'Khun Eduan sialan! Ku pastikan memukul wajahnya nanti saat sampai rumah! Tidak, ku bunuh saja!'
Sepanjang perjalanan Aguero hanya menatap pemandangan di luar jendela. Pikirannya penuh akan sumpah serapah khusus untuk ayah tercinta. Tiba-tiba saja bayangan wajah Khun Eduan kembali menyambangi benaknya membuat Aguero kembali tersulut rasa kesal. Semakin menjadi saat ia menyadari pantulan wajahnya sendiri pada permukaan kaca.
'Kenapa aku harus mirip dengan pak tua sialan itu sih? Sialan! Wajahnya benar-benar menyebalkan!'
Sementara Aguero sibuk dengan pikirannya sendiri, si pengemudi menatap khawatir. Pasalnya Viole sendiri tak tahu harus berbuat apa dalam posisi seperti ini—sepenuhnya melupakan nasehat dan saran panjang lebar Hwaryun tadi pagi tentang memulai percakapan.
"Umm.. Khun-ssi?" panggil Viole pelan. Mungkin terlalu pelan karena Nona Khun itu juga tak memberikan respon sebagai balasannya. Viole merasakan semakin banyak keringat berjatuhan dari balik punggungnya. Apa erkon dalam mobilnya berhenti berfungsi?
Apa perlu panggil sekali lagi?
"Khun-ssi..?"
Masih tidak ada respon, Viole memutuskan untuk lebih baik menutup mulutnya sementara waktu. Mungkin sebegitu tak sukanya Aguero satu mobil dengannya karena memang tak ada alasan bagi Nona Khun tersebut menyukai hal ini bukan? Mungkin juga karena Aguero merasa terpaksa dan membenci acara makan malam seperti beberapa saat yang lalu.
Tepat saat lampu berubah merah, ia menghentikan mobilnya. Manik emasnya menatap lurus ke depan, memperhatikan para pejalan kaki yang menyeberangi jalanan beraspal. Di lain sisi, Aguero akhirnya sadar bahwa sejak awal mobil berjalan, ia sama sekali belum membuka suara. Mari salahkan Khun Eduan dengan rencana liciknya itu membuat sang putri sibuk menyumpah dalam hati daripada mencoba mengakrabkan diri dengan Viole.
"Viole?"
"Khun-ssi?"
Canggung. Benar-benar canggung.
"Khun-ssi bisa bicara lebih dulu." ujar Viole hanya berani melirik dari sudut matanya.
Aguero berdeham sebelum buka suara. "Kau besok.. sibuk?"
'Tunggu, kenapa aku jadi bertanya ini?'
"T-tidak kok, lagipula besok akhir pekan.." jawab Viole sedikit terbata-bata.
"Kalau begitu, mau jalan-jalan sebentar?"
'BODOOH! HARUSNYA LANGSUNG PULANG SAJA!' batin Aguero berteriak. Nampaknya hati dan pikirannya sedang beradu argumen.
"Khun-ssi tidak masalah jika.. pulang larut?"
"Eh?"
Lagi-lagi keduanya terdiam, sebelum dikejutkan oleh bunyi klakson dari mobil-mobil lain di belakang mereka. Buru-buru Viole menjalankan mobilnya sementara Aguero memegangi jantungnya yang berdetak sedikit tak normal dibanding biasanya. Ia mulai merasa mungkin ada baiknya memeriksakan diri ke rumah sakit besok pagi. Aguero takut terkena penyakit jantung.
"M-maksud saya tadi.. mungkin saja Khun-ssi lelah dan ingin pulang.."
'Kesempatanmu untuk bilang tidak, Aguero!'
"Tidak kok, itu juga kalau kau mau."
'Aku benar-benar bodoh sepertinya.' batin si biru kembali meringis.
'Ini semua salah Khun Eduan!'
Salahkan saja pak tua itu!
"Jadi.. ada tempat yang ingin Khun-ssi kunjungi?" tanya Viole lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like Me Better .ft. BaamKhun
RomanceSetiap pertemuan selalu akan diikuti dengan perpisahan. Seperti pasang dan surut, terbit dan tenggelam, kesenangan dan kesedihan. Aguero menemukan ia membenci dirinya yang lemah. Ia gagal melindungi seorang teman sebelum kecelakaan, Baam yang terpis...