Jennie menyadari apa yang dilakukan dengan saudari tirinya itu, namun kesalahan ini terasa manis dan candu untuk keduanya yang diam-diam menjalin hubungan tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya.
Dan setiap malam hari, Jisoo si saudari tirinya itu akan mengendap-endap untuk masuk secara diam-diam ke kamarnya lalu mereka melakukannya.
Itu sudah seperti rutinitas dan keduanya sama-sama menikmati, Jennie mau pun Jisoo saling menginginkan jadi tidak ada unsur paksaan atau terpaksa.
"Ahh... Jisoo." desah Jennie ketika berhasil mencapai puncak kenikmatannya.
Jisoo menidurkan dirinya di samping Jennie menjadikan lengannya sebagai bantal kepala sang gadis, sementara Jennie mulai mengatur nafasnya yang memburu setelah melakukan orgasme berkali-kali.
Tangan lembut Jisoo mengusap puncak kepala gadisnya lalu tersenyum singkat dan mengecupnya.
"Kau lelah baby?" tanya gadis berbibir hati itu gemas melihat raut wajah lelah gadisnya.
Jennie tersenyum lalu menatap kekasihnya, mengusap rahangnya dengan lembut. "Tentu saja Ji, tadi kau sangat brutal."
"Mian." kekeh Jisoo sedikit tak enak, namun Jennie menggeleng.
"Tapi aku menyukainya, Chu." Jennie tersenyum memperlihatkan gummy smile menggemaskannya.
Cup!
Gadis berbibir hati itu selalu tak tahan melihat Jennie yang tampak menggemaskan seperti tadi.
"Kau membuatku gemas, Jen."
Jennie semakin mengembangkan senyumannya. "Apa setelah ini kau akan langsung pergi ke kamarmu?" ia bertanya seraya memanyunkan bibirnya.
Jisoo terdiam untuk berpikir, kemudian ia membuka suara. "Ya, sepertinya begitu."
Gadisnya itu semakin mengerucutkan bibirnya sebagai tanda protes.
"Haesh ..., ini bukan yang pertama Jen, ayolah."
"Tapi aku masih menginginkanmu disini, Chu."
Detik berikutnya Jisoo mempertemukan bibir mereka kembali, Jennie membalas ciuman lembut yang diberikan kekasihnya sampai tak lama Jisoo melepaskan tautan mereka.
"Aku tidak mau orang rumah mencurigai kita, apalagi di rumah ini ada si mulut ember Lisa." jelasnya mencoba untuk memberi pengertian pada sang gadis.
Jennie memajukan bibir bawahnya kali ini.
"Kau juga mengetahuinya kan kalau orang rumah tahu diriku adalah seorang lesbian, jadi akan sangat aneh jika aku terlalu dekat denganmu." tambah Jisoo. "Lagipula, kita masih bisa bertemu diluar rumah dan menghabiskan waktu bersama 'hm?"
Jennie menghembuskan nafas kasarnya.
"Sudah ya, aku akan pergi ke kamar jam 1 pagi. Masih ada waktu setengah jam untukku berada disini, jadi berhenti merajuk 'arra?"
"Arraseo." sahut Jennie pada akhirnya seraya memeluk leher Jisoo erat dan menelusupkan wajahnya di sekitar leher kekasihnya.
Jisoo tersenyum dan membalas pelukan gadisnya itu, ia mengusap punggung mulus Jennie dan surai rambut panjangnya.
"Night Mandu-ya." bisik Jisoo lembut lalu mengecup puncak kepala Jennie sebentar.
Jennie mulai memejamkan matanya menikmati kehangatan yang di salurkan lewat tubuh naked kekasihnya, keduanya sama-sama naked dan masih enggan untuk memakai kembali pakaiannya.
####
"Jisoo Onni! AYO CEPAT BANGUN!"
DOR... DOR... DOR...
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Jensoo
Short Story18+ Menurut Jisoo bagian terbaik dalam hidup adalah adanya kehadiran orang yang kita cintai, yaitu Jennie. *** Kisah kasih Jennie dan Jisoo.