1

906 34 6
                                    

Pagi yang cerah tidaklah membuat kesenangan bagi penghuni rumah sederhana yang terasa sepi , malah mereka berharap malam yang sepi dan sunyi segera menghampiri.

"Berhenti menggerutu anak anjing." Perkataan singkat dan padat pun mendapatkan teriakan membahana dari orang yang dikatai.

" Diam kau papan triplek"

Melihat perkelahian singkat di depannya, membuat seseorang bertopeng elang silver, disudut ruangan menggeleng kepala, sebelum"Siapa targetnya kali ini? "

"Kau mengagetkan ichi" Hanya senyum singkat yang menjadi permintaan maaf dari orang yang dipanggil ichi, dia menggunakan topeng elang merah yang menghiasi bagian kiri kepalanya.

Merasa tidak mendapatkan jawaban, ichi menatap sang ketua yang baru saja selesai dengan perdebatan tak jelasnya.

"Yamanaka..."

" Wow, kita akan berkunjung ke mansions mewah mereka, ne.. ne suki aku boleh membawa 'Ivy mike'?" Dengan raut antuisias, Ciba sang pemakai topeng elang coklat memilah milah bom yang akan digunakannya dalam misi nanti.

Tuk..

Tanpa perasaan ichi menoyor kepala bundar di depannya mengakibatkan ringisan lirih dari bibir tipis yang dimajukan" Ittai. . ... "

"Gunakan otak bodohmu ciba, kalau kau membawa bom Ivy mike ledakan 10,4 megaton itu akan menarik perhatian banyak orang bodoh! " Hrdikan singkat dari sang ketua menuai anggukan kepala dan cibiran dari 2 rekan lainnya.

" Cih, kau tak asik" Tanpa mendengarkan lebih lanjut ciba pergi meninggalkan ruang senjata menuju ruang makan, perutnya sudah demo minta makan dari tadi, apa lagi tadi ia juga membuang tenaga untuk berkelahi singkat dengan ketuanya.

"Kau yakin kita akan menargetkan yamanaka? Bukankah ini terlalu cepat untuk mereka? " Hiji yang terdiam sedari tadi pun mulai buka suara, membuat perhatian ichi yang ingin memilah senjata berubah menjadi menyimak mereka berdua.

Tanpa di duga senyum manis(menyeramkan) terhias apik di wajah sang ketua, pemilik topeng elang merah kejinggaan, membuat kedua rekannya bergidik di tempat"Ini memang giliran mereka, jika pun belum berarti mereka tidak beruntung"

Jawaban singkat suki membuat keheningan panjang ditambah ruang senjata sedikit redup , mendukung sekali suasana horor diantara anggota Hakai no washi.

"Kematian tetaplah kematian, jika belum waktunya maka aku yang akan membantu shinigami menghampiri mereka" Ucapan lirih Suki menjadi melodi penghantar langkah mereka bertiga keluar dari ruang senjata.

"Kasian... "

"Pembalasan untuk mereka ya"

"Suki kau kejam, tapi aku suka" Ciba menanti mereka dengan manis dimeja yang penuh dengan makanan makanan.

.
.
.
.

Surat singkat yang sudah tak layak lagi tergeletak begitu saja di meja kantor naruto, sang inspektur pirang yang mendapat panggilan langsung dari jendral hanya menghela nafas lelah.

"Kau akan cepat mati naruto"

"Ck, diamlah garaa...... Dan kalian, kenapa kalian kesini? Bukankah seharusnya kalian berada didaerah Prefektur kalian? "

"Diamlah kuning, kau membuat ku tambah pusing saja" Keluh inspektur berambut nanas, -Shikamaru- sambil bergumam kata andalannya.

"Seperti diri mu nar, kita juga mendapatkan surat konyol dari jendral"

Mendengar jawaban garaa membuat alis naruto naik semakin tinggi, ditambah lagi kedatangan seseorang yang biasanya tak mau ikut campur, sekarang malah duduk manis di sofa dekat jendela.

"Dan kau aniki? "

"Sama dengan dua teman bodohmu gaki" Perkataan singkat kurama pun menuai plototan tersinggung dari garaa dan tatap malas dari Shikamaru.

"Ck, apa jendral konyol itu tak tau, kalau daerah Prefektur ku sedang banyak kasus, seenaknya saja dia manggil manggil untuk urusan yang tak perlu"

Dengan mata terpejam Shikamaru berujar singkat, ntah dari kapan ia sudah berada disamping kurama"Berhentilah menggerutu garaa, kau mengganggu tidur ku"

"Akan lebih baik kalian penuhi panggilannya, supaya tua bangka bertopeng itu tak mengoceh lagi"

"Kami? Lalu kau tak ikut? "

"Kau pikir aku peduli" Kalimat ringan tanpa beban melayang keluar dari mulut kurama menimbulkan decakan tajam dari naruto.

" Lalu kenapa kau kesini bodoh! "

" Sopan sedikit pada kakakmu gaki! "

" Tontonan gratis, sayang tidak ada cemilan"

"Makan mulu isi otak mu garaa"

Ya bigitulah keadaan ruangan naruto si inspektur pirang, namun tak lama ruangan itu kembali hening, sepertinya mereka sudah mulai serius bahkan Shikamaru yang tadinya tertidurpun kembali membuka mata , meski dengan ogah ogahan.

" Kau yakin tak ikut kurama? "

" Tentu saja" Mendapati jawaban singkat lagi, naruto menatap intens kakaknya itu, ia merasa bahwa kakaknya ini akan melakukan sesuatu dibalik layar atau ia akan bergerak sendiri. Merasa ditatap intens kurama pun menoleh dan benar, naruto sedang menatapnya.

" Kenapa kau gaki?"

"Bukan apa apa"

" Baiklah, nanti malam jam 12 tepat kita kembali ke pusat"

Diskusi pun usai dengan keputusan mereka memenuhi panggilan sang Jendral yang belum tau motifnya.

"Ku harap kali ini kita dapat bertemu my heart" .....
































Tbc.....

Huaaa udah lama Haru ga nulis, rasanya sedikit susah untuk nyari bahasa yang pas, atau susunan kata yang tepat. Rasanya ceritanya membosankan ya. Huaaa

See you next time.......


Don't cry SukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang