Siapa yang akan menyangka, jika dua musuh juga dapat menjadi teman yang saling membantu. Bahkan membantu menghancurkan musuh dari musuhnya.
" Kabar apa yang kau bawa."
Suara bass menghentikan keheningan diantara mereka. Tatapan sinis namun penuh dengan seringai menjadi pemandangan dimata merah darah ichi. " Berhenti menatap ku BODOH! "
Tawa renyah keluar begitu saja dari mulut lawan bicaranya. "Bagaimana mungkin aku melewatkan pemandangan didepanku ini, sedangkan kita jarang bertemu tuan yakuza~"
Seketika hembusan angin menerpa sisi kiri wajah lawan bicara Ichi. " Jangan banyak bicara! " Tanpa rasa kasihan Ichi menebas leher yang telah ditargetkan pedangnya.
"Cih kau tak asik sama sekali yakuza san, untung kepala ku tak melayang" Sang lawan bicara menghembuskan nafas lega sambil menyentuh lehernya yang meneteskan darah.
Merasa muak karna tak ada informasi yang ia dapat Ichi berbalik pergi meninggalkan lawan bicaranya yang masih menyentuh leher yang hampir melayang beberapa detik lalu jika saja ia tak bergerak cepat menghindar.
"Kau akan pergi tanpa informasi yang kubawa nona? " Melihat pergerakan Ichi yang berhenti membuat senyum miring tercipta apik dibibir sang lawan bicara.
"Sedari tadi tak ada satupun informasi yang keluar dari mulut mu tuan inspektur dari pada membuang waktu dengan omongan konyol mu lebih baik aku menghabisi target ku selanjutnya"
Tanpa berbalik Ichi melanjutkan langkah nya. "Dan aku bukan perempuan! " Tekan Ichi menghilang di balik tembok diiringi kekehan sinis sang inspektur. "Tidak mungkin aku salah mengenalimu nona~"
Disisi Ichi ia tersenyum puas dengan apa yang ada ditangannya. Siapa sangka jika bertemu dengan si inpektur itu bisa melancarkan rencana mereka selanjutnya. "Inspektur bodoh"
****
Shikamaru merasa sangat bersalah, ia merasa tak berguna bahkan jabatan yang ia pegang saat ini tidak ada apa apanya. Percuma saja menjadi inspektur tertinggi, keluarga yang seharusnya ia jaga malah hancur tak berbentuk. "Arrrggghhh.. "
"Kepala mu akan hancur kalau kau pukul begitu dude"
Seperti dejavu Shikamaru kaget bukan main, hampir saja ia melepaskan tembakan jika saja tangganya tak ditahan Kiba. " Santai oi santai... "
Dengan gemetar Kiba menurunkan tangan Shikamaru menjauhkan pistol yang bisa saja merenggut nyawanya. "Hi Hi menakutkan" Gumam Kiba.
"Apa yang kau lakukan disini? " Tanpa menghiraukan raut ketakutan Kiba, Shikamaru kembali menodong kan pistolnya kembali.
"Heh itu bahaya tau. " Dengan gelagapan Kiba melarikan diri kebalik punggung seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka namun tidak disadari oleh Shikamaru. "A ano, maaf tuan kalau Saudara saya membuat Anda terkejut ta tapi bisakah pistol nya di diturun kan du dulu.... " Lirihnya.
"Siapa? " Ujar Shikamaru menutupi ke terkejutannya. " Bagaimana bisa aku tidak menyadari kehadiran orang ini" Batin Shikamaru memperhatikan orang tersebut dengan seksama.
"Ah maaf sebelumnya saya lupa memperkenalkan diri, nama saya Itachi, salah satu Dokter dirumah sakit ini, dan ini Kiba saudara saya, kami kesini karna melihat anda menyakiti diri sendiri, makanya kami menghampiri anda, maaf bila keberadaan kami menganggu anda" Selesai dengan ucapan panjangnya Itachi membungkuk minta maaf membuat Shikamaru menghela nafas malas.
"Ck mendokuse. Berdiri!, kau tak perlu membungkuk begitu" Shikamaru kembali menyimpan pistolnya dan duduk dengan wajah malas yang kentara. "Kenapa wajahmu tambah kusut eoh? "
Tanpa tau situasi Kiba menyeletuk, membuat ia mendapatkan pukulan maut di kepalanya. " Ittai... Neechan.. " Sungutnya menatap Itachi garang.
"Diamlah Kiba, mulutmu itu ditahan, kau tak liat kalau tuan itu sedang banyak masalah" Tekan Itachi mencubit cubit lengan Kiba.
"Yak tangan ku sakit neechan, tapi apa salahnya bertanya si, kau juga tak marah kan pak inspektur? " Senyum manis terukir dibibir Kiba tanpa memperhatikan tatapan jengkel Shikamaru yang seperti ingin mencincang dirinya.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini? Kau mengikuti ku? " To the point Shikamaru.
"Bukankah tadi sudah dijelaskan oleh neechan ku? Aku kesini melihat dirinya, sudah lama kami tak bertemu kau ingat pertemuan kita semalam? Itu aku baru pulang bertugas. " Jelas Kiba
Melihat situasi yang tidak ada kondusif nya membuat Itachi menarik lembut tangan Kiba membawanya kembali ke dalam rumah sakit. " Maaf sepertinya kami harus pergi, permisi tuan. "
Namun satu kalimat Itachi membuat Shikamaru termenung dan bertambah marah. " Akan lebih baik anda menjaga diri anda tuan jangan menyakitinya karna banyak yang harus anda lakukan bukan, dan jangan terlalu ikut campur urusan orang lain"
Tatapan intens Shikamaru tak teralihkan bahkan sampai punggung Itachi menghilang pun ia tetap memperhatikan nya. "Kupastikan Hakai no Washi akan musnah. Itu janji ku Bibi......"
.
.
.
.
.
.TBC...
Halooo ada yang kangen ngga sama cerita Haru yang ini???
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't cry Suke
Fanfiction"setiap tetes air mata yang keluar dari mata indah mu, pasti akan kubalas dear, itu janjiku. " ________Narufemsasu