07.

1.9K 338 51
                                    

Bang Sihyuk sang petinggi agensi BigHit sedang asik berdiam diri. Ditangannya ada surat pengunduran diri dari Seokjin.

"Apa yang harus aku lakukan dengan surat ini?"

"Apa aku harus merobeknya, Jin?"

"Kalau suatu saat kau bangun, bukankah kau harus kembali bersama Bangtan?"

"Aku bahkan tidak rela membiarkanmu keluar dari Bangtan."

"Maafkan aku yang selalu terkesan melupakanmu."

"Seharusnya aku lebih ekstra lagi menjagamu."

Tok! Tok! Tok!

Monolog Bang Sihyuk terhenti saat pintu ruangnya diketuk. Seseorang bertubuh tinggi masuk dan duduk dihadapan Bang Sihyuk.

"Ada apa PD-nim memanggilku?"

Bang PD enggan menjawab. Namun, ia justru menyodorkan amplop yang sejak tadi ia pegang pada orang dihadapannya.

"Ini?"

"Surat pengunduran diri Seokjin."

"Untuk apa PD-nim memberikannya padaku?"

"Untuk menyimpannya. Saat dia bangun nanti, mungkin dia akan berubah pikiran. Kau bisa meyakinkannya lagi, Namjoon-ah."

Namjoon, orang yang dipanggil Bang PD itu hanya mampu menghela napasnya.

"Kenapa? Apa ada kabar terbaru dari Seokjin?"

"Suga hyung kemarin kambuh."

"Kenapa?"

"Dia sudah berani masuk kedalam ruangan Jin hyung."

"Mwo?"

Namjoon mengangguk.

"Dengan siapa dia kesana?"

"Sendiri. Tapi, dia kambuh di agensi saat bersama Hoseok. Kambuh karena melihat piano Jin hyung yang tersimpan di ruang latihan."

"Astaga, aku benar-benar lupa untuk meminta staff memindahkan piano itu ketempat lain. Lalu bagaimana Yoongi sekarang?"

"Sudah baik. Bahkan sudah bisa menemui Jin hyung. Hanya saja dia belum bisa jika melihat piano Jin hyung. Tapi, bukan itu masalah utamanya."

"Lalu?"

"Seokjung hyung bilang pada Yoongi hyung, kalau beberapa minggu tidak ada perubahan dari Jin hyung, pihak rumah sakit akan menetapkan Jin hyung mati otak. Dan keluarga Jin hyung mungkin akan melepas Jin hyung."

Bang PD memijiat pangkal hidungnya.

"Harapan kita hanya pada beberapa minggu itu PD-nim."

"Apa kalian siap kehilangan Seokjin?"

"Anni, kami ingin Jin hyung bangun. Kau tahu sebesar apa penyesalan kami pada Jin hyung. Kami selalu dilanda ketakutan setiap hari. Takut tidak punya kesempatan untuk meminta maaf pada Jin hyung."

"Kau benar. Aku juga sangat menyesal. Tidak seharusnya aku menurutinya saat itu."

***

Dengan langkah yang percaya diri, Seokjin benar-benar memberanikan diri untuk masuk ke ruangan sang petinggi BigHit. Kini, Seokjin sedang ditatap oleh Bang Sihyuk.

"Bagaimana?"

"Bagaimana apanya? Kau hanya harus menandatangani surat itu."

"Keputusanmu sudah bulat?"

"Sudah. Bahkan meskipun keputusanku berbentuk segitiga atau segi empat, aku akan tetap keluar dari Bangtan."

"Kau masih bisa bercanda disaat seperti ini, Jin?"

BLUE AND GREY (KIM SEOKJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang