8

254 27 6
                                    

Endorsi mengendarai mobil Aguero memasuki pekarangan rumah utama. Bangunan megah bergaya khas arsitektur eropa, dengan pilar-pilar besar menopang kokoh di bagian depan. Ia berhenti tepat di depan tangga masuk, lalu membiarkan salah satu pelayan mengambil alih mobilnya untuk di parkirkan di basement.

Anggap saja semacam valet parking.

Dan yah, selamat datang di kediaman Keluarga Zahard.

"Tolong ya, Kim ahjussi." ujar Endorsi memberikan kunci mobilnya. Pria paruh baya itu mengulas senyuman ramah, menyambut kunci dan membungkuk hormat.

"Tentu, nona. Saya permisi dulu."

Endorsi mengangguk, membiarkan Kim Ahjussi memarkirkan mobilnya. Tak lama setelah itu, dua mobil berwarna hitam dan biru tua berhenti bersamaan di dekan Endorsi.

Ha Yuri turun dari mobil hitam bersama Evan. Lelaki yang cukup lebih pendek dari Endorsi itu membawa beberapa berkas lalu memberikan kunci mobilnya pada pelayan yang bertugas. Sementara mobil biru tua menampakkan Maschenny yang turun dari pintu penumpang tengah, membiarkan supirnya memarkirkan mobil setelahnya.

"Hei, Endorsi! Apa kabarmu?" tanya Yuri merangkul bahu adik angkatnya itu.

Endorsi menggidikkan bahu. "Masih hidup ku rasa, setelah setiap harinya mendapat tekanan batin dari adik Kak Maschenny setiap harinya."

Maschenny tertawa lepas mendengar itu. "Sudah ku bilang kan? Kalau Aguero menebar garam, jitak saja kepalanya."

Endorsi mendengus, "Manusia kepala blueberry yogurt seperti kalian itu sulit di lawan dengan lidah, apalagi dengan tenaga?"

"Memangnya Aguero itu pandai berkelahi?"

"Tidak juga. Tapi aku pasti akan berakhir lelah sendiri melawan otaknya yang sialnya genius itu."

"Lagipula bekerja dengannya tidak seburuk itu." lanjut Endorsi mengangguk puas.

"Makanya kau menolak saat ku suruh melanjutkan mengurus Black March?" tanya Ha Yuri tertawa lepas kali ini. "Yah, kuakui memang Keluarga Khun yang paling pintar ya~"

Maschenny mendengus. "Dan Keluarga Ha yang paling bar-bar, wow." balasnya dengan nada sama sekali tak antusias.

Evan menghela nafas. "Tuan Putri, tolong segera masuk. Sebentar lagi acara makan malam pasti akan dimulai."

Beruntung sekretaris Ha Yuri itu dapat menengahi perdebatan yang hampir terjadi. Jika tidak, mungkin Endorsi akan terancam kena hantaman kepalan tangan Ha Yuri karena ia berdiri di tengah-tengah mereka.

Endorsi memilih berjalan beriringan dengan Evan. Ia tidak ingin nyawanya terancam terkikis habis berjalan di antara tatapan tajam itu.

"Oh, sunbae, apa kau punya kontak Hwaryun-eonni?"

"Hwaryun.. maksudmu teman sekelasku dulu?"

Endorsi mengangguk cepat. "Boleh aku minta nomornya?"

"Tentu, aku akan kirimkan padamu nanti. Tapi apa terjadi sesuatu?"

"Tidak ada untuk sekarang. Tapi ku rasa aku harus banyak menghubunginya di masa depan."

Evan tak bertanya lagi. Ia hanya mengangguk karena toh apapun yang para Putri Zahard lakukan itu bukan urusannya.

Dengan begini setidaknya Endorsi akan punya kontak yang berhubungan dengan calon kolega Aguero tersebut.

Bahkan kalau Aguero ternyata berakhir menolak, tidak ada salahnya ia mencoba pdkt lewat Hwaryun, benar?

I Like Me Better .ft. BaamKhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang