[•×•]__,, Pembohong mahir ,,__[•×•]

157 25 0
                                    

Bersamaan dengan rindou
yang masuk kedalam rumah
dan langsung masuk ke
kamar mandi, markonah
menyalakan televisi dan
mencari chanel yang
menayangkan berita dipagi
hari. Setelah menemukannya
markonah menonton dan
mendengarkan dengan seksama
sembari berdiri juga bersilang
dada

Dikabarkan kemarin malam
pukul 22.38 terjadinya
pembunuhan masal yang
sudah direncanakan dimall
xx, total korban yang
meninggal dunia diperkirakan-

"Cih, beneran toh? " gumam
markonah sembari mematikan
televisi, wajahnya bersemu
merah mengingat tingkahnya
barusan. Benar kata rindou,
bukannya dia bersyukur kalau
mereka bisa kembali dengan
selamat, markonah malah
mencurigai keluarganya itu

"masuk aja dulu, gw buatin
minuman " ujar markonah
menarik izana agar tidak
menghalangi jalan, seishu
yang berada disamping koko
terus menatap markonah
dengan tatapan yang sangat
sulit diartikan

"hei? Temennya koko apa
ran? " tanya markonah
pada seishu, seishu yang
sadar dirinya tengah diajak
bicara langsung tersentak
dan menjawabnya. "Kenalan
dari kokonoi, kita ketemu
dimall tadi malam " ujar
seishu dengan wajah yang
meyakinkan

Sejenak semuanya terdiam dan
tanpa sadar ikut terbawa
aura yang ditimbulkan oleh
interaksi markonah dan juga
seishu, kokonoi yang tahu
situasi macam apa sekarang
ini langsung mendorong
[name] dan sanzu masuk
lalu diikuti oleh yang lainnya

"Maaf ya seishu... dirumah
ini cuma ada satu kamar
mandi " ujar [name] dan
melucuti pakaiannya, saat
ini [name] dan seishu ada
dikamar pribadi [name]

"iya, tak masalah buatku.
terimakasih karna kau
setuju untuk mau menampungku,
aku sangat berterimakasih
akan itu " ujar seishu, dia
menundukkan kepalanya entah
karna malu atau apa. Namun
[name] merasa senang karna
dirumahnya bertambah lagi
penghuni wanita, walau
rumahnya tidak sebesar
rumah yang lama. Rumah saat
ini lumayan untuk ditempati
orang banyak

"ohh...! Aku punya satu
model baju baru yang
mungkin bagus kalau
dipakai seishu " ujar
[name] dan mulai mengacak
acak lemarinya guna mencari
baju tersebut

setelah beberapa detik mencari,
[name] mengambil satu baju
yang tampak rapih terbungkus
plastik disalah satu tumpukan
baju bajunya. "Ini pasti
bagus! " ujar [name] tampak
antusias

"Tunggu [name], pakaian
ini tampak baru... apa
tidak apa apa jika aku
yang memakainya? " ujar
seishu dengan perasaan yang
tidak enak, bisa bisanya
dia mendapatkan perlakuan
seperti ini. Seishu sungguh
masih tidak terbiasa, [name]
terlalu baik dan lembut
untuknya yang sudah terbiasa
dengan kekerasan

"ehh bukan kok, ini...
baju peninggalan ibuku,
dia punya tubuh yang
sama denganmu. Kurasa
ini akan cocok dan bagus
jika kau yang mengenakan
nya " ujar [name]
mendekatkan pakaian tersebut
pada seishu dengan senyuman
yang lembut

"... baju ini sepertinya
sangat berharga, aku jadi
semakin tidak enak jika
mengenakannya " ujar seishu
sungguh bersusaha menolak

'astaga... langka banget
cewe kaya gini, biasanya
cewe kaya markonah asal
sambet aja deh ' batin
[name] cukup geram, namun
wajahnya masih senantiasa
tersenyum lembut

"pakai aja deh, pantes
ngga nya aku yang
nentuin " ujar [name]
mendorong seishu agar
berganti baju ketempat
biasanya [name] mengganti
bajunya, tidak ada yang
istimewah ditempat berganti
pakaian milik [name]. Hanya
sebuah pojok kamar yang
diberi kain panjang untuk
menutupnya saja

setelah [name] menunggu
cukup lama, seishu keluar
menggunakan pakaian yang
tadi [name] berikan serta
membawa pakaiannya yang
sebelum itu terkena bercak
darah

Bonten Children || Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang