Rencana II

669 106 21
                                    

Keheningan malam ini membuat siapapun akan cepat terlelap. Begitu juga dengan gadis merah muda ini. Malam ini Ia sendiri di kamar rawatnya, tunanganya sudah pulang. Pria itu pulang untuk melihat kondisi anak-anaknya yang sudah Ia tinggalkan dua hari. Meski Ia kecewa dengan kedua anaknya, tapi Ia sangat menyayangi dua duplikat dirinya itu.

Sakura juga tidak keberatan dengan itu. Meski dua anak itu belum bisa menerima dirinya, tidak dipungkiri bahawa Ia sangat menyayangi kembar nakal itu seperti anaknya sendiri. Walau tingkah mereka menyebalkan sekaligus menyakiti dirinya. Ia mengerti itu, mereka takut jika ayah mereka direbut dan melupakan mereka. Ya.. sakura paham. Dan berusaha membuat mereka menerimanya dan meyakinkan mereka bahwa Papa mereka tetaplah milik mereka.

Sraak.. tak!

Bunyi pintu bergeser itu membuat sakura mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Siapa tengah malam begini datang? Jika itu dokter atau perawat, lima menit lalu baru saja memeriksa keadaanya.

"Oh.. kau belum tidur?" ucap orang itu masih di ambang pintu. Suara beratnya tidak sesuai dengan wajahnya.

"Pergi! Kedatangan mu membuatku semakin sakit!" usir sakura. Orang itu tertawa pelan dan melangkah mendekati ranjang sakura.

"Oo.. ku dengar kau amnesia. Ternyata kau masih mengingat ku."

"Ya. Dan kenapa aku tidak melupakan mu saja. Sungguh aku akan sangat bersyukur.!"

"Jangan begitu saki. Bagaimanapun aku tetaplah keluarga mu."

"Cih. Aku sudah tidak memiliki keluarga. Dihari dimana kau dan keluarga mu membuangku.!"

"Saki.. harus berapa kali ku katakan. Kami tidak membuang mu ka-

"Aku tak ingin mendengar dongeng dari mulutmu. Pergi!"

"Saki ka-

"Pergi! Aku sangat membenci mu!"

"Bailah.. semoga cepat sembuh saki.." ucap orang itu mengalah, Ia tidak ingin membuat keributan malam ini terlebih di rumah sakit.

Sakura menghela nafas lelah. Ia bingung dengan perasaannya sekarang. Disatu sisi Ia rindu, disisi lain Ia sangat benci. Setidaknya untuk sekarang Ia harus fokus dengan anak-anak tunangannya dulu.

..

Waktu sudah menunjujan waktu tengah malam. Gadis merah muda itu terlelap dengan nyenyak. Tampa menyadari jika kamarnya sudah ada beberapa orang dengan pakaian perawat. Salah satu dari mereka menutup mulut dan hidung sakura dengan sapu tangan, gadis itu terbangun dan sempat memberontak, tapi itu bukanlah perlawanan yang besar, hingga gadis itu kembali memejamkan matanya.
Setelah memastikan gadis itu benar-benar tidak sadarkan diri, beberapa orang lain mengangkat tubuh sakua dan meletakannya di atas kursi roda yang mereka bawa, dan mereka semua pergi meninggalkan rumah sakit dengan mulus. Bahkan penjaga rumah sakit tidak menyadari kegiatan mereka. Sungguh mulus bukan.

Lewat beberapa jam, rumah sakit mendadak heboh atas hilangnya pasien mereka. Dan amukan Uchiha sasuke membuat mereka tidak berani hanya untuk sekedar menjelaskan apa yang terjadi.

"Apa saja yang kalian lakukan!! Kenapa sakura bisa hilang?!!"

Brak!!

Duahkk!!

Sura dari pecahan barang terdengar sangat nyaring dan menakutkan. Perawat dan Dokter yang berjaga malam ini tidak berani menghentikan Uchiha bungsu itu yang tengah mengamuk.

"Uchiha-san, kami sudah memeriksa cctv, sebaiknya ada ikut kami, mungkin anda mengenali pelaku!" ucap Seorsng petugas keamanan menghentikan amukan Uchiha Sasuke.

Dalam rekaman cctv, terlihat beberapa orang membawa sakura masuk kedalam ambulan dan mobil itu keluar dari gerbang belakang, kebetulan saat itu penjaga sedang pergi ke kamar kecil.

IBLIS KECIL UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang