BECOMING YOU 01

231 34 8
                                    


SUPORT CERITA INI DENGAN MENINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN LIKE ⭐️
Typo bertebaran and happy  reading.

BECOMING YOU 01*****"Two possibilities exist: either we are alone in the Universe or we are not

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BECOMING YOU 01
*****
"Two possibilities exist: either we are alone in the Universe or we are not. Both are equally terrifying." -Arthur C. Clarke
*****

🎶Jeremy Zucker- all the kids are depressed

Sejak pagi Raka hanya terduduk diam diatas ranjangnya. Ini sudah seminggu sejak Raka menempati tubuh Saga. Mau tidak mau dia harus menerima fakta bahwa dia kembali hidup dengan jiwa yang sama, namun dengan raga yang berbeda. Ingatan terakhirnya jelas-jelas mati saat menjalani operasi.

Hah.

Meski sudah memahami kondisi yang dia alami sekarang, pikirannya masih berkecambuk. Banyak misteri yang harus dia pecahkan. Saga seakan memberinya puzzel rumit yang harus ia susun dengan penuh kesabaran. Raka akan sangat terbantu jika dia hanya di suruh menyusun dengan bagian- bagian puzzel yang sudah ada.

Sialnya, semua bagian itu hilang entah kemana dan Raka mau tidak mau harus mencari bagian itu jika dia ini menggungkap kebenarannya.

Raka manatap jendela kaca di sampingnya. Helaan nafasnya terasa berat. Cahaya senja yang menyeruak masuk tak mampu menghilangkan sesak didada remaja itu.


"Kita pulang hari ini."


Ucapan bernada datar itu berhasil mengambil atensi Raka. Raka menoleh, menatap pria yang baru dia temui beberapa jam yang lalu.


"Ya," balas Raka tak kalah datarnya.


Raka merasa dia tidak harus membalasnya dengan sopan. Toh, Raka bukan lah putranya yang asli. Raka hanya jiwa tersesat yang entah kenapa bisa menempati tubuh Saga dan itu bukan atas keinginannya.


Raka kembali menatap pria dengan setelan jas mahal seharga ratusan ribu dollar itu.

Gerald Abimanyu.  Dia Ayah kandung Saga. Pria matang berumur 38 tahun itu merupakan pemilik salah satu perusahan raksasa di bidang Real Estate. Bertubuh tinggi kekar ditambah parasnya yang rupawan mungkin akan membuat orang-orang tidak akan percaya bahwa Gerald telah memiliki seorang putra yang bahkan sudah berumur 17 tahun.


Raka sangat yakin banyak wanita diluar sana yang bersedia bertekuk lutut dan rela melemparkan tubuhnya dengan sukarela kedalam pelukan Gerald.


Raka kembali mengingat kejadian tadi pagi. Ketika Gerald datang dan hanya menatap sejenak sebelum pergi menghilang entah kemana.


Pria itu bahkan tak menjelaskan apa-apa. Selain mengatakan bahwa dia ayahnya dengan nada yang sangat tidak bersahabat. Raka tidak habis pikir. Sejak siuman Raka sudah merasakan hal aneh. Karena tidak melihat seorangpun yang berada di sampingnya atau paling tidak menjeguknya. Seakan keluarganya melupakan keberadaan Saga.


Sebenarnya Raka tidak peduli, hanya saja ini mengingatkannya pada luka lamanya. Perasaan ini tidak asing untuknya. Dia mengerti bahkan sangat mengerti.

*****
Malamnya Raka tiba dirumah megah Saga. Raka mengakui bahwa dia cukup dibuat terpukau. Bagunan megah dengan nuansa klasik yang memanjakan mata. Persis seperti mansion di abad ke-19.


Raka berhenti mengekori Gerald di depannya ketika pria itu tiba-tiba berhenti.


"Kamar kamu dilantai atas," ucap Gerald.

Hening

Gerald menoleh. Menatap wajah kebingungan Raka. Ah, dia lupa. Tersadar dengan apa yang terjadi, segera Gerald memanggil seseorang.


"Bi Sumi...," suara Gerald kembali mengema.


Bi Sumi datang dengan tergopoh-gopoh. Wanita tua itu terlihat panik. Pandangan terus mengarah kepada Raka yang diam membisu.


"Ya ampun Tuan. Bukannya Den Saga pulangnya besok?" ujarnya.


Gerald kembali menatap Raka.


"Kata dokter sudah bisa," jawabnya datar. Bi Sumi mengangguk paham.

"Tolong bibi antar Saga ke kamarnya," Gerald terdiam sejenak.

"Dia lupa," lanjutnya pelan.

Bi Sumi mengangguk kembali. Menatap sedih kearah Raka.

"Mari Den Saga ikut bibi"

Bi Sumi melangkah menuntun Raka. Tentu Raka hanya bisa mengekori dari belakang. Ya, meski Raka merasa terusik oleh tatapan Gerald yang hendak melubanggi punggungnya.


Gerald masih enggan beranjak pergi. Pandanganya terus tertuju pada putra semata wayangnya itu. Putranya berubah. Sorot mata itu belum pernah ia lihat. Tatapan Saga cukup mengusiknya sejak pertemuan mereka pagi tadi. Dia gelisah. Entah mengapa dia ketakutan. Gerald merasa bahwa di telah kehilangan sesuatu tapi dia tidak tau itu apa.

Gerald mengepalkan tangannya. Melangkah dan pergi.


*****

Selain ukurannya yang besar tidak ada yang spesial dengan kamar Saga. Kamar ini hanya berisi satu buah kasur berukuran kingbed, nakas di samping tempat tidur, lemari, rak buku, meja belajar dan sebuah walk-in closet yang terletak di pojokan kamar. Tidak ada hiasan selain jam dinding dan satu foto keluarga.
Kamar ini di dominasi dengan warna putih yang terkesan minimalis.


Raka menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Tubuhnya lelah. Banyak hal yang terjadi hari ini.

Raka menatap kosong langit-langit kamarnya. Besok dia akan kembali sekolah. Lebih tepatnya Saga.

Saga yang sudah hampir tiga bulan tidak masuk sekolah tidak bisa menundanya lagi. Seharusnya tiga hari setelah dia siuman,  Saga harus kembali ke sekolah. Tetapi berkat koneksi dari Gerald akhirnya pihak sekolah memperpanjang pemulihannya hingga satu minggu penuh.


Raka sebenarnya tidak masalah. Dia sudah baikan. Dia hanya sedikit gugup. Di kehidupannya sebelumnya Raka selalu menjalani home schooling sejak sakit. Sudah lama sejak terakhir dia berinteraksi dengan orang lain. Di cukup khawatir.

Memikirkan sekolah membuat Raka termenung. Coba saja dia tidak sakit mungkin dia bisa merasakan bangku kuliah.

Ya, Raka tiga tahun lebih tua dari Saga. Raka itu pintar. Dia juga atlet taekwondo. Seni bela diri yang dia geluti sejak berumur enam tahun. Raka juga aktif dan sering memenangi turnamen. Tapi itu dulu, sebelum dia menderita kanker tepat di umurnya yang ke lima belas tahun.


Raka menghela nafas pelan. Sepertinya dia harus mendinginkan kepalannya. Dia harus berhenti memikirkan hal-hal yang membuat kepalanya sakit.

Bangkit dari kasur. Di bukanya lemari pakaian Saga. Mengambil apa yang dia butuhkan. Raka bergegas menuju kamar mandi.

******

Folow Ig @jesilyy_

Sumut, 13 Juli 2022

BECOMING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang