Lavender
· · ·
Sesuai janji buat belajar bareng, sekarang udah jam tiga lebih. Gua udah beres mandi, terus semua barang-barang buat belajar udah pada tempatnya. Gua keluar dari rumah sambil pake jaket kain coklat favorit gua—yang ada tulisan 'Xtraordinary' dibelakangnya—terus langsung jalan ke bagasi samping rumah buat ambil motor.
Nggak perlu pamit ke siapa-siapa. Papa gua kerja, Bang Jerry nggak tau dia masih hidup di mana sekarang. Makanya, gua kadang iri sama anak-anak lain yang kalo mau pergi, pasti izin ke keluarganya. Apalagi izin sama mama, pasti itu jadi hal yang manis banget.
Dengan earphone bluetooth warna hitam legam di kedua telinga gua, gua ditemenin sepanjang jalan sama lagu Like We Used To dari A Rocket To The Moon. Sekalian, gua rekomendasiin buat lo semua.
—
Sesampainya gua di rumah Olla, ternyata udah jam empat kurang. Tanpa basa-basi gua langsung pencet bell di samping pintu rumahnya.
Ting~ tong~
Nggak perlu nunggu waktu lama, anak dari si pemilik rumah dengan rambut panjang hitam legam sepunggungnya, poni lucu yang nggak pernah absen untuk mempercantik wajahnya, plus senyum manisnya, keluar dengan wajah yang fresh banget. Gua sempat pangling, kaya bukan Olla yang biasanya kalo di sekolah. Kali ini dia benar-benar cantik. Duh, apaan sih.
"Hai Jer! Yuk, langsung masuk aja?" Ajak Olla, senyum manisnya masih dia pasang disana.
Dengan kikuk, gua masuk rumahnya—yang lumayan gede ini. Aroma lavender yang sangat harum tanpa izin masuk ke lubang hidung gua. Begitu sampai di dalam, gua langsung disambut sama Mamanya Olla. "Jerico ya? Selamat dateng ganteng," sambut Mamanya Olla, ramah banget. Malah pake dipuji segala nih, Tante.
"I-iya Tan.. hehe," jawab gua malu-malu. Gimana lo nggak malu coba gua tanya?
Gua langsung diajak Olla naik ke atas, karena katanya kamar dia ada di atas. Gua sempet panik, masa belajar di kamarnya? Kan nggak etis aja ya. Soalnya hubungan gua sama Olla kan sebatas temen sekelas doang, nggak lebih. Tapi, kok, ini gua yang jadi panik sendiri sih? Jerico Sahid, keep calm, jangan sampai lo keliatan panik. Jalanin aja.
"Nah nyampe," kata Olla sambil buka pintu kamarnya yang warna putih bersih, terus ada gantungan bingkai kecil lucu bentuk kucing yang gua liat sekilas kayaknya itu Olla waktu masih kecil. Gua diajak masuk, terus disambut sama aroma lavender yang wangi ini (lagi). Lama-lama rumah si Olla udah mirip kebun lavender aja.
"Oh iya Jer, temen gue belum dateng, jadi tunggu dulu ya? Kalo lo nggak enak di sini, lo bisa pergi ke balkon gue aja tuh, hehe," tawar Olla. Gua angguk-angguk aja sambil ngeluarin laptop gua dari tas, terus langsung cus aja ke balkon kamarnya Olla.
Cukup lama juga nungguin temennya si Olla ini, sekitar lima belas menit lebih belum muncul-muncul.
Dan nggak lama, "Eh bentar Jer, gue turun ke bawah. Udah datang dia," kata Olla tiba-tiba.
——— 🥑 ———
(Penampakan Jerico pas dipuji nyokapnya Olla).
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambition
FanfictionSemuanya tentang Jerico Sahid di masa putih abunya, tertarik untuk membaca? 𐇵┊urramoonie, 2022.