51. Pagi di Negara Ion (III)

880 145 6
                                    

Sarapan tidak berlangsung lama. Bagaimanapun, mereka hanya memakan salad dan segelas susu hangat. Setelahnya, Leo dengan penuh semangat berjalan keluar dari kastil. Berjalan di jalan beton selebar 5 meter yang diapit oleh taman pada sisi kanan dan kirinya.

Matahari cukup terik, tetapi tidak membuat kedua sosok merasa panas. Udara sejuk pagi hari menetralkan panas yang menyentuh permukaan kulit. Yah ... tempat berdirinya Academy Royal Ion adalah daerah tropis. Tidak akan ada musim dingin dan gugur. Bila di belahan daerah lain, seharusnya ini sudah masuk musim gugur dengan suhu mencapai 5 derajat.

Berlari dengan konstan, Leo menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Penyihir perak itu jelas menikmati olahraganya. Fokus untuk melangkah tanpa takut untuk tersesat. Udara sejuk meraba kulit, dingin yang berpadu dengan panas matahari yang nyaman. Terlebih, tidak ada siapa pun sejauh kakinya melangkah, membuat sosok perak semakin lega dan bebas.

Akan lebih baik bila ia bisa melepaskan sayapnya atau menemukan sebuah danau untuk berenang. Well, remaja perak cukup olahraga selama di Academy Ruby. Dengan mudah ia bisa terbang berkeliaran tanpa harus ada yang menyadari atau berenang dengan ekor Mernya di danau dingin yang berada di Hutan Terlarang. Bagaimanapun, wilayah Academy Ruby cukup luas hingga membuat banyak tempat terlarang tidak mampu dimasuki siapa pun.

Namun di sini, remaja perak tidak bisa melakukan kedua hal menyenangkan itu.

"Leo," memanggil Penyihirnya, Merci menyadari perubahan lingkungan di sekitar mereka. "Ini sudah terlalu jauh, tidak mau kembali?"

Si perak tidak memperlambat langkah. Paru-paru penuh dengan udara segar pagi hari, ditambah tidak adanya siapa pun di sekitar. Beberapa bangunan yang berbeda terlihat di kejauhan, mengintip di antara pepohonan yang menjulang.

Oh, sepertinya ... mereka memang sudah melangkah terlalu jauh. Keberadaan Kastil benar-benar tidak terlihat lagi.

"Kau tahu jalan kembali?"

"Mereka memberikanku peta."

"Bagus kalau begitu, kita tidak akan tersesat."

Artinya jelas, Leo tidak perlu memperlambat atau berhenti sama sekali.

"Leo," tahu pasti pikiran Penyihirnya, Merci mengerutkan alis. "Kau tidak mau beristirahat?" bila Naga Biru ini tidak salah menghitung, mereka sudah berlari selama lebih dari setengah jam. Bila hanya berjalan santai, Merci tidak akan mempermasalahkannya, tetapi sosok ini terus berlari. Meski napas yang terdengar masih sangat konstan, remaja Diandra tidak mau mengambil risiko.

Ia tahu fisik remaja ini cukup kuat. Terlihat dari pertemuan pertama mereka di mana si perak tidak memerlukan Kursi Apung untuk berpindah ke kelas yang berbeda. Namun tetap saja, daya tahan tubuh seorang Penyihir tidak boleh dipaksa terlalu berlebih.

Kali ini, remaja perak mendengarkan. Ia memperlambat langkah sebelum benar-benar berhenti. Sepasang iris emas menatap lawan bicaranya. "Istirahat di mana?"

Merci ikut berhenti. Mendengar pertanyaan sang remaja, Naga Biru langsung membuka Asistennya. "Kita berada di dekat Gedung Administrasi ... ," sepasang netra emas berkedip. Ia terdiam selama beberapa detik, tidak menyangka akan berjalan sejauh ini. "Ada Kafetaria dan Taman, tempat mana yang ingin kau kunjungi?"

Mendengar kata Administrasi, sudah cukup untuk menarik minat sang remaja.

"Gedung administrasi adalah tempat Penyihir menjual kan?"

Selalu mendengarkan kelima Penyihir bergosip, Leo mengambil kesimpulan dari fungsi lain dari gedung Administrasi yang disebutkan Merci.

"Entahlah," Naga Biru menjawab jujur. "Mau ke sana dan memeriksa? Kurasa, sekarang gedung itu sudah buka."

Baby's DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang