9. Bahagia atau Sedih

21 0 0
                                    

***

Delin memilih menunggu angkot di depan kafe. Ia begitu semangat menuju rumah, tak sabar ingin menonton pertandingan, tak hanya karena ia suka sepak bola, namun juga seseorang yang menjadi alasan mengapa ia harus ada di lapangan.

Namun entah mengapa, angkot yang ia nanti-nanti tak jua datang. Satu jam sudah Delin berdiam diri di halte. Lirik sana, lirik sini mengharapkan sebuah angkot yang siap mengantar dirinya ke alamat.

"Benar kata kak Geral, apa gue bawa mobil aja ya ke kampus? Tapi gue..." Gumam Delin.

Di sela-sela menunggu angkot, Delin kembali ingat postingan IG. Dia hanya penasaran apa reaksi Reyki. Atau tanggapan orang- orang. Apa selanjutnya yang akan terjadi? Ada sedikit kecemasan yang tertanam di hatinya. Dini saja yang bertanya telah membuat dia sulit berdalih. Apa lagi jika ratusan pengemar Reyki yang telah menyiapkan berjuta-juta pertanyaan pada dirinya. Atau bahkan akan menyerangnya. Memikirkannya saja Delin sudah merinding.

Belum lagi para tetangga, teman-teman Reyki, Yuna dan kakaknya. Karena Delin tahu, Reyki sangat berpengaruh, padahal Rey itu hanya manusia biasa, namun bak bintang terkenal. Dan masalah lainnya Delin tidak tahu siapa sebenarnya orang iseng yang menyebabkan fotonya dengan Reyki.

Awas aja kalau ketemu gue gulung dia kayak tikar!

***

Setelah melewati hari-hari indah di kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati hari-hari indah di kampus. Eh typo! Setelah melewati satu hari paling menyebalkan di kampus, Reyki memilih untuk pulang dan ingin mencari tahu biang gosip tentang dirinya.

Dan sepertinya dia sudah miliki satu nama untuk di interogasi dan menjadi tersangka dalam gosip yang menghebohkan jagat raya.

"DELIN!!" Dia mendekat ke arah Delin. Dengan hatinya yang kini meronta-ronta yang akan segera meledak di depan Delin.

Manusia yang baru saja mendengar namanya dipanggil, langsung menoleh ke sumber suara. Betapa terkejutnya dia, sang pujaan hati, yang baru saja ia pikirkan tiba-tiba muncul di hadapanya.

Suhu Bandung cukup sejuk, namun Delin merasakan gerah seketika. Dia hanya memantung melihat Reyki. Seakan tenaganya hilang untuk melakukan sesuatu. Jantungnya berdegup kencang. Di kepalaya sudah banyak menumpuk sejumlah pertanyaan.

"Ikut gue!" dengan nada suara tinggi ia menarik tanggan Delin.

"Iih apaan sih tarik-tarik!"

"Ada apa sih kak, aku mau pulang!" Delin sedikit kesal menutupi kegugupan. "Pak nggak jadi ya, maaf," ucap Delin kepada supir angkot yang telah berhenti di depan halte.

"Gimana sih?" Aksi Reyki berhasil membuat supir angkot kehilangan penumpang.

Delin mengikuti langkah Reyki, tak ada satu kata yang bisa dia lontarkan untuk sekedar menolak ajakan Reyki. Mereka berhenti saat sampai di taman.

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang