3. Kaget

48 11 16
                                    

"Semua dimulai saat Aku tak menyadarinya"

Delin memulai melihat dengan jeli saat sampai di tempat pedagang makanan. Kiri kanan Delin memfokuskan matanya, begitu juga dengan Yuna. Sembari menunduk Delin melihat seluruh sisi jalanan, sampailah akhirnya Delin melihat sebuah kunci motor dengan mainan berwarna hijau. Delin langsung menuju benda tersebut, namun ketika Delin ingin mengambilnya, ternyata ia didahulu oleh seorang cowok. Delin kaget, melihat penampakan tangan, serta sepatu all stars hitam putih yang sudah kusam, ketika itu mereka sama-sama jongkok, kemudian mereka berdiri bersamaan. Mereka saling berpandangan.

Beberapa detik dunia Delin seakan terhenti.

Delin terdiam sejenak, memandang cowok yang ada di depannya, gagah menggunakan kaos hitam serta celana jeans. Sungguh, siapa pun melihatnya akan mematung seperti Delin saat ini.

Apakah jantung Delin dalam kondisi aman dan tentram?

Tak pernah ia menyangka bahwa saat ini, ia berhadapan dengan cowok itu.

Cowok bermata coklat itu memperhatikan kunci motor di tangannya. Dan melihat Delin "Ini punya lo?" iya bertanya memastikan.

Delin masih terpana tanpa menyadari, pertanyaan dari si cowok.

Dia kembali bersuara. " Delin."

"Eeh, i...iya kak Rey," jawab Delin gugup.

"Ini," Rey menyodorkannya. " Kok bisa jatuh?" Tanya ia kemudian.

"Itu, Yuna nggak hati-hati," jawab Delin tersenyum.

"Lain kali hati-hati, untung aja ketemu," suara itu baru saja keluar dari mulut seorang Rey. Ini adalah sebuah pesan dan amanah yang harus ia ingat selamaya. Menurut Delin.

"Iya Kak, makasih ya," sahutnya dengan masih memberikan senyum terbaik.

Reyki membalas semyum Delin," iya." Dan pergi dari pandagan Delin. Kini ia sedang mengikuti langkah laki-laki itu dengan matanya.

Saat yang bersamaan, datanglah Yuna sembari berlari menuju Delin.

Dengan masih mengatur napas dia bertanya."Lin, gimana ketemu nggak kuncinya?"

"Udah, nih!" menunjukkan pada Yuna.

Delin masih tersenyum, melihat Reyki yang sudah cukup jauh. Yuna hanya memandang Delin penuh heran . "Woyy, kenapa lo? Senyum-senyum," Yuna menepuk bahu Delin.

Matanya masih menatap kepergian Rey. "Na, tahan gue Na, nanti gue terbang lagi, gara-gara lihat dia."

Yuna sedikit tak mengerti maksud Delin sehingga ia mesti bertanya lagi. "Haaaaa?. "Maksud lo apaan sih?"

Fix, kali ini dia hampir membuka rahasianya sendiri. Dan untung saja sepupunya yang satu ini, memiliki jaringan yang lelet di otaknya.

Aduh Delin, kacau lu! Bego!

"Ohh, nggak. Bukan apa-apa kok, nih kunci motor," kata Delin mengalihkan pembicaraan. " Kita balik lagi ke lapangan yuk, nonton lagi." jelas, dari kalimatnya ada maksud terselubung yang kini tengah menguasai jiwanya.

Kemudian mereka kembali lagi ke tempat semula. Namun kali ini Delin menuju pada satu titik, Reyki. Delin menelusiri tepi lapangan, karena dia yakin Reyki nggak berada di tengah lapangan, ya kali dia main bola pakai style kece gitu.

Kalian harus tahu. Reyki ini juga anggota dari kebelasan Drew. Tapi kali ini aja dia nggak bisa ikut bertanding.

Tak lama kemudian pertandingan selesai, pertandingan dimenangkan oleh kesebelasn Drew dengan 5-3. Semua orang berosrak-sorai dengan kemenagan tersebut.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang