punya!

154 30 3
                                    

Ada beberapa alasan kenapa sakura begitu sayang dengan dua bocil ulat bulu di hadapanya sekarang, dan ada beberapa alasan kenapa sakura kesal dengan keduanya. Sakura dengan sopan diminta untuk datang ke sekolah Si dua bocil, keduanya terlibat dalam pertengkaran yang tidak hanya adu mulut tapi juga saling adu jontos. Tidak luka parah cuma nangis tanrum seakan mau dapat hikmah. Sedangkan dua bocil tampan ini hanya diam melihat korban nangis mengenaskan.

Dengan alasan sang ayah sedang sibuk, jadinya Sakura yang datang mewakili. Padahal si ayah memang tidak diberi kabar. Pihak sekolah menjelaskan bahawa nomer handphone si ayah tidak bisa dihubungi dan si kembar malah memberikan nomer pribadi miliknya. Sakura melihat nomer yang dimaksud dan itu adalah nomer yang salah.

"Kau ibu mereka! Dari tampang mu saja aku sudah bisa menilai. Kau bahkan tidak becus mengurus anak.!" Ucap seorang wali dari anak yang nagis pada sakura. Ibu wali anak itu berkata kasar dan merendahkan sakura.

"Kau sangat muda untuk seorang ibu, pasti mereka hasil dari kecelakaan bukan. Sudah jelas dari perbuatan saja tidak benar apa lagi tingkah mereka!" Ucap lagi seorang ibu wali murid lain.

Sakura tidak menanggapi perkataan tersebut, ia menghampiri dua bocil yang diam tampa tanggapan itu.

"Apa yang terjadi?" tanya sakura lembut sambil mengelus dua kepala kecil di depannya.

"...."

"Apa kau buta! Lihat anak ku sampai luka seperti ini karena perbuatan anak-anak mu..!"

"Sebaiknya anda diam selagi saya masih menghormati anda!!"

"Cih.. rendahan! Memangnya kau siapa? Kau hanya manusia kalangan rendah bisa apa!? Kau tidak tau siapa aku!"

"Sebaiknya anda jaga mutut anda!" ucap sakura dengan penekanan, marahnya siap menerkam ibu wali itu jika tidak berhenti.

"Jadi.. tidak ada yang mau menjawab pertanyaan ku? Yuki, Ame?"

"Aku tidak melakukan apapun, dia yang mau memukul deluan dan dia jatut."

"Yuki benar, si gendut itu datang mengejek kami bersama dengan dua anak lainnya. Mereka selalu mengganggu anak-anak lain. Mereka sok hebat tapi cengeng seperti pecundang."

"Kau dengar. Lihat betapa kurang ajarnya anak-anak mu itu. Mereka dengan tidak bersalah menuduh anak ku!"

"Sensei, boleh saya melihat cctv di ruang kelas anak-anak saya!"

"Tentu. saya juga sudah mengusulkan hal yang sama tapi di tolak oleh wali yang lain."

"Tak apa. Mereka takut karena mereka tau jika anak terpuji mereka melakukan sesuatu."

"Baik.. saya sudah siapkan silahkan anda semua melihat.!"

Dalam rekaman cctv terlihat jelas jika tiga anak yang dimaksud datang dengan gaya pereman, rekaman tidak merekam apa yang mereka katakan, tapi terlihat jelas jika tiga anak itu mengatakan hal buruk, si kembar juga terlihat mengabaikan ketiganya dan hal memancing amarah anak yang berbadan gempal, anak itu manarik kerah baju Ame dan Yuki mendorong anak itu hingga jatuh, anak yang lain terlihat mau menyerang tapi malah tersandung kaki anak yang gempal dan ketiganya menangis. Hanya itu tidak ada kekerasan adu jontos yang di maksud ibu wali lain.

"Anda lihat, seberapa baik perilaku anak anda. Apa anda tidak mengajarkan sopan santun dan bersikap baik. Melihat anda saya rasa bukan hanya anak anda yang harus belajar sopan satun. Anda juga harus melakukannya. Mau saya berikan info tutor yang terbaik untuk anda. Meski begini saya masih memiliki beberapa kenalan yang berbobot apa anda mau?" ucap sakura tajam dengan penekanan. Seperti biasa wajahnya tersenyum tapi ada tanduk yang muncul dikepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IBLIS KECIL UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang