4. Hobi Baru

41 9 12
                                    


***

Dunia Delin hanya tentang Reyki, seseorang yang telah membuat ia merindu. Senin adalah awal yang ia benci, atau bahkan semua orang. Tapi kali ini, ia begitu semangat pagi ini.

Reyki yang telah mengubah semua sikap Delin. Padahal ia tidak pernah memberikan semangat apa pun padanya.

Jatuh cinta selalu membuat seseorang menjadi aneh!

Bagaimana tidak! Reyki tak pernah melakukan apa pun terhadap Delin. Apa mungkin, Reyki baru saja mentransfer energi semangat kepada Delin? Entahlah.

Delin menuju meja makan, ia mendapati Geral sudah terduduk di sana sembari menyantap roti dengan segelas susu. Geral pangling melihat adiknya yang sudah sangat rapi duduk di hadapannya, dengan wajah yang ceria. Senyuman yang begitu mengembang sempurna.

Delin terheran dengan sikap kakaknya, lalu ia melihat bajunya, ia pikir ada sesuatu yang aneh pada dirinya. "Kenapa sih lihatin gue gitu?" Ia bertanya sembari mengoleskan selai nanas di roti tawar.

Geral masih memandang adiknya . "Heran aja, tumben jam segini udah rapi, minum obat apa lo semalam?" Tak bosan-bosannya ia melontarkan ledekan pada Delin.

Delin cemberut mendengar ucapan kakaknya. "Enak aja, yang namanya hidup itu harus ada perubahan, harus ada peningkatan lah, makannya gue bangun pagi," Delin menjawab dengan bijak.

Geral geleng-geleng kepala setelah Delin menyelesaikan kalimatnya. "Wahh!! Habis ikut acara motivator di mana? Bijak banget sekarang," lagi-lagi hanya ledekan yang Delin terima.

"Kak Gerrraalll," gerutu Delin. Dan Geral hanya terus tertawa.

"Assalamualikum," ucap seseorang dengan seragam putih abu-abunya yang masuk ke rumah Delin.

"Waalaikumsalam," jawab Delin dan Geral serentak.

"Hai," sapa Yuna.

"Hai Na! Udah sarapan, sini sarapan bareng," ajak Geral.

"Udah kok kak," jawab Yuna sembari duduk. "Eh, gue nggak mimpi kan?" celetuk Yuna menatap Delin heran, setelah ia duduk di sebelah Delin.

Geral memandang Yuna, "Mimpi apaan?"

Yuna memainkan sudut mata ke arah Delin. "Ini beneran Delin kan kak?" Ia kini ikut-ikutan meledek sepupunya.

Dan Geral sepertinya paham maksud Yuna, "Kenapa Na, heran ya, dia tiba-tiba ada di sini sepagi ini?" Geral berusaha menahan tawa.


"Iya kak, nggak biasanya," sahut Yuna.

"Iihh apaan sih, gue udah berubah masih aja salah," wajahnya kembali kusut.

"Nggak salah kok Lin, cuma heran aja, nggak bisanya gue lihat lo pagi-pagi udah ada di sini," bantah Yuna.

"Itu yang dinamakan perubahan, nggak mungkin dong gue selamanya kayak gitu," kata Delin dengan bijak lagi.

Tiba-tiba semua mendadak hening, mereka saling menatap layar handphone masing-masing. Geral yang tadinya asik memainkan Hpnya mendadak beranjak dari kursi. Delin memperhatikan kakaknya yang telah berdiri. "Mau kemana kak?"

"Beres-beres, mau pergi," sahut Geral yang kini telah menjauh dari ruang makan.

Delin dan Yuna menyusul Geral menuju ruang tengah. "Pergi kemana?" sambung Yuna kemudian, "Bukannya kak Geral nggak kuliah ya."

"Ada kerjaan," jawab Geral sembari memasang sepatunya.

"Waahh!! Dapet duit dong, bisa tuh traktir kita," ucap Delin tersenyum.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang