4

240 31 0
                                    

Ada satu kebiasaan yang hanya akan dilakukan saat seluruh anggota Keluarga Khun pulang ke rumah utama dengan lengkap, salah satunya adalah para anak akan memasak secara bergantian. Jika makan malam kemarin adalah hasil karya Hachuling dan Elliot, maka sarapan pagi ini giliran para putri.

Maschenny, Aguero, dan Kiseia. Sebuah kombinasi yang sedikit meragukan.

Untuk Aguero, ia tak perlu diragukan. Tinggal sendirian di apartemen membuatnya harus bisa mengolah makanan sendiri daripada terus menerus membeli cepat saji.

Kiseia... mungkin akan lebih baik kalau dia hanya di bagian menggoreng dan menumis daripada meracik bumbu.

Maschenny? Tolong jangan biarkan dia dekat-dekat dengan kompor atau satu rumah bisa saja kebakaran.

Pukul enam pagi, matahari sudah mulai mengintip dari ufuk timur. Aguero beranjak menuju dapur dan sudah rapih mengenakan blouse putih dan celana bahan berwarna merah marun. Bagian lengan ia gulung sebatas siku, menuruni tangga seraya mengikat rambutnya dengan pita berwarna senada dengan celananya.

"Selamat pagi, Nona Aguero." sapa salah seorang pelayan di rumah Khun. Yang dipanggil tersenyum, ikut membungkukkan tubuhnya hormat.

"Selamat pagi juga, Ahjumma. Apa tidurmu nyenyak kemarin?" tanya Aguero. Ia melanjutkan langkahnya beriringan dengan wanita paruh baya itu.

"Iya nona. Oh, dan pagi ini ada kiriman surat untuk nona."

Satu buah amplop berwarna hitam disodorkan padanya. Pada ujung amplop bertuliskan 'Khun Aguero Agnis' menggunakan tinta berwarna putih di sudut bawahnya. Aguero mengerutkan dahi heran melihat warna tak wajar untuk pembungkus surat itu.

 Aguero mengerutkan dahi heran melihat warna tak wajar untuk pembungkus surat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( credit to pinterest )


"Dari siapa?"

"Ahjumma tidak tahu. Pak Kim bilang kalau surat itu diantar melalui kurir."

Aguero menyeringai. Ia memasukkan amplop tadi ke dalam celananya lalu mengambil satu celemek abu-abu di gantungan dinding.

"Ah, mungkin dia kenalanku. Terima kasih, Ahjumma."

"Sama-sama, nona. Kalau begitu, Ahjumma akan kembali ke belakang. Kalau ada apa-apa, nona bisa panggil Ahjumma."

Aguero tersenyum dan mengangguk. Mempersilahkan sang Ahjumma untuk kembali pada kesibukannya.

"Hei, nona muda! Masak apa kita kali ini?"

Bahu kiri Aguero ditepuk cukup kencang hingga membuat bunyi tamparan menggema cukup nyaring. Sang adik sedikit meringis. Dalam hati ia bersyukur karena Maschenny tidak melakukannya pada lengan kanannya.

"Apa tidak bisa kau tidak memukulku?"

"Aku bukannya memukulmu terlalu keras, bukan? Lagipula sudah jadi kebiasaanku."

I Like Me Better .ft. BaamKhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang