Lan!"

"Bangun!!!" Beberapa kali ia mengguncangkan Tubuh pemuda yang dicintainya itu.

Namun nihil.

Malaikat maut terlalu berbaik hati dengan menjemputnya lebih cepat.

Tubuhnya kembali gemetar.

Ia juga bersalah atas ini semua.

"M-Maaf Lan, aku belum sempat mengucapkan ini."

Karena ia mencintai Alan. Pemuda yang selalu bersamanya itu.

Seharusnya ia tahu. Ia tidak boleh mencintai siapapun di dekatnya.

Ia tidak boleh mencintai Alan, seorang pengkhianat kemiliteran.

Beberapa orang menghampiri gadis itu. Mereka yang memakai pakaian khusus lengkap dengan senjata itu berusaha menarik gadis itu agar kembali ke dalam rumah, namun gadis itu tetap bersikukuh berada di tempatnya.

Memeluk pria yang ia cintai.

"Maaf Nona, Anda harus kembali ke rumah. Anda bisa sakit terus-terusan di sini!"

Orang itu bernama Mark, ia harus sedikit berteriak agar bisa didengar oleh gadis yang dipanggil Nona itu. Karena suara hujan yang semakin bising.

"Tidak. Aku salah. Aku yang salah atas kematian Alan!"

"Kau tidak salah! Dia memang harus dibunuh!!!" Teriak Mark lagi, membuat gadis itu menatapnya.

Mark sebenarnya merasa iba. Ia tahu apa yang dirasakan Nona nya itu, tapi peraturan tetaplah peraturan.

"Peraturan tetaplah peraturan, Nona. Anda adalah atasan saya. Jadi anda juga harus memikirkan bagaimana kondisi kami saat anda seperti ini."

"T-Tapi aku melakukannya, Mark...." Mata sehijau zamrud itu menatap lemah kearah Mark.

Demi Tuhan.

Mark tak pernah melihat atasan nya selemah ini. Gadis itu adalah gadis yang penuh semangat dan ceria.

Kenapa harus jadi begini?

Mark berjongkok, lalu merengkuh bahu rapuh itu.

"Besok dia akan dimakamkan, jadi lepaskan dia dan biarkan dia tenang."

Gadis itu masih bergeming dengan tatapan kosong. Benar-benar memilukan.

"Maaf Nona, aku tidak bisa membantumu kali ini."

Gadis itu tiba-tiba melepaskan pelukannya pada tubuh Alan yang tak bernyawa itu, dan berdiri.

"Mark," panggilnya.

"A-Ada apa?"

"Aku ingin pergi."

"K-Kau bicara apa,hah?!"

Dengan gerakan cepat gadis itu mengambil pistol yang ada di ikat pinggang Mark dan..

DORR!

"TIDAAKKKK!!!!"

Los Angeles, 13 Februari 2020

...

Hujan malam itu begitu dingin menyesakkan.

Seorang pemuda berambut cokelat menatap keluar jendela.

Sesekali terlihat ia mengepulkan asap kecil dari mulutnya.

Benar-benar dingin.

Ia menyesap kopi hangat, namun tak kunjung membuat dirinya lebih baik.

Ia sedikit melirik dua orang bodyguard yang berdiri di belakangnya.

Degan seringai khas miliknya ia mengintruksi agar mereka menghampiri pemuda itu.

"Malam ini aku bosan. Bisa temani aku keluar sekarang?"

"Maaf tuan, di luar sedang hujan."

PRANG!

Pemuda itu melempar cangkir kopinya.

Dengan wajah angkuh ia berbalik dan menatap tajam bodyguardnya itu.

"Kau kira aku bodoh?"

"M-Maaf Tuan, tapi Ayah anda bilang-!"

"BERHENTI BEKERJA DENGANKU KALAU KALIAN MEMBANTAH!!!"

Semua terdiam. Pelayan yang berada di ruangan ini pun semakin membisu.

"Kaliankan yang ingin menjagaku? Sekarang ikuti kemauanku!" Pemuda itu menyeringai.

"....atau kalian mau ku berikan surat pengunduran diri?"




Korea Selatan, 13 Februari 2020

.....

Guardian Angel @Risoles_24

GUARDIAN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang