Selamat Membaca...
.
.
.***
Naruto turun dari mobilnya, merapikan sedikit penampilannya dan tak lupa menyugar rambutnya kebelakang. Hal itu mampu membuat para mahasiswi terpesona pada seorang tunggal Namikaze. Tentu saja tanpa perkenalan diri, mereka semua sudah tau sosok Naruto Namikaze.
Tampan, kaya, pintar, dan anak tunggal, bukankah itu hal yang sempurna. Namun wajah Naruto tetap datar, seperti dahulu. Karena sudah tidak ada Sakura maka di Kampus ini tidak ada satu pun gadis yang Naruto spesialkan. Hinata, wanita itu lah satu-satunya wanita yang spesial untuk Naruto setelah Ibundanya.
Naruto yang berjalan santai mampu membuat para gadis terpekik kencang. Naruto berhenti saat ada segerombolan perempuan yang dengan sengaja mendorong salah satu teman mereka ke arahnya. Berharap jika Naruto menangkap sang wanita.
"Maaf, gadis ini memang bodoh dan ceroboh," tutur salah satu dari mereka dengan suara yang dilembut-lembutkan untuk menarik perhatian Naruto. Sedangkan gadis yang didorong kearah Naruto tadi menunduk dalam. Dengan mata yang menatap tajam pada sang wanita yang menunduk Naruto berkata, "Matamu sudah empat, apa masih kurang?" Sarkas Naruto pada gadis berkacamata. Sepertinya Naruto kenal?
Menyipitkan matanya dengan fokus pada wanita yang tadi didorong oleh kawannya.
"Karin-nee?" Beo Naruto. Karin memasang wajah cemberut. Segerombolan mahasiswi tadi pun terkejut saat Naruto memanggil Karin dengan sebutan kakak.
"Iya ini aku, mulutmu itu masih saja pedas." Karin Uzumaki adalah keponakan dari Khusina Namikaze. Naruto lupa jika kakak sepupunya itu berkuliah disini.
"Kau dibully?" Karin menunduk ketika ditanya seperti itu oleh Naruto. Gestur tubuh Karin sudah menjelaskan semuanya. Safir biru Naruto menata tajam pada segerombolan wanita yang ternyata berprofesi tukang bully.
"Kalian... Kuliah jurusan bullying?" Tunjuk Naruto pada mereka dengan bengis, " kalian tidak akan pernah bisa berkuliah lagi disini," ancaman Naruto tidak pernah main-main.
"Maafkan aku Namikaze-sama," mohon salah seorang dari mereka. Karin meraih lengan sepupunya.
"Naru, kau boleh hukum yang lain tapi tidak dengan dia," tunjuk Karin pada wanita yang memohon didepan Naruto. Permintaan Karin menimbulkan tanya bagi Naruto.
"Dia...sama sepertiku, yatim piatu," lanjut Karin dengan lirih. Naruto mengangguk.
"Setelah aku selesai kuliah ikut denganku nee-san. Jangan keras kepala lagi," ujar Naruto dengan tegas.
Merogoh saku celananya, meraih ponsel pintar miliknya, "Paman Asuma, aku mau semua yang membully Karin-nee di keluarkan..." Setelah berkata seperti itu, munculah pekikan histeris dari mereka. Universitas Konoha adalah salah satu Universitas terbaik di Jepang. Alumni dari Universitas ini akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan karena memang perusahaan Namiuzu.corp lah yang langsung merekrut atau merekomendasikan lulusan dari sini pada kolega mereka.
Karin menarik tangan Shizuka, "Berdirilah Shizuka,"
"Maaf Karin, aku terpaksa...aku,"
"Aku mengerti." Karin merangkul bahu Shizuka, "Tenang saja, dia adik sepupuku. Jahat memang, tapi dia baik. Ekhm... Jahat tapi baik? Ya pokoknya begitu lah," jelas Karin dengan kikuk. Bagi orang lain Naruto itu jahat, tega tapi bagi orang terdekat, Naruto adalah sosok yang baik dan penyayang.
***
Sasuke mengelus pelan surai Sakura yang sedang tidur, saat ini hanya dia yang tau bagaimana keadaan Sakura. Selama satu tahun ini, dirinyalah yang menemani Sakura. Ditinggalkan Naruto dengan fakta yang begitu menyakitkan membuat Sakura sedikit depresi. Bagaimana tidak? Ketika kau sudah mencintai seseorang dengan sangat dalam lalu takdir tidak mengizinkanmu bersamanya bukankah rasanya seperti tidak bernafas tapi kau masih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ExtraOrdinary Love
Short StoryIni sequel dari cerita Ordinary Love ya... ~siapa yang nunggu? So, baca langsung gaes....~ "Cintanya begitu sederhana untukku. Namun, cintaku untuknya jauh dari kata sederhana. Cintaku padanya, berada di kasta puncak sang dewi cinta," ~Namikaze Naru...