7

2.4K 278 90
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

***

Sasuke termenung sendiri di ruang tamu, pria itu memikirkan masa depannya. Kehamilan Sakura tidak pernah Sasuke anggap sebagai aib atau sebagai kesalahan. Sasuke, akan melepaskan Sakura dan membiarkan wanita itu hidup seperti apa yang dia mau. Sasuke yakin, ia akan bisa hidup tanpa Sakura. Ia harus kuat demi buah hatinya.

Mata hitam itu beralih pada kalender yang tergantung didinding. Mengamati sebentar, ia sadar jika kehamilan Sakura sudah memasuki usia tujuh bulan. Senyum Sasuke mengurva, sudah saatnya ia mempersiapkan kebutuhan buah hatinya. Dengan rasa bahagia yang membucah, Sasuke membuka daftar list dari Izumi. Beberapa waktu lalu, Sasuke sudah menanyakan pada kakak iparnya itu, apa saja keperluan untuk bayi baru lahir. Bahkan Sasuke sudah mengikuti pelatihan merawat bayi baru lahir. Semua ini ia lakukan demi buah hatinya. Sasuke tidak akan membiarkan buah hatinya kehilangan kasih sayang seorang ibu meski bukanlah Sakura tetapi dirinya sendiri yang akan merangkap sebagai Ayah sekaligus Ibu. Mereka berdua harus bisa hidup tanpa Sakura, bukankah Uchiha itu mandiri?

Sasuke bersiap, ia mengganti bajunya dan memakai jaket.

"Mau kemana kau?" Tanya Sakura yang melihat Sasuke sudah rapi.

"Ah, aku ingin membeli kebutuhan bayi. Kau mau ikut?" Tawar Sasuke pada Sakura dengan senang.

"Tidak, kau saja..." Tolak Sakura. Penolakan itu memudarkan sedikit kebahagiaan Sasuke. Tapi kembali lagi, ia harus kuat demi buah hatinya.

"Baiklah, sampai jumpa nanti Sakura." Pria itu berjalan dengan senyum yang tetap bertengger dibibirnya.

"Sebentar lagi kita akan bertemu, nak. Ayah akan siapkan semua kebutuhanmu," ucap Sasuke lirih.

Dengan mengendarai mobilnya, Sasuke menuju toko perlengkapan bayi. Sengaja di toko tidak di mall, karena uang Sasuke tidak cukup jika harus membeli semua kebutuhan bayi di mall. Sasuke ingin sedari dini semua kebutuhan anaknya adalah hasil dari jerih payahnya sendiri.

Senyum Sasuke semakin lebar saat ia sudah sampai di toko perlengkapan bayi. Masuk kedalam, Sasuke mulai membuka list. Pertama ia harus membeli popok, bedong, dan baju. Sasuke sungguh semangat, melihat baju bayi yang begitu mungil jika ia letakkan ditangannya.

"Karena Sakura tidak pernah mau USG aku jadi tidak tau jenis kelamin anakku. Beli yang netral sajalah," monolog Sasuke. Karena memang sifat dasar lelaki, tetap saja ia bingung harus memilih. Hingga pada akhirnya ia meminta bantuan pada penjaga toko. Dengan senang hati penjaga toko itu membantu Sasuke.

"Ini saja sudah cukup, tuan?" Sasuke mengangguk
"Kereta bayi?"

"Ah, ya itu aku memerlukannya,"

"Tempat tidur bayi?" Sasuke berpikir sejenak, lalu menggeleng, "Tidak, dia akan tidur bersamaku,"

"Wah...pasti bahagia bayinya, bisa tidur bersama Ayah dan Ibunya." Sasuke tersenyum paksa.

Dia hanya akan tidur denganku.

"Ini," kasir memberikan kartu kredit milik Sasuke.

"Terimakasih,"

"Sama-sama, datang kembali jika ada yang kurang."

Sasuke keluar dengan rasa bahagia. Melihat tangannya penuh dengan belanjaan si kecil dan juga ada beberapa yang sudah masuk kedalam mobilnya.

Sesampainya di Apartemen, Sasuke dikejutkan dengan suara rintihan Sakura.

"Sakura...!" Sasuke sungguh takut terjadi hal yang buruk pada Sakura, melihat darah yang sudah membanjiri sekitar Sakura.

Tanpa banyak tanya, Sasuke membawa Sakura ke rumah sakit.

ExtraOrdinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang