Chapter 4: Loker

1 0 0
                                    

Sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian itu. Punggungku juga mulai agak baikan dan juga keadaan kantor mulai seperti biasanya lagi. Para pekerja sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Dan disinilah aku duduk manis dibalik meja direktur sambil menyeruput kopi hangat. Dari sini aku bisa melihat hampir semua anak buahku yang sedang bekerja. Para staff lapangan yang berlalu-lalang menyerahkan laporan, staff administrasiku yang sibuk mengetik, dan tak ketinggalan juga staff kebersihanku yang sibuk membersihkan lantai dan mengelap pintu kaca yang ada dilobi. Mereka semua bekerja dengan baik, jujur saja aku tak menyesal telah merintis bisnis ini dari nol. Aku lihat Valerie mulai cocok dengan semua ini. Aku sengaja memasangkannya dengan Pak Rudi. Pak tua tersebut sangat bisa diandalkan, dibalik wajah keriput dan kumis putihnya ia sebenarnya menyimpan banyak sekali pemikiran-pemikiran luar biasa ketika menyelesaikan sebuah kasus. Julukannya di kantor adalah Poirot tipis. Ya benar sekali tipis. Orang-orang memanggilnya begitu karena pemikirannya yang seperti tokoh fiksi Hercule Poirot namun yang membedakannya adalah kumis putih milik Pak Rudi yang tipis. Namun dibalik itu semua aku masih penasaran dengannya. Gadis beramput hitam panjang ini sangatlah misterius. Ia tiba-tiba pingsan didepan kantorku, bahkan saat itu ia tidak mengingat namanya sendiri. Aku sudah meminta bantuan kepada temanku yang bekerja dikepolisian untuk mencari data diri tentangnya namun hasilnya selalu saja nihil. Ia seakan baru terlahir didunia ini, seluruh data diri tentangnya tak ditemukan dimanapun. Dan juga yang paling aneh diantara itu semua adalah ia sangat mirip dengan sahabatku dulu. Bukan hanya wajah dan fisiknya namun sikap, cara ia berbicara semuanya, semuanya ia sangat mirip dengannya bahkan aku bisa sampai bilang kalau ia sama persis dengannya. Apakah mungkin itu memang-benar-benar dia? Tapi itu tak mungkin ia sudah tiada 10 tahun yang lalu. Namun akan berbeda lagi seandainya penelitianku bersamanya 10 tahun silam berhasil. Semua spekulasi, kemungkinan, dan teori tentangnya berputar dalam pikiranku hingga mereka berdua berhasil membuyarkan itu semua.

"Reiza apa kau sedang melamun?"

" Ah tidak pak, ada apa?"

Memang aneh bukan memanggil atasan sendiri hanya dengan namanya. Aku memang yang menyuruh Pak Rudi begitu, mengingat dulu ia adalah guru SMA ku. Ia guru sejarah yang baik, aku sudah mengajaknya bergabung sejak perusahaan ini baru dibentuk. Atau singkatnya ia anggota staff lapangan pertama sejak pertama kali perusahaan ini berdiri. Aku memang sengaja mengajak guruku sendiri karena aku masih ingat betul bakatnya tersebut. Ia selalu memecahkan semua permasalahan di sekolah dengan pemikiran-pemikiran uniknya. Dan aku yakin hal tersebut akan mempermudahkannya dalam memecahkan sebuah kasus. Setelah ia pensiun jadi guru aku langsung mengunjungi rumahnya untuk membicarakan perihal perusahaan ini. Ia sangat mendukungku dan ia sangat senang ketika aku mengajaknya bergabung.

" Kami mau minta surat izin luar distrik."

" Luar distrik? Untuk apa memangnya?"

Surat izin luar distrik dengan benda tersebut kau bisa bekerja di luar distrikmu. Mengingat adanya SITDIS maka surat tersebut diperlukan.

" Kepolisian dari Distrik Batang meminta bantuan pada kita. Katanya disana terjadi pencurian."

" Bukan itu maksudku, apa disana tidak ada agen detektif swasta seperti kita?"

" Sepertinya kita akan digabung dengan agen detektif swasta disana."

Akupun berpikir sejenak, apa kasus pencurian disana sebegitu besarnya sehingga memanggil kami jauh-jauh dari sini. Aku pun membuka map merah yang diberikan Valerie tadi. Setelah kubaca itu ternyata sebuah kasus pencurian loker di sebuah stasiun. Memang sudah lazim sekarang disetiap stasiun dilengkapi sebuah loker untuk menyimpan barang-barang dari para konsumennya. Namun yang membuat kasus pencurian ini heboh adalah loker yang telah dicuri isinya adalah loker milik kepala distrik daerah tersebut. Dan barang yang dicuri pun katanya sebuah dokumen penting. Dokumen apa yang dimaksud tidak dibahas lebih lanjut.

Esok Yang Lebih BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang