58. Amertha

636 92 15
                                    

Adegan berdarah itu tidak diketahui karena Naga Biru sempat mampir untuk berganti pakaian. Namun penampilan Leo yang menggantung bak Koala membuat sepuluh pasang mata membola tidak percaya, sebelum akhirnya, Bastian dengan panik menghampiri si mungilnya.

"Apa yang terjadi? Leo, kau sakit?!"

Si perak memalingkan wajah. Ekspresinya cemberut, langsung menghadap ke wajah Merci. Melihat gerakannya yang tiba-tiba, membuat Naga Biru berkeringat dingin. Oh, mulut kecil itu dekat dengan lehernya ... rasanya ia berada di ujung tanduk. Lengah sedikit, kapanpun Leo bisa menggigit lehernya.

"Moodnya sedang buruk," menepuk-nepuk lembut punggung kecil itu, Merci tanpa ragu menjadi penerjemah tindakan si perak. "Jangan tanyakan apa pun. Dia ... sedang tidak mau ditanya."

Bastian masih ingin bertanya, tetapi Jovanka menyela. Ia dengan baik hati membaca mood si bungsu mereka memang sedang tidak baik. Jadi, dengan baik hati ia memulai tour mereka. Memasuki gedung Adminstrasi dan tanpa ragu, melangkah menuju lantai di mana mereka bisa menjual Kristal Penenang dan Pil.

Setiap lantai memiliki fungsi yang berbeda. Secara kasar, mereka melihat daftar lantai yang tertera, lalu memilih untuk ke lantai 2 di mana tempat Penjualan Kristal Penenang. Yah ... pertama pergi ke sana, lalu pergi ke lantai 3 sebagai tempat Penjualan Pil.

Saat sampai di tempat penjualan Kristal Penenang, tempat yang dituju agak ramai. Di sana, beberapa Penyihir terlihat mengantri, menunggu nomor antrian mereka dipanggil dan berjalan menuju teler. Oh, ruangan luas ini hanya didominasi oleh deretan kursi dan sofa untuk duduk. Jelas, gunanya hanya untuk mengantri.

Sejujurnya, tidak ada yang mencolok dari rombongan penyihir muda yang memasuki ruangan. Namun saat Merci melangkah masuk dengan menggendong koala besar, semua mata langsung memandang Guardian malang itu. Oh, beberapa Penyihir memiliki sifat yang aneh. Mungkin, salah satunya adalah ini.

Saat Leo bergelantung bak permen lengket dengan Papanya, semua orang akan menganggapnya manis. Karena ukuran tubuh Cosmos yang besar, tubuh Leo yang masih remaja hanya terlihat seperti anak manja yang manis. Namun berbeda untuk Merci. Tubuh Naga Muda itu masih tumbuh. Meski ia lebih tinggi dari si perak, menggendong bocah manja itu hanya membuatnya seperti menggendong teman sebaya. Terlalu memalukan.

Jadi, Merci sudah memperingatkannya tetapi Penyihir muda tidak mau mendengar. Pada akhirnya, Leo hanya bisa memalingkan wajah, mengenakan tudung dan dengan wajah semerah tomat, bersembunyi di leher sang Guardian.

Ia malu. Sungguh, ia benar-benar malu! Demi apa pun, untuk apa ia minta gendong ke Naga Muda ini?! Ingin membullynya?! Namun nasi sudah menjadi bubur, si perak tidak mungkin minta diturunkan di tengah jalan seperti ini. Jadi ia hanya bisa bersembunyi.

"Itu ... ," Naga Biru ratu-ragu ketika mereka sampai di lantai 2 dan melihat sofa empuk di depannya. Semua orang sudah duduk di sofat yang disediakan, Merci ... juga ingin duduk. "Kau ingin turun?"

"Tidak."

Jawaban singkat dan cepat itu langsung membuat wajah sang Naga memerah. Mendadak, ia merasa sangat gugup. Namun jelas ... sepertinya Leo tidak akan marah? Ragu-ragu, seolah ingin mengetes apakah diizinkan, sosok biru itu perlahan duduk di sofa dan membiarkan Leo ... duduk di pangkuannya.

Merci menahan napas. Menunggu. Jantungnya sudah melompat-lompat tidak tenang. Namun Leo tidak bereaksi sama sekali. Remaja perak masih memeluk lehernya dengan erat. Tidak mau dilepas sama sekali. Tindakan ini membuatnya menghela napas lega. Namun beberapa detik kemudian, Naga Biru tidak bisa menahan senyumannya. Entah bagaimana, ia benar-benar merasa ... senang. Ia dan Leo menjadi sangat intim.

Oh, beginikah rasanya punya adik? Namun Naga muda memiliki adik tiri ... adiknya tidak semanis ini. Tidak selembut Leo dan secantik ras campuran ini.

Diam-diam menoleh, Merci menarik napas panjang dan menghirup aroma wangi dari helai perak itu. Sensasi lembut terasa menggelitik pipi dan dagunya. Hanya menoleh sedikit lagi, bibirnya bisa menyentuh leher putih yang lembut itu.

Baby's DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang