Happiness 02

507 73 14
                                    

Jiyong terkekeh kecil dan menatap bangga pada Jisoo karena wanita itu sudah berhasil menghabisi Mark Lee yang mengkhianatinya dengan membeli barang dari orang lain selain dirinya.

"Aku suka dengan tindakanmu Sooyaa."

Jisoo membungkuk hormat sebagai respon.

"Yang sekarang harus kita lakukan adalah mencari orang yang sudah mengeluarkan barang baru itu."

"Kami akan mencarinya Appa dan langsung membawanya kesini." sahut Jackson yakin dan diangguki oleh saudara-saudaranya termasuk Jisoo.

"Aku mengandalkan kalian, pastikan seluruh anak buahnya mati di tangan kalian dan bawa ketuanya kesini."

"Nee!!!" serempak kelima anak didiknya itu.

***

Selesai dengan diskusi, kelima saudara yang tak sedarah itu berkumpul di meja tempat biasa yang ada di markas mereka. Kelimanya tengah membicarakan rencana untuk mencari tahu yang Appa-nya perintahkan.

"Menurut informasi dari anak buah Mark, lelaki itu menerimanya dari seorang wanita yang katanya menjadi perantara." Karina memimpin seraya mengambil botol sojunya di meja. "Dan aku sudah tahu siapa wanita itu, kalau ingin cepat kita bisa berangkat sekarang."

Jackson mengangguk sembari mengantongi senjata andalannya, yaitu tongkat canggih. "Lebih cepat akan lebih baik Karina."

"Aku setuju." sahut Haruto seraya berdiri dan mengambil senjata shotgun-nya di meja.

"Aku satu paket denganmu." timpal Jeongwoo pada Haruto.

Detik berikutnya mereka memutuskan untuk berangkat malam ini juga, tetapi Jackson menatap saudaranya itu yang kini malah melamun dan tak ikut bergerak.

Tak!

"AWW ...." pekik Jisoo lantas bangkit dari duduknya dan menatap Jackson dengan protes. "Apa masalahmu Jack?!"

"Yaak! Seharusnya aku yang bertanya, kenapa melamun? Semuanya akan berangkat, kau tidak mau ikut 'huh?"

Jisoo kemudian menyadari kebodohannya yang sedari tadi malah asyik melamunkan wanita beberapa jam lalu yang ia temui di BAR milik Mark.

"A-arraseo."

Kemudian mereka pun menyusul langkah yang lain.

Disepanjang perjalanan Jisoo seringkali tidak fokus, membuat Jackson yang satu mobil dengannya melirik heran.

"Kau punya masalah?"

Sontak Jisoo menoleh. "Nee?"

"Ceritakan saja, aku sudah mengenalmu sangat lama dan ini pertama kalinya kau banyak melamun."

"Begitu kah?"

Jackson mengangguk sebagai responnya.

Tak lama mereka sampai di tujuan, tepat diapartemen mewah. Jackson menghentikan mobilnya tak jauh dari mobil yang di tumpangi Karina, Haruto dan Jeongwoo.

Semuanya sepakat menyerahkan hal ini pada Karina, sementara wanita itu kini turun seraya berjalan dengan santai untuk ke dalam.

"Ji."

"Hm?"

"Appa sangat melarang kita untuk jatuh cinta."

Jisoo langsung menoleh cepat, mengerutkan keningnya meminta Jackson untuk menjelaskan apa maksudnya yang tiba-tiba mengatakan itu pada Jisoo.

Dan seperti paham lalu laki-laki itu membuka suara. "Aku hanya ingin memberitahu saja."

Tak lama Karina membawa seorang wanita masuk ke dalam mobilnya kemudian mereka kembali bergerak untuk menuju markas dimana orang yang membuat narkoba jenis baru itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang