3

245 31 0
                                    

Aguero itu sama seperti berlian di tengah-tengah Keluarga Khun. Ia satu-satunya putri Khun Eduan yang berperilaku sedikit lebih lembut-tidak seperti si sulung Maschenny dan juga Kiseia yang terkenal sedikit lebih bar-bar. Aguero masih lebih sopan dan santai dalam beberapa hal, mulutnya sama pedasnya dengan dua gadis Khun yang lain.

Dan itulah alasan mengapa Aguero lebih di jaga dan di perhatikan oleh saudara-saudarinya.

Pagi kali ini ia di bangunkan oleh bunyi yang begitu memekakan telinga. Alarm dengan bunyi sirine terus berdering, hingga sang gadis mengerang kesal dan berakhir bangun dari posisi tidurnya. Ia meraih ponsel yang tergeletak di tengah-tengah. Milik Hachuling rupanya.

Aguero menggerutu kecil, lantas menatap kesal dua pemuda yang berbaring di sisi lain ranjangnya. Sudah makan tempat, memasang alarm di pagi buta, lalu mereka juga sama sekali tak terusik dengan bunyi melengking dari ponsel pintar itu.

Oh, untunglah poin terakhir bisa ia katakan tidak sepenuhnya.

Kedua pemuda itu bangun dengan cara yang berbeda. Ran mengambil selimut, merapatkan kain tebal itu hingga menutupi kepalanya di bawah bantal. Sedangkan Hachuling langsung duduk, lalu mengerang sakit kepala yang tiba-tiba hinggap akibat bangkit terlalu cepat.

Aguero antara ingin menertawakan, juga kasihan.

"Untuk apa kau pasang alarm di pagi buta begini?" gerutu si gadis melempar ponsel itu ke paha Hachuling. Pemuda itu bergumam pelan, mengecek layar ponselnya yang menunjukkan pukul dua pagi.

"Aku berniat memeriksa beberapa email pagi ini.. tapi rasanya nanti pagi saja lah."

"Lalu apa fungsinya alarm itu, sialan. Aku tadi sedang bermimpi indah tau."

"Oya? Apa itu mimpi tentang Jue Viole Grace?"

Aguero menatap Hachuling dengan pandangan jijik. Sedangkan pemuda itu menaik-turunkan alisnya menggoda.

"Aku bermimpi soal-i-itu bukan urusanmu!"

"Wajahmu memerah, apa mungkin itu artinya iya?"

"Apa kau ingin aku menebas kepalamu sekarang?"

"A.A! Hachuling! Ini masih jam dua pagi! Aku mau tidur!

Lantas dua orang yang sedang berdebat itu terpaksa menutup mulut mereka. Masing-masing menggumamkan kata maaf karena telah mengganggu istirahat si bungsu, lalu memilih mengikuti jejak Ran. Tidur sebentar lagi akan lebih baik.

"Ngomong-ngomong, A.A. Apa kau akan menerima tentang tawaran ayah kemarin?"

Aguero terdiam beberapa saat. "Entahlah, aku juga tidak tahu."

"Keluarga Grace, ya.."

Yang lebih muda melirik. "Apa yang kau pikirkan?"

"Keluarga Grace dan Zahard tidak terlalu punya hubungan yang baik, apa itu tidak akan jadi masalah?" gumam Hachuling. Ia menatap langit-langit kamar Aguero yang remang, hanya diterangi oleh pantulan sinar rembulan yang lancang menyelinap melalui sela jendela.

"Apalagi Maschenny dan Kiseia ada di sana. Biarpun kita cukup kenal bagaimana Bibi Arlene dan Paman V, tapi apa Tuan Khun Eduan itu tidak berfikir sampai sini?" tanyanya lagi.

"Menurutmu apa dia merencanakan sesuatu?"

Aguero nampak tertarik dengan pembahasan ini. Ia bahkan meletakkan sejenak ponselnya agar lebih leluasa mendengarkan.

"Entahlah," sang gadis mengambil nafas, lalu menghelanya panjang-panjang. "Tapi yang pasti, ayahmu itu sepertinya ingin menjalin hubungan dengan Keluarga Grace. Entah untuk keuntungan bisnis, atau hal yang belum bisa aku baca saat ini."

I Like Me Better .ft. BaamKhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang