01.

5.2K 578 130
                                    

"Jika Jin hyung semesta kami, apa yang harus kami lakukan jika semesta kami pergi?"

Satu kalimat yang membuat semua orang yang sedang melakukan wawancara tersebut menganga. Pasalnya, tak ada kalimat itu dalam breefing yang mereka lakukan beberapa jam sebelum acara.

"Jimin-ah."

"Kalian, tidak pernah tahu bagaimana Jin hyung selama ini. Blue and Grey, itulah Jin hyung dimata kalian."

"Jimin-ah cukup."

"Jadi, bukannya wajar, jika Jin hyung memilih pergi? Daripada dia harus bertahan bersama kita?"

Semua wartawan yang ada didepan mereka saling beradu pandang. Suasana konferensi pers salah satu boygrup yang tengah bersinar itu kini tengah mencekam setelah salah satu anggotanya berbicara hal yang tak seharusnya dibicarakan.

Bang PD selaku CEO perusahaan langsung mengambil alih untuk menutup konferensi pers. Semua member diperintahkan untuk pergi dari ruangan meskipun beberapa wartawan berteriak meminta penjelasan apa yang dimaksud oleh Jimin. Salah satu member boygrup BTS.

"Jimin! Apa yang kau bicarakan?!"

"Kenapa? Kalian tidak terima aku berbicara seperti itu?"

"Tidak seharusnya kau mengatakannya pada media, Jim." Sang leader berkata lembut. Namun urat tegang masih terlihat dari member tertua kedua di BTS. Min Yoongi.

"Biarkan Jin hyung melihatnya. Siapa yang sudah tidak peduli disini pada Jin hyung. Biar Jin hyung sendiri yang menilainya nanti."

"Jimin.." Taehyung, teman satu tahun lahir Jimin kini menggenggam tangan Jimin. Menetralkan emosi Jimin yang masih terlihat.

Sementara Hoseok juga menenangkan Yoongi karena mungkin semua tahu, jika es akan mencair jika berdekatan dengan sinar matahari.

Sementara itu, Jungkook si maknae, dia hanya bisa diam melihat kondisi dihadapannya. Kedua hyungnya sedang bersitegang, dan dirinya merasa tidak bisa apa-apa.

Jungkook bangkit dari duduknya lalu memilih meninggalkan ruangan yang tengah memanas itu.

"Mau kemana kau, Jung? Urusan kita belum selesai."

Jungkook terkekeh.

"Urusan kalian lebih tepatnya. Aku mau bertemu Jin hyung. Jangan ada yang melarangku. Lanjutkan saja bertengkarnya, saling baku hantam saja kalau perlu." Ucap Jungkook lalu pergi begitu saja tanpa mendengarkan panggilan dari kakak-kakaknya.

Jungkook pergi dengan kendaraannya sendiri tanpa pengawasan dari siapapu. Bahkan managernyapun tidak tahu jika maknae yang serba bisa itu pergi meninggalkan ruang tunggu Bangtan. Perasaannya campur aduk. Beberapa kali ia memukul stir guna untuk meluapkan emosinya.

"Sial! Mereka sudah dewasa, tapi perilaku mereka tidak sesuai dengan umur mereka." Geram Jungkook.

Mobil Jungkook terparkir di area tempat yang kini menjadi tempat tujuannya untuk bertemu Seokjin. Tak peduli, jika hari ini dia datang dengan keadaan tangan kosong. Karena Jungkook hanya ingin bertemu dengan hyungnya. Itu saja.
Kaki Jungkook melangkah dengan pasti memasuki gedung besar tersebut. Hingga kini ia sampai pada pintu salah satu kamar, yang dimana itu adalah kamar Seokjin.

Ahh, sebelum Jungkook bertemu dengan Seokjin, Jungkook menghela napasnya dalam-dalam. Entah kenapa, cerita tentang dirinya dengan Bangtan dari awal debut, terlintas begitu saja dalam ingatan Jungkook.

Bangtan Seonyeondan, atau BTS. Nama yang hampir saja mereka tolak karena nama pemberian dari sang CEO yang begitu norak bagi ketujuh membernya. Namun, siapa sangka kalau nama BTS kini akan menjadi terkenal dimana-mana. Bahkan, Billboard no. 1 pun telah mereka capai di tahun ke 8 mereka debut. Bukan perkara mudah, BTS bisa menjadi seperti sekarang. Terlalu panjang dan terlalu menyedihkan kalau harus mengingat lagi ke masa dimana mereka begitu sulit hingga hampir bubar karena kondisi ekonomi agensi yang tidak memungkinkan.

Tujuh member yang kini terdiri dari Seokjin, Namjoon, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jungkook itu sebelumnya justru bukan mereka. Banyak terjadi pergantian member hingga merekalah kini pemilik nama depan BTS. Tujuh pemuda yang beruntung karena menggantungkan hidup mereka di grup yang bahkan dulu belum tahu kemana arah tujuan grup tersebut.

Jungkook tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya. Ingatan itu, mereka begitu bahagia menjalani kehidupan sebagai boygrup dunia. Namun, bukankah yang namanya roda pasti berputar? Dimana ada bahagia, disitu pasti ada duka. Siapa sangka, duka yang sering mereka lalui bersama selama delapan tahun, ternyata belum cukup untuk menahan duka yang sekarang sedang mereka hadapi.
Jungkook perlahan membuka pintu yang sejak tadi ia datangi. Jantungnya berdegup kencang, entah kenapa. Padahal tadi biasa saja. Pintu terbuka dan Jungkookpun menyunggingkan senyumnya pada satu sosok yang kini ada di hadapannya.

"Kau kemari, Jungkook-ah?"

"Nee, bagaimana kabarmu? Hyung?"

"Baik. Sangat baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga."

"Bangtan? Aku tadi lihat konferensi pers kalian."

"Maafkan aku, Hyung."

"Tak apa, Jimin mungkin sudah terlalu sabar selama ini. Hyung mengerti."

"Sabar apanya? Mereka sama saja."

"Jung, mereka selalu kemari. Tak pernah absen satu haripun mereka datang kemari. Bahkan, Hyung saja sudah memaafkan mereka. Kenapa kau masih bersikap keras kepala?"

"Aku yang menjadi saksi, betapa rapuhnya seorang Kim Seokjin sebagai member tertua di BTS. Jadi, bukankah sangat wajar kan kalau aku bersikap seperti ini?"

"Jungkook-ah."

"Maaf, tapi aku masih belum bisa memaafkan mereka. Kenapa mereka baru sadar setelah semua apa yang terjadi pada Jin hyung?"

"Apa katanya tadi? Semesta? Cih! Bahkan selama debut saja mereka hanya bisa menyusahkan Jin hyung."

"Seokjin sudah terlalu sayang pada kalian. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga kalian."

Jungkook terdiam. Perlahan, ia alihkan pandangannya pada sosok lain yang ada diruangan tersebut. Sosok yang kini hanya bisa terdiam. Mungkin saja, sosok ini juga ingin menyangkal apa yang Jungkook katakan.

Karena..

"Kalau saja mereka juga bisa melindungi Jin hyung seperti Jin hyung melindungi mereka, Jin hyung tidak akan pernah ada disini!! Jin hyung tidak akan pernah terbaring disini!! Jin hyung tidak akan koma!!"


To Be Continued

Annyeong!

Pendek dulu yaa..
Cek ombak aja hehe..

Maafkan author satu ini yang labil yaa..

Si bayiik pengennya nistain Jin hyung 😭

BLUE AND GREY (KIM SEOKJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang