1

5.8K 371 279
                                    

Hai gaes...
Kita bertemu kembali di Sequel Ordinary Love...

Ini sudah bukan dunia anak sekolah ya... Jadi, mungkin saja rate M (Memew) lebih hard wkwkwk...

Harap bijak bagi anak di awah umur untuk tidak baca story ini... Apalagi ini menjelang puasa Ramadhan...

Tobat dulu pas siang, nanti kumat jamaah lagi sehabis buka puasa... Wkwkwk

Selamat Membaca...
.
.
.

***

Sakura menatap nanar Naruto, gadis bersurai pink lembut itu masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya saat ini. Naruto pria yang ia cintai nyatanya dengan mudah berpaling dari dirinya.

"Naruto-kun, bukankah kau sangat jahat padaku?"

"Maaf Sakura,"

"Kau berpaling dariku saat Hyuuga itu merubah penampilannya menjadi cantik? Begitu? Bahkan aku tidak kalah cantik dari dia, Naruto...!"

Naruto diam.

Membiarkan Sakura mengeluarkan semua kekesalannya. Membiarkan Sakura terhanyut dengan persepsi-persepsi gadis itu.

"Karena Bibi Khusina tidak menyukaiku?" Pertanyaan Sakura membuat Naruto menoleh cepat pada Sakura. Safir birunya seakan mengatakan jika ia terkejut. Tentu saja Naruto terkejut, selama ini ia mengira jika Sakura tidak merasakan rasa ketidaksukaan Ibunya pada gadis cantik itu.

"Kau heran darimana aku tau?" Naruto masih diam, otak warasnya menyuruhnya untuk diam.

"Aku tau dari sikap Bibi Khusina berbeda padaku dari beberapa tahun yang lalu,"

Naruto memberanikan diri menatap emerald Sakura dengan serius, " Sakura, mari sudahi. Kita sudah beranjak dewasa, jika kita menjalin kasih akan menyakiti Sasuke. Kau tidak memikirkan perasaan Sasuke? Dia juga sahabat kita."

"Aku sudah memintanya untuk mencintai Hyuuga saja, tidak diriku. Karena aku sudah jatuh hati padamu, Naruto-kun," perkataan Sakura membuat kepala Naruto menggeleng pelan. Sungguh Naruto tak pernah menyangka jika Sakura mampu melakukan hal seperti itu lada Sasuke. Dan apa katanya tadi? Menyuruh Sasuke untuk mencintai istrinya? Well, tak akan Naruto biarkan itu terjadi, lagipula Naruto percaya dengan Sasuke. Sahabat emo-nya tidak sejahat itu kan?

"Hyuuga Hinata maksudmu?" Tanya Naruto dengan datar.

"Tentu saja, siapa lagi?"

"Sakura, dia istriku. Dan aku rasa, Sasuke begitu dalam mencintaimu bahkan mungkin saja kalau Sasuke lebih dulu mencintaimu dibandingkan aku,"

"Lalu aku harus peduli?"

Ah, sikap Sakura yang seperti ini baru pertama kali Naruto lihat dengan mata kepalanya. Ternyata gadis yang dulu menjadi ratu di hatinya memiliki sifat angkuh, egois dan keras kepala. Bukankah Tuhan sangat baiknya, memberikan jodoh untuknya seperti Hinata. Istrinya sangat berbeda, dia lembut, baik, dan pintar. Hinata tidak pernah menunjukan sifat yang mampu membuat Naruto berpikir negatif. Bahkan jika Hinata marah, sudah pasti dialah yang menyebabkan Hinata marah.

"Ibuku memang tidak menyukaimu dan aku tidak tau alasannya. Tapi Sakura, sebagai anak, inilah bukti baktiku pada orang tuaku. Secinta apapun aku padamu jika Ibuku tidak merestui, aku tidak akan melakukan perlawanan apapun,"

"Kita bahkan belum berjuang...!"

"Kita sudah kalah, Sakura. Kau tidak mengerti dengan ucapanku tadi? Jika Ibu tidak merestui maka aku tidak akan melawan."

Hening. Hanya terdengar isakan Sakura sesekali. Mata gadis itu sudah memerah, bibirnya juga bergetar.

"Sejak kapan kau mencintai Hyuuga itu,"

ExtraOrdinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang