08.

1.9K 309 45
                                    

Saat Namjoon datang, semua terlihat sudah berkumpul didepan ruang rawat Seokjin. Terlihat sang ibu Seokjin yang menangis dipelukan tuan Kim. Namjoon masih mencerna situasinya. Melihat mimik muka yang ditunjukkan oleh membernya. Terlihat was-was. Itu yang Namjoon lihat. Semua membernya benar-benar ada disini. Tak terkecuali, Min Yoongi.

"Ada apa ini?" Tanya Namjoon pada Hoseok. Hanya Hoseok yang terlihat sedikit lebih tenang.

"Kita tunggu dokter dulu."

Namjoon mengangguk akhirnya. Hingga beberapa lama kemudian, dokter keluar dari ruang rawat Seokjin.

"Bagaimana?" Ibu Kim langsung menanyakan keadaan Seokjin.

"Untuk saat ini, Seokjin belum bisa merespon apa-apa meskipun matanya terbuka. Namun, ini berita yang baik karena akhirnya Seokjin bisa membuka matanya."

Namjoon terdiam. Apa yang tadi dokter katakan? Dia tidak salah dengar kan? Seokjin membuka matanya? Apa itu artinya Seokjin bangun?

Baru saja tadi ia dengan ARMY membicarakan kakak tertuanya itu dan mendoakan sang kakak. Sebegitu kuatnyakah doa ARMY untuk Seokjin?

"Terimakasih Tuhan." Lirih Namjoon.

"Tapi, dokter. Tidak terjadi apa-apa dengan Seokjin kan?"

"Untuk saat ini, kami belum bisa menjelaskannya secara detail karena Seokjin yang masih belum merespon apapun. Kita tunggu beberapa waktu kedepan. Seokjin sudah bisa ditemui. Ajak bicara terus untuk merangsang responnya."

"Terimakasih dokter."

Semua orang yang berada disana terlihat bernapas lega. Akhirnya, setelah hampir dinyatakan mati otak, Seokjin justru menunjukkan kemajuan yang sangat pesat hingga bisa membuka matanya. Keluarga Seokjin tak hentinya mengucap syukur.

"Oppa, apa kita bisa membawa Sun untuk menemui Seokjin?"

Seokjung menatap sang istri. Ia tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

"Kita akan pulang dulu untuk membawa Sun kemari. Seokjin pasti senang karena sekarang saat dia bangun, dia sudah menjadi paman."

Namjoon tersenyum mendengar percakapan dua kakak Seokjin.

"Hyung, sudah banyak yang berubah. Bahkan kau sudah menjadi paman." Batin Namjoon.

Lalu Namjoon beralih pada Yoongi yang justru memisahkan diri dari yang lain. Saat ini, ibu dan ayah Seokjin yang sedang masuk kedalam kamar Seokjin. Namjoon juga memutuskan untuk menghampiri Yoongi.

"Hyung.."

"Namjoon-ah."

Yoongi benar-benar terlihat sangat letih. Entah apa yang dipikirkan kakaknya itu. Tapi, yang jelas Namjoon tahu. Seokjinlah yang pasti sedang Yoongi pikirkan.

"Semuanya akan baik-baik saja, Hyung. Semua yang kau takutkan tidak terjadi. Jin hyung bangun. Sekarang, Hyung tidak perlu memikirkan apapun lagi."

"Tapi, bagaimana dengan Jin hyung? Bagaimana jika Jin hyung trauma? Bagaimana kalau Jin hyung tidak ingin lagi kembali bersama kita?"

Benar. Namjoon tidak memikirkan itu semua. Bagaimana kedepannya jika Seokjin bangun dan tahu apa yang terjadi kepadanya.

"Kita jalani saja dulu, Hyung. Ada kami disini. Kau tidak sendiri. Kita hadapi sama-sama."

Lagi, untuk kesekian kalinya ia melihat kakak tertuanya itu rapuh. Dan lagi, ia juga harus bisa menjadi kuat agar bisa menjadi sandaran bagi Yoongi maupun Seokjin.

"Maafkan aku Namjoon-ah."

"Untuk?"

"Aku bahkan serapuh ini. Aku tidak bisa menjadi kuat untuk kalian."

BLUE AND GREY (KIM SEOKJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang