6. Reyki Raditya Guatama

43 6 5
                                        

Udah pernah dengar nama dia? Kira-kira dia siapa ya?

Sepertinya kamu harus mengenalnya lebih jauh💙

Selamat membaca🤗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Manusia satu ini, bahkan mengalahkan dinginya bongkahan es

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia satu ini, bahkan mengalahkan dinginya bongkahan es. Sayangnya banyak yang terlalu menyukai sepesies seperti dia. Walaupun dia hanya diam, namun sangat mudah membuat kaum hawa terbawa perasan. Ya jika kamu ingin tau seberapa dinginya dia, mungkin kamu harus mengenalnya lebih jauh lagi. Sampai akhirya dia bisa berubah jadi matahari.

Tapi bakalan bisa nggak ya?

Siapa yang akan berhasil mencairkan si batu es?

Layaknya kulkas, ia juga tidak peduli dengan deretan perempuan yang kini mengagung-agungkannya. Dia hanya mementingkan kuliah dan sepak bola.

Seperti pagi ini, dia sudah sangat rapi dengan jaket levis. Sebelum keluar kamar, dia sempatkan berkaca, memastikan tidak ada yang salah dengan penampilanya.

Jam diding telah memintanya untuk segera bergegas. Ia terlambat bangun hari ini. Dering handphone, membuat dia berhenti memasang tali sepatu. Di layar itu tertera nama seseorang.

Kinta.

"Kamu di mana? Udah mau mulai nih."

"Iya lagi beres-beres. Bentar lagi aku sampai di kampus"

"Jangan sampe telat, nanti nggak di bolehin masuk."

Reyki menutup panggilan. Dengan cepat ia mengambil ransel, dan lebih mempercepat langkahnya menuju teras rumah. Bahkan, lebih memilih melewati meja makan.

"Rey, kamu nggak sarapan?" tanya seseorang yang kini duduk menikmati makanannya.

"Di kampus aja nanti Ma," sahutnya saat telah cukup jauh.

Dia tidak ingin telat ke kampus. Bahkan seumur-umur dia tidak pernah telat untuk datang ke kampus. Sungguhh mahasiswa yang amat dan sangat disiplin. Sekitar 30 menit, ia telah sampai di gerbang kampus. Setelah memarkirkan motornya. Sekarang ia berlari menuju lantai tiga.

Reyki telah di lantai tiga, sesampai di depan rungan, ia menarik napas lega karena ia belum melihat batang hidung dosen mata kuliah pagi ini. Sangat langkanya spesias yang satu ini, sangat takut jika tidak bisa mengikuti perkulihan. Apa masih ada spesies yang langka seperti dia?

Kedatangan Reyki mengalihkan pandangan beberapa mahasiswi di rungan itu, dia memang memiliki daya tarik tersendiri. Dan untuk Reyki, dia tidak peduli, tapi hal ini tidak menandakan jika manusia beku satu ini sombong.

Reyki duduk di sebelah Kinta, napasnya masih sesak. Lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi. Kedatangan Reyki membuat Kinta sedikit lega." Kamu tepat waktu Rey," ucap Kinta tersenyum.

Jika ditanya, bagaimana teririsnya hati mahasiswi melihat Kinta yang begitu mudahnya dekat dengan Reyki. Sangat teriris, sayangnya mereka nggak bisa melakukan apa-apa.

Mau marah? Emang Reyki siapa mereka?

"Kinta kenapa bisa ya dekat sama Rey?" bisik salah satu mahasiswi.

"Mungkin, dikasih jampi-jampi kali," sahut mahasiswi lain, dengan suara lantang. Hingga membuat beberapa orang menoleh ke arahnya.

"Eh, nggak boleh syirik!" tegur Ari sembari menepuk meja.

Reyki dan Kinta sibuk dengan urusan masing-masing, mereka jelas tau tokoh yang kini menjadi bahan pergibahan itu. Tapi keduanya memilih diam saja, kedekatan mereka memang sering menjadi permbicangan. Mungkin sudah menjadi resiko, bagi seseorang cewek yang dekat dengan Reyki Raditya Guatama. Alasanya juga belum bisa di temukan.

Mungkin beberapa orang berpendapat bahwa, Kinta adalah perempuan yang paling istimewa di mata Reyki. Mungkin juga orang-orang berpikir, keduanya sedang berada di fase pendekatan. Atau bahkan lebih dari itu.

Tapi sayangnya, dugaan itu memang sulit dipecahkan, hubungan mereka hanya menjadi misteri. Semua orang tidak tau hubungan apa yang sedang mereka jalani.

"Selamat pagi," seorang dosen melangkah memasuki kelas itu.

"Pagi," sahut beberapa mahasiswa.

Suasana yang tadinnya cukup heboh oleh geng tukang gosip, menjadi hening seketika. Semua telah kembali ke tempat duduk masing-masing. Suara mereka yang keras, mendadak hilang ditelan rasa takut.

***

Sebelum semua mahasiswa keluar dari ruangan, Reyki sudah terlebih dahulu beranjak dari kursinya. Sepertinya sore ini, dia harus menyaksikan pertandingan, dan itu tidak ingin dilewatkan.

"Rey," panggil Kinta dan berlari menyusulnya.

Langkahnya terhenti, menoleh ke belakang. "Kenapa?"

"Kamu kok buru-buru? Mau kemana?" Tanya Kinta saat berada di sampingnya.

"Mau pulang, biasa nonton turnamen," jelasnya.

"Oh gitu."

"Yaudah, aku duluan ya," pamit Reyki.

Reyki menuju pintu, saat ia akan pergi, Rival menunda lagi langkahnya. "Woy buru-buru amat lo, kemana?"

"Biasa, turnamen menunggu, gue duluan ya bro!" pamitnya dan meninggalkan Rival.

Namun saat dia ingin melangkah pergi, lagi-lagi niatnya pulang cepat batal, ketika seorang cewek meneriaki namanya.

"Reeeeyyy," suara itu meneglegar di lorong kampus

Suaranya benar-benar telah membuat dia sebagai pusat perhatian. Dan menjadi petaka dan cobaan terbesar bagi Reyki. Tentu! Bagaimana tidak.

Shesil berjalan ke arah Reyki, dengan senyum yang sok manis. Suaranya saja sudah membuat Reyki sangat ilfil, apalagi bajunya yang setiap hari harus membuat mata semua orang sakit. Termasuk mata Reyki. Apa dia tidak bisa menggunakan baju yang cukup normal? Cerah amat tuh baju bikin silau lagi.

"Aduuuhhh," ringis Reyki menepuk keningnya.

Dia tidak bisa melakukan apa-apa, cewek itu sudah ada di depanya. Dan tanpa basa-basi, cewek itu langsung mengandeng tangan Reyki. Seakan-akan dia adalah pacar Reyki. Reyki hanya diam, dia lelah untuk marah-marah kepada cewek ini, percuma saja dia menghabiskan energi untuk memarahi Shesil.

"Rey, kamu anterin aku pulang ya!" pintanya memelas.

"Emang gue supir lo," ketus Reyki.

Kinta dan Rival hanya tertawa melihat wajah Reyki, yang kini tidak tahan dengan tingkah aneh cewek di sampingnya.

"Kok kamu gitu?" mulutnya maju beberapa meter, eh kepanjangan nggak tuh.

Reyki tersenyum licik, tiba-tiba kepalanya baru saja mendapatkan ide." Oke, gue anterin lo pulang, tapi tunggu di sini, gue ke toilet dulu."

Perkataan yang baru saja keluar dari mulut Reyki, membuat Kinta dan Rival kaget. Sekarang Kinta menatap Reyki, memastikan bahwa Reyki benar-benar serius. Reyki tersenyum ke arah Kinta. Memeberi isyarat jika dia tidak serius.

"Beneran kan?" Tanya cewek itu memastikan.

"Iya," Reyki tersenyum meyakinkan.

"Ok," wajahnya sangat ceria mendengar hal tersebut.

Shesil melapaskan tangan Reyki, dia melagkah pelan meninggalkan Shesil. Saat telah jauh, dan ketika itu juga dia berkata," Bye... gue pulang dulu ya!" ucapnya melambaikan tangan, dan berlari sekencang mungkin.

Dan hal hasil sudah di pastikan, wajah Shesil yang tadinya sangat cerita mendadak kesal dan meneriaki nama Reyki lagi.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar ya guys.
Terimakasih 🖤🤍

FOLLOW IG
@seventeen.virgo
@officialvirgoseventeen
@kesebelasandrew_

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang