membaik

47 25 5
                                    

"aku berjanji untuk memgabadikan senyum ini, dan tidak akan membuatnya pudar sampai tua nanti,".
(Raian Ghendara)

_______________

Langit jakarta begitu cerah, membuat siapa saja enggan untuk menatapnya, apa lagi dengan kehadiran mentari yang membawa kehangatan untuk bumi yang basah karena ulah hujan dimalam tadi.

Perlahan Hafsah menarik sudut bibirnya, menghadirkan senyum yang begitu manis, matanya terus menatap anak-anak yang sedang bermain dibawah hangatnya cahaya mata hari pagi.

"Kenapa senyum-senyum sendiri sayang?" Tanya Raian dia baru saja kembali setelah membeli dua botol aqua untuk Hafsah dan dirinya.

"Hafsah seneng liat anak-anak itu, imut-imut banget," jawab Hafsah.

Raian ikut duduk disamping Hafsah, sambil menyodorkan botol aqua yang dipegangnya. "Kamu suka anak kecil?".

Hafsah pun menerima botol aqua yang diberikan Raian. "Suka banget Mas, anak kecil itu lucu dan selalu membuat kita bahagia,".

"Nanti kita bikin yang banyak ya," Raian mengelus perut rata Hafsah dengan tangan kanannya.

"Ih Mas jangan dipegang gitu malu diliatin sama orang," protes Hafsah. pasalnya disini bukan hanya anak-anak tapi juga banyak ibu-ibu apa lagi yang disampingnya adalah Raian, seorang CEO muda diperusahaan Ghendara dan juga seorang selebgram, jadi siapa yang tidak mengenalnya.

"Biarin, toh Mas mau periksa dulu ini udah ada dede bayinya belum,".

"Ih mas ada-ada aja deh, emangnya Mas dokter bisa meriksa ibu hamil,".

"Duh istrinya udah ngisi ya Pak Rai?" Tanya seorang ibu-ibu disamping Raian.

"Masih proses bu," jawab Raian.

"Oh saya kira susah ngisi, makanya yang rajin bikinnya pak Rai biar cepet prosesnya,".

Wajah Hafsah langsung merah merona mendengar ucapan ibu-ibu itu, ibu-ibu terlalu prontal mengatakan hal semacam itu.

"Insyaallah bu nanti makin rajin lagi,".

Hafsah langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Raian. "Mas apaan sih, pake ngomong gitu segala,".

"Kan biar cepet-cep---,".

"Ibu ayok main lagi," ucapan Hafsah terpotong oleh anak kecil yang menghampiri ibu-ibu itu.

"Iya sebentar sayang, pak Rai sama siapa ini istrinya saya permisi dulu ya," ibu-ibu itupun pergi meninggalkan Hafsah dan Raian yang masih duduk di tepi taman.

Hafsah tidak memperdulikan itu, dia memasang wajah cemberutnya sambil mengalihkan pandangannya dari Raian.

Aku Pamit Dari Syurgamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang