Pulang sekolah, Lisa memilih untuk cepat mengganti baju lalu mulai melakukan rencananya, yaitu mencari bukti tentang kedekatan kedua kakaknya itu.
Lisa memilih ke kamar Jennie lebih dulu, tetapi ia sama sekali tidak menemukan satu barang bukti pun yang mengarah jika keduanya memiliki hubungan spesial.
Gadis itu juga tidak menemukan figura foto mereka di kamar Jennie atau foto paloroid yang di simpan diam-diam. Sama sekali tidak ada.
Akhirnya Lisa menyerah, kini ia memilih untuk mencari di kamar Jisoo. Begitu masuk ke kamar kakak kesayangannya itu, Lisa sedikit terkagum melihat isinya.
Kamar Jisoo persis seperti gamer-gamer kebanyakan di youtube.
Sayang sekali ia tidak pandai bermain game, padahal Lisa sangat ingin seperti Jisoo yang pandai bermain game di PlayStation ataupun monitor.
"Aish ... kenapa susah sekali sih mencari foto mesra mereka, apa mereka tidak pernah berfoto untuk kenang-kenangan?" Lisa terus bergumam kesal karena lagi-lagi ia tidak menemukan satu foto pun di kamar Jisoo kecuali foto gadis berbibir hati itu sendiri.
Tiba-tiba Lisa mendengar suara langkah kaki yang mengarah ke kamar ini, ia membelalakkan matanya.
"Aduh..." Lisa kini bingung harus bagaimana.
Sementara di luar, terlihat Jisoo yang mulai memasuki kamarnya. Gadis itu berhenti sejenak ketika melihat pintu kamarnya terbuka sedikit, mungkin ulah ART di rumahnya. Pikir Jisoo tak ambil pusing.
Jisoo memasuki kamarnya dan langsung menutup pintunya, ia tak menyadari jika ada seseorang di balik pintu tersebut.
Lisa langsung memejamkan mata karena takut ketahuan.
Sedangkan Jisoo berjalan santai ke arah ranjangnya, melihat hal itu membuat Lisa kini bisa bernafas lega. Saat ini ia hanya tinggal memikirkan jalan untuk bisa keluar dari kamar kakaknya.
Perlahan Lisa meraih knop pintu itu untuk ia membuka, tapi tiba-tiba dirinya juga merasakan knop pintu itu bergerak.
Brak!
Dugh!
Lisa ingin menjerit saat jidatnya terbentur pintu kamar Jisoo, ia mengerang kesakitan tanpa bersuara.
"Chu?"
Kemudian atensi gadis jangkung itu teralihkan menjadi pada gadis yang baru saja masuk ke kamar Jisoo.
Adalah Jennie, gadis bermata kucing itu langsung menghampiri sang kekasih yang baru saja ingin merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Wae-yo baby?"
Tapi kini Jennie malah memeluk Jisoo, melingkarkan sepasang tangannya di leher Jisoo. Membenamkan wajahnya di ceruk leher kekasihnya.
"Aku membutuhkan pelukanmu."
Jisoo terkekeh kecil lalu membalas pelukan gadisnya dengan erat.
"Kenapa menggemaskan sekali sih."
Kemudian Jennie meregangkan pelukan mereka untuk bisa menatap Jisoo, ia memasang wajah cemberut yang malah membuat Jisoo semakin gemas.
Karena tak tahan kini tangan Jisoo menguyel-uyel pipi mandu milik gadisnya itu.
"Aw kiyowo my baby-honey!"
Jennie yang humor gopean lantas terkekeh geli. "Ish, apa sih!"
"Oiya, kok sudah pulang? Bukannya kau pulang sore hari ini? Makanya aku pulang lebih dulu."
"Mendadak dosennya ada urusan, jadi aku bisa pulang cepat."
"Aish ... kenapa kau tidak memberitahuku 'hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Jensoo
Short Story18+ Menurut Jisoo bagian terbaik dalam hidup adalah adanya kehadiran orang yang kita cintai, yaitu Jennie. *** Kisah kasih Jennie dan Jisoo.