Kaget, Pake Banget
. . .
Cukup lama gua nungguin Olla ke bawah untuk jemput temennya. Gua yang mulai sedikit bosan pun iseng ngeliat-liat alias me-review kamar Olla yang nuansanya didominasi oleh bunga lavender dan warna ungu, nggak lupa sama aroma lavender yang nggak pernah absen masuk ke lubang hidung gua.
Banyak foto-foto Olla sama temen-temenya yang Olla pajang di dinding, ada juga di atas meja belajar sama meja kecil yang di atasnya ada lampu tidur warna putih bergradasi ungu muda.
Kalau boleh jujur, Olla memang cantik, pasti setiap orang yang ketemu sama dia langsung bereaksi begitu. Siapa sih yang nggak terpesona sama rambut hitam panjang terurai milik Olla, terus poni menggelembung yang nggak pernah absen buat mempercantik dirinya? Senyumnya Olla juga nggak kalah manis, pipinya selalu ada taburan bubuk ping muda.
Duh. Kenapa malah mendeskripsikan Olla begini ya? Lo semua tolong jangan mikir yang engga-enggak. Gua masih demen setengah mati sama Nayyara.
Lanjut, ternyata baru gua sadari, di depan tempat tidur Olla yang dibaluti bedcover ungu muda itu, ada rak buku putih yang lumayan besar. Gua reflek menghampiri rak buku itu, sangat menyita atensi gua dari awal gua masuk ke kemar ini.
Tapi, disclaimer dulu di awal, Olla nggak tutup pintunya kok. Dan katanya emang biasa kalau temen-temen Olla ngumpul di sini untuk belajar atau sekedar main. Baik cowok atau pun cewek.
Oke, balik lagi.
Gua perhatiin, Olla seneng baca buku berbau psikologi, mental, karakter, dan sejenisnya. Hampir 80% buku yang dijejerkan di sana genrenya begitu. Sisanya ada buku novel romansa sama thriller, terus komik-komik famous kayak Jujutsu Kaisen sama Attack On Titan, dan buku-buku ensiklopedia.
Olla memang kutu butu, dari awal gua ketemu dia waktu kelas 10 memang begitu. Tapi dulu, Olla pakai kacamata, tapi tetep aja cantik. Setiap gua mau jalan ke kantin—yang otomatis melewati perpustakaan sekolah—pasti ada Olla di sana. Sendirian tapi.
Waktu itu gua sama sekali nggak ada interest buat baca buku, gua masih seneng mabal sama temen-temen—gua salah satunya ada James sama Samuel—ke kantin, atau nggak ke lapangan sekolah buat main futsal atau basket.
Tapi semenjak gua sekelas sama Olla waktu kelas 11, semuanya berubah. Olla ngeracunin gua untuk baca buku, nonton film-film yang mendidik dan pastinya seru, sama main bulu tangkis. Dan hal-hal tersebut gua lakuin sampai sekarang.
Makanya, gua bersyukur punya temen kaya Olla.
Tanpa sadar, dari tadi gua ngelamun di depan rak buku putih milik Olla. Tiba-tiba dari belakang ada yang noel pundak gua, reflek gua langsung balik badan.
"Ngapain Jer?"
"Eh, Olla. Nggak, gua cuma kepo aka sama buku yang lo jajarin di sini." Jawab gua, sambil nunjuk-nunjuk beberapa buku.
Olla membalas dengan ber-oh ria, sambil mengangguk mengerti. "Kalau lo mau pinjem, ambil aja Jer," jawabnya. Gua pun tersenyum lalu mengacungkan kedua jari jempol gua ke arahnya.
"By the way, temen gue udah di bawah, lagi buka sepatu kayaknya." Ucap Olla sambil berjalan menuju balkon, gua pun mengikuti Olla berjalan ke sana.
Tak lama setelah gua dan Olla duduk do kursi kayu yang ada di balkon, seseorang menyapa kami berdua dari pintu yang menyambungkan kamar Olla dan balkonnya.
"Hai! Maaf gue lama yaaa." Sapanya, lalu cepat-cepat duduk di depan Olla yang kursinya masih kosong.
Tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambition
FanfictionSemuanya tentang Jerico Sahid di masa putih abunya, tertarik untuk membaca? 𐇵┊urramoonie, 2022.