Selamat Membaca...
.
.
.***
Ino Yamanaka menggigiti kukunya, rasa malu menjalar diseluruh tubuhnya. Mengapa ia lupa jika kartu kredit miliknya sudah diblokir oleh sang Ayah karena selalu over limit.
"Bagaimana Nona? Apa mau melakukan pembayaran secara cash saja?" Tawar seorang kasir pada Ino.
"Ah...itu..."
Jelas sekali Ino bingung, dia tidak pernah membawa banyak uang cash. Maniknya melihat seseorang yang sepertinya ia kenal. Hyuuga Hinata, teman sekolahnya dahulu.
Apa aku pinjam uang saja pada dia?
Batin Ino kini berperang, tapi jika tidak pada Hinata, ia harus meminta tolong pada siapa? Sai? Jangan harap, pria itu akan mengeluarkan uangnya untuk membayar semua belanjaan Ino. Sai selalu berkata setelah membayari belanjaannya, Sai jatuh miskin hahahha.
"Hyuuga." Hinata menoleh, cukup terkejut ketika Ino lah yang menyapanya.
"Hai... Apa kabar?" Tanya Ino basa-basi pada Hinata. Yang ditanya hanya menaikan alisnya satu serta menebak-nebak alasan Ino menyapanya. Hinata tidak akan lupa, jika Ino adalah antek Sakura.
"Ada apa Yamanaka-san?" Tanya Hinata santai. Ino terdiam, meyakinkan dirinya sekali lagi untuk benar-benar meminjam uang pada Hinata.
"Bisakah kau meminjami aku uang?"ujar Ino dengan rasa malu yang sudah tidak dapat ia jabarkan lagi. Hinata menunduk, melihat banyaknya barang yang dipegang Ino. Dan Hinata yakin, itu pasti berjumlah puluhan yen.
"Tentu saja, Ayo." Hinata menarik lengan Ino menuju kasir.
Dengan santainya, Hinata mengeluarkan black card miliknya dari dompet dari brand terkenal dan itu mampu membuat Ino menganga lebar. Seorang Hyuuga Hinata mempunyai kartu tanpa limit itu?
"Kau kaget ya?" Tanya Hinata dengan santai. Ino mengangguk dengan mulut yang masih menganga, ia tidak bisa berkata-kata.
Kasir mengembalikan kartu milik Hinata, "Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Nyonya muda?" Pertanyaan kasir tersebut menambah Ino semakin pusing. Mengapa kasir ini memanggil Hinata dengan sebutan Nyonya muda?
"Tidak ada," sahut Hinata.
"Baiklah, terimakasih sudah berbelanja di toko kami Nyonya muda Namikaze,"
"APA...!" pekikan Ino keras sekali. Telinga Hinata berdenging mendengar pekikan keras dari Ino. Orang-orang yang sedang berbelanja pun mengalihkan tatapan mereka pada Ino.
"Ayo, ikut aku." Hinata menarik Ino ke sebuah cafe di depan toko branded yamg mereka kunjungi.
"Duduklah," manut. Ino duduk dengan masih diselubungi rasa tak percaya.
"Namikaze? Kau seorang Namikaze?" Hinata mengangguk, lalu tangannya terangkat untuk memanggil pelayan.
"Makan, aku lapar nanti aku beritahu sesuatu." Ino masih memandangi Hinata yang kini sangat berbeda jauh dengan Hinata yang dulu. Outfit Hinata, dari atas hingga bawah semua bermerk, Ino tau pasti dan itu asli semuanya.
"Kapan kau akan membayar hutangmu?" Ino berdecak, "Hei... Belum ada satu jam kau sudah menagihnya?" Hinata terkekeh pelan, ia hanya bercanda saja agar suasana tidak canggung. Mengingat hubungannya dengan Ino tidaklah baik dulu.
"Jadi kau diangkat anak oleh keluarga Namikaze?"
"Hemmm, bisa dibilang begitu," jawab Hinata dengan mengetuk jari telunjuknya pada dagu,
KAMU SEDANG MEMBACA
ExtraOrdinary Love
Short StoryIni sequel dari cerita Ordinary Love ya... ~siapa yang nunggu? So, baca langsung gaes....~ "Cintanya begitu sederhana untukku. Namun, cintaku untuknya jauh dari kata sederhana. Cintaku padanya, berada di kasta puncak sang dewi cinta," ~Namikaze Naru...