Happy reading!!! Semoga suka yaa
::::::::::
Kalo kalian ditanya, "bakal mau jadi apa lo dimasa depan?" Kalian bakal jawab gimana?. Bingung ya? Gue punya pilihan jawaban yang simple buat kalian:
a. Membahagiakan orang tua
b. Membuat sedih orang tua9 bulan kita ganggu perut Bunda. 2 tahun ngerengek minta susu. 1 tahun ngehabisin plaster karena jatuh waktu belajar jalan dan lari. 2 tahun menguji kesabaran ayah karena minta mainan. 2 tahun ngerepotin buat jaga kita sekolah. Dan 12 tahun ngelepas kita sekolah sendirian dengan biaya dari orang tua.
Itu adalah jawaban kalo kalian tanya. "Kenapa harus orang tua?". Maaf banget, tapi itu cuman rincian kecil. Kalo rincian mendetail. Gue rasa, 1 buku setebel harry potter and the order of the phoenix ga bakal cukup deh. Mulai dari waktu ngurus kita didalem perut yang kalo ngidam aneh-aneh, sampe kita bahkan sering bilang "bentar" ke orang tua sekarang.
Percaya deh, gabakal cukup dijabarin.
Kesimpulannya, ya pilihan lo kalo bisa opsi 1 atau 'a'. Karna lo bakal nyesel kalo semisal milih yang kedua. Dan bakal kena karma juga sih.
Kalo gue yang ditanya.... Gue bakal milih opsi 'a' dengan mantap. Kenapa ya? Mungkin, karena cuman Bunda yang bisa jadi tujuan hidup terakhir gue. Setelah Ayah pergi, ninggalin Bunda gue.
"Bunda udah enakan? Apa masih harus ke dokter lagi?" Dan inilah seorang tujuan hidup gue. Bunda Rani, simanis dirumah ini.
"Udah, kemarin Bunda seharian istirahat aja. Biar kamu gaperlu izin sekolah buat nganter Bunda lagi."
Bunda meletakkan bawang goreng diatas nasi gorengnya. Semangkuk besar nasi goreng panas, berwarna merah kecoklatan. Dengan kacang polong dan sosis yang menjadi topping.
Genta tersenyum. Menerima mangkuk tersebut untuk ditata di meja makan.
"Tapi sebenernya, bun, aku malah suka izin sekolah loh. Bisa keluar dari zona yang memusingkan. Bunda tau kan, rasanya setiap hari ketemu buku paket yang tebel tapi ga menarik itu? Lagian, cuman izin setengah jam juga ga ngerepotin, bun."
Bunda geleng-geleng. Selalu saja ada alasan tidak berfaedah dari Genta untuk hal kecil. Membuat Bunda jadi meragukan masa depan anak ini. Bagaimana jika segalanya diberi alasan tidak berfaedah itu? Ketika kerja misalnya.
"Udah deh, kamu langsung makan. Bunda masih harus bangunin Kala dulu," Bunda pergi dari dapur. Masuk ke salah satu kamar, dan selum lima menit sudah ada suara teriakan malas dari dalam kamar itu.
"Alhamdulillah akhirnya Bunda udah sehat. Genta jadi nggak makan mie lagi ya allah," Genta mengambil piring, kemudian mengambil beberapa ciduk nasi. Dan sebagai akhir, dia menambahkan bawang goreng diatas piringnya sendiri. Double part untuk bawang goreng.
Oh iya, sebenarnya tadi dia juga menyiapkan 2 entong nasi goreng disebuah piring. Lengkap dengan 1 potong timun dan 3 biji lombok.
"Ohayou, onii-sama," sapaan itu datang dari kamar yang telah terbuka. Kamar yang sebelumnya terdengar teriakan malas tadi.
"Pagi wibu. Tuh nasi goreng kamu udah abang siapin," Genta duduk. Bersiap menyuap nasi.
"Arigathanks, abang. Emang paling bener dipanggil onii-sama, terimakasih, terimakasih," Kala, wanita dengan paris premium itu ikut duduk dibelah Genta. Tangannya menyatu untuk mengucap do'a.
"Oalah, Kala-Kala. Jaket kamu ketinggalan juga nih. Bisa ga sih, dipersiapin semua gitu. Habis ini pasti nyariin kaos kaki kan? Masih 3 hari sekolah adaaa aja yang ketinggalan," Bunda menenteng jaket dengan mengomel. Lalu memakaikan jaket berlogo kaki itu dipundak Kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTA
Spiritual"Gue lagi ulang tahun, tapi gue kasih lo kado. Dimakan ya nasinya, yang ini khusus gue masak buat lo." Aneh. Siapa orang aneh yang justru memberi kado sebuah buku dihari ulang tahunnya? Yang bahkan mataku saja tidak melihat adanya nama disurat itu...