"Terima kasih sudah repot-repot membawakan belanjaanku, aku jadi tak enak padamu Jisoo-ssi."
Jisoo tersenyum lebar. "Gwenchana Joy-ssi, aku bahkan tidak kerepotan sama sekali membawakan belanjaan punyamu."
Seulgi yang melihat itu mencibir dalam hati, tidak kerepotan katanya. Tapi, membawa belanjaan sendiri saja tidak mau. Sedangkan belanjaan orang lain dengan sukarela wanita itu bawakan walau 4 kantong sekalipun.
"Apa kalian mau masuk dulu? Sebagai tanda terima kasihku dan kepindahanku kesini."
Mata Jisoo langsung berbinar, namun buru-buru Seulgi menyikut membuat Jisoo refleks menoleh.
"Wae?!"
Tatapan Seulgi memancarkan seperti tidak setuju dan lebih baik mereka langsung pulang karena jika sampai istri-istrinya tahu mereka ada di dalam apartemen tetangga barunya ini, bisa dipastikan tamat sudah riwayat mereka berdua dan berujung tidur di sofa.
"Kajja, istriku sudah mengabariku untuk cepat pulang." ucap Seulgi pada akhirnya.
"Tapi, Kang ...." keluh Jisoo kemudian menatap ke arah Joy yang masih setia menunggu jawaban kepastian dari mereka berdua.
"Mianhae Joy-ssi, tapi kita berdua harus cepat-cepat pulang." Seulgi tersenyum singkat.
"Ah, begitu ya. Yasudah, mungkin lain waktu kalian bisa berkunjung ke apartemenku."
Jisoo akhirnya memberikan semua belanjaan yang ia pegang sedari tadi ke tangan Joy, lalu Seulgi menarik Jisoo untuk segera pergi dari sana setelah berpamitan dengan tetangga baru mereka.
Sampainya di depan pintu lantas Seulgi langsung memberikan belanjaan milik Jisoo.
"Ambil ini." Seulgi melempar satu katong yang berisi sayuran.
BRUK!
"Yaak Kang Seulgi!" protes Jisoo karena belanjaan miliknya jadi jatuh sekarang.
"Nyeongan!" pamit wanita sipit itu kemudian lalu masuk ke dalam apartemennya.
Sementara Jisoo kini mengambil kantong belanjaannya yang sudah robek karena jatuh oleh Seulgi. Ia kemudian masuk ke dalam dan menemui Jennie di dapur meja makan.
Bisa Jisoo lihat Jennie yang tengah berkacak pinggang sembari melihat dengan wajah penasaran apa yang tunjukkan oleh sang anak di hpnya.
Detik berikutnya Jennie menatap Jisoo dengan tajam membuat Jisoo melongo tak mengerti yang kebetulan baru saja meletakkan kantung belanjaannya di meja pantry.
"Wae? Ada apa istriku tersayang." tanya Jisoo seraya menghampiri mereka berdua, sementara Ryujin kini berjalan menuju meja makan dan duduk disana.
Kini dirinya hanya tinggal menyaksikan sang Mama yang akan terkena amukan Mommy-nya, ia tersenyum smirk.
"YAAAK!" teriak Jennie membuat Jisoo langsung mundur dengan takut dan terkejut. "Apa maksudmu membawakan belanjaan milik si janda sialan itu HAH?!!!"
Jisoo mengerjap sebentar. "Kok bisa tau sih?" gumamnya yang terdengar jelas oleh indera pendengaran tajam Jennie.
"Jadi itu benar Kim Jisoo?!!!" Jennie kini menghampiri istrinya untuk ia renggut kerah bajunya.
"Ayo Mommy, marahi saja si Kim Jisoo. Dia benar-benar genit tadi pada tetangga baru di sebelah." kompor Ryujin sangat mendukung Mommy-nya.
Wanita yang lebih tua itu melotot kaget sebab ia baru paham jika sumber masalah ini ada pada anak gadisnya.
"Yaak Ryujin!" kesal Jisoo sambil melotot galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Jensoo
Short Story18+ Menurut Jisoo bagian terbaik dalam hidup adalah adanya kehadiran orang yang kita cintai, yaitu Jennie. *** Kisah kasih Jennie dan Jisoo.