BECOMING YOU 05

126 23 7
                                    

SUPORT CERITA INI DENGAN MENINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN LIKE ⭐️
Typo bertebaran and happy reading.

Becoming You 05*****" Just because I am strong enough to handle pain doesn't mean I deserve it"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Becoming You 05
*****
" Just because I am strong enough to handle pain doesn't mean I deserve it".
*****

🎶Villain - Bella Poarch

Kenzie mendengus kesal. Menatap jejak merah yang tertinggal di pergelangan tangannya akibat tepisan kasar Axel di kantin tadi. Selalu saja seperti ini. Kenapa hanya dirinya yang selalu mendapatkan luka. Menyebalkan.

Ting!

Bunyi notifikasi dari ponselnya berhasil menarik perhatiannya. Merogoh saku roknya, Kenzie menghela nafas gusar saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Kenzie membaca isi pesan tersebut. Dia tersenyum pongah. Sepertinya semesta sangat senang mengusiknya.

Belum selesai merutuki nasibnya. Dering telepon menyadarkannya kembali. Panggilan masuk. Meski enggan gadis itu mau tidak mau mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo"

"......"

"Iya," ucapnya singkat.

"......"

"Hmm," jawabnya lelah.

"....."

"Aku ngerti," Kenzie mengigit bagian dalam pipinya mencoba menahan gejolak dalam hatinya.

"......"

"Nanti aku kesana," Kenzie mendengus malas.

"......"

"Okay".

Kenzie menatap nanar layar ponselnya. Airmatanya lolos begitu saja tanpa bisa dia cegah. Gadis itu mendongkakan kepalanya mencoba menghalau butiran bening itu agar tak kembali membasahi pipinya. Dia tidak boleh terlihat lemah seperti ini.

Setelah berhasil gadis itu memeriksa keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain yang melihatnya. Sepi. Tidak ada seorangpun sejauh mata memandang. Merasa keadaan aman gadis itu beranjak dari duduknya. Meninggalkan taman barat Christoff High School tanpa menyadari sepasang mata yang mengawasinya sejak tadi.

*****

"Kamu bener gak apa - apa," Tanya Axel lembut. Mencoba memastikan kembali keadaan sang kekasih.

"Iya, aku baik-baik aja".Yuna tersenyum lembut. Menenangkan kekhawatiran pria yang sedang menggengam tangannya itu. Yuna selalu merasa sangat beruntung memiliki Axel disampingnya. Lelaki itu tidak pernah sekalipun tidak mengkhawatirkannya.

BECOMING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang