Diary Bryan V

57 15 2
                                    

Delapan tahun telah berlalu. Sejak hari itu aku terus pergi ke kastil tua itu menemui Sunrise. 8 tahun bukanlah hal pendek dimana kami berdua saling melihat perkembangan kami menjadi dewasa. Aku yang semakin tinggi dengan Sunrise yang setinggi pundakku. Tentunya kami bukan lagi anak kecil, melainkan laki-laki dan wanita yang sudah beranjak dewasa.Sunrise yang tumbuh menjadi wanita cantik dan anggun dengan senyuman yang menawan. Hari itu
Aku datang ke kastil menemui Sunrise , terlihat dari balik jendela Sunrise yang tersenyum menungguku. Ia keluar dari jendela dan turun dari pohon itu. Pohon yang menjalani awalku bertemu dengannya, kami sering sekali menghabiskan waktu duduk dipohon itu menghabiskan sore bersama.
"Bryan! Kau lama sekali?" Ucapnya semangat dengan turun dari pohon. Saat akan mencapai tanah Sunrise terpeleset karena terlalu bersemangat. Aku langsung sigap memegang pinggangnya.
"Hati-hati, kau bisa jatuh" ucapku khawatir
"Bagimana aku bisa terkuka kalau bersamamu,tenanglah..aku hanya mengetes apakah kau masih gesit seperti . Lihatlah Sunrise tanpa Bryan akan jadi seperti apa?" Ucapnya tersenyum.
Aku menurunkan Sunrise hingga berdiri di atas tanah. Lalu memegang rambut Rose dan membuat rambutnya berantakan
"Heii berhentilah" ucapnya dengan tersenyum.

Melihat banyak  daun di rambutnya dan di pakaiannya tanganku tidak bisa diam saja dan tertarik untuk mengambilnya dan membersihkan daun-daun yang ada dipakaian Sunrise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat banyak  daun di rambutnya dan di pakaiannya tanganku tidak bisa diam saja dan tertarik untuk mengambilnya dan membersihkan daun-daun yang ada dipakaian Sunrise. Sunrise yang sudah terbiasa dengan hal tersebut hanya diam dan terus melihat ke arah mataku. Sorotan mata kasih sayang ia tunjukkan kepadaku.tiba-tiba ia memegang tanganku menghentikan apa yang aku lakukan awalnya.
"Bryan?selama ini kau selalu melindungiku, Kenapa kau selalu melindungiku? Apa yang bisa aku lakukan untukmu?,bukankah aku hanya menyusahkan mu?" Ucap Sunrise seperti anak kecil.
"Satu hal yang bisa kau lakukan untukku, yaitu dengan tidak membuatku khawatir, tolonglah untuk berhati-hati, kau selalu membuatku khawatir " ucapku kembali mengambil daun-daun di rambutnya.
Sunrise terlihat tersenyum tipis mendengar perkataanku.
"Kelak istrimu adalah wanita paling beruntung di dunia, karena dicintai oleh seorang sepertimu, aku yakin dia menjadi orang yang paling  bahagia saat itu"ucap Sunrise memegang tanganku. Aku hanya diam mendengar perkataannya. Hatiku terasa ingin mengatakan padanya bahwa aku sedang tidak memikirkan wanita lain saat ini.
"Diamlah cerewet"ucapku mencubit hidung Sunrise. Sunrise tersenyum dan tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berbisik

"Hari ini kau akan memancing benar? yang terakhir datang di danau harus menggendong pulang" ucap Sunrise kemudian berlari meninggalkanku .
Tidak berlari aku hanya berjalan cepat, tau tidak mungkin aku akan membiarkan Sunrise menggendong ku. Sunrise berlari dengan rambut pirang nya yang tertiup angin. Melewati guguran daun-daun yang berjatuhan dari pohon, ia berlari mundur menghadap ku dan tertawa.

Jantungku terasa berhenti sejenak, aku terus memandanginya dengan jantung berdegup kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jantungku terasa berhenti sejenak, aku terus memandanginya dengan jantung berdegup kencang. Perasaan dimana seorang laki-laki terhadap wanita yang dicintainya.

Akupun tiba terakhir di tepi danau tempat yang sering kami kunjungi.

Tak terlihat Sunrise di sana, akupun meletakkan alat pancingan dan alat lukisan ku untuk mencari Sunrise.
"Sunrise! Where are you?" Teriakku kencang.
"Im here! Aku disini" terdengar dari kejauhan.
Sunrise berlari menuju arahku dengan membawa sesuatu di belakangnya. Ia berlari semakin dekat dan tiba-tiba memelukku. Karena Sunrise yang terlalu semangat hal itu membuat kami berdua jatuh ke belakang.
"Lihatlah aku menemukan setangkai mawar"ucapnya memperlihatkan bunga mawar tepat di wajahku.
"Sunrise bisa kau bergeser sebentar, kau tau jika kau sekarang sudah besar dan kau semakin berat"
"Ehhh maaf, aku sampai tidak sadar" Sunrise bergeser dan kami duduk berdampingan.
"8 tahun kita bersama? Kini aku seorang wanita dewasa? Rasanya ada banyak hal yang menyenangkan kita lakukan, apakah ke depannya kita juga seperti ini?"ucap Sunrise
"Kenapa tidak? Mungkin 8 tahun ke depan nanti kita juga pergi memancing, melukis dan lain-lain" ucapku
"Bryan kupikir kau harus pergi dan bertemu seorang wanita yang bisa membuatmu bahagia, pergilah ke New York! Disana banyak wanita-wanita cantik dan modern, banyak wanita hebat di sana"
"Lalu denganmu? Aku bahagia seperti ini"

Sunrise tersenyum dan pergi mengambil alat pancing untuk memancing. Sementara seperti biasa aku mengambil alat lukis untuk melukisnya melakukan sesuatu hal
"Apa yang akan kau lakukan dengan bakat melukismu? Pergilah kembali ke New York dan belajar melukis disana, kau bisa menjadi pelukis hebat" ucap Sunrise
"Lalu bagaimana denganmu? Apa yang ingin kau lakukan?" Tanyaku
"Aku hanya menginginkan saat seperti ini bisa terjadi setiap hari. Pergi keluar walau hanya berjarak beberapa kilo"
"Kalau begitu aku tidak akan pergi, bagaimana jadinya jika Bryan tanpa Sunrise? Mungkin Bryan jadi laki-laki tang membosankan dan sinis ke orang lain" ucapku tertawa.
"Tidakk, kau harus menemukan kebahagiaanmu, bertemu dengan wanita, menikah, memiliki anak dan me.."
"Sudahlah untuk apa membahas ini sekarang, duduklah dijembatan itu, aku akan menyiapkan alat pancingnya." Ucapku mengalihkan topik.
Kami menghabiskan dua jam dengan memancing dan saling bersenda gurau di sana.


.
.
Akankah hubungan ini hanya akan sebatas teman? Tunggu Sabtu depan





Spoiler Bryan in New york

Spoiler Bryan in New york

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gone For Love || TaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang