BECOMING YOU 07

74 10 0
                                    

SUPORT CERITA INI DENGAN MENINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN LIKE ⭐️
Typo bertebaran and happy reading.

SUPORT CERITA INI DENGAN MENINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN LIKE ⭐️Typo bertebaran and happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BECOMING YOU 07

*****
"Tidak ada yang menjadi nyata sampai hal itu dialami." - John Keats

*****

🎶UNDERSTAND-MELOH

Sambil meringis Sagara mengkompres wajahnya yang lebam menggunakan es batu. Mendesah kecil menggigat hal yang di laluinya hari ini. Kejadian di kantin siang tadi berujung pada dirinya dan Regan di skors selama tiga hari. Sagara masih mengingat dengan jelas tatapan kecewa yang Gerald layangkan padanya. Meski raut wajah pria itu tetap tidak memiliki eskpresi yang berarti, mata Gerald mengatakan hal yang berbeda. Sagara hanya mampu terdiam, lidahnya terasa kelu untuk membela diri. Memilih untuk membiarkan Gerald dan seorang pria yang menemaninya berlalu begitu saja setelah selesai mengurus masalah yang Sagara perbuat.

Kini perhatian Sagara teralihkan oleh bunyi telepon rumah yang terus berdering. Dahinya mengerenyit bingung sambil bertanya-tanya kemana perginya Bi Sumi? Dering telepon kembali berbunyi nyaring. Menyudahi kegiatannya, diletakannya nampan berisi kain dan es batu diatas meja dapur. Sagara bergerak mendekati sumber kebisingan. Menatap lamat sebelum memutuskan mengangkat ganggang telepon.

"Astaga Bi Sumi kalian semua kemana, kenapa gak ada yang angkat telepon saya dari tadi?!"

Suara kesal seorang wanita memenuhi pendengarannya.

"Halo, halo. Bi Sumi!"

Suara dengan nada bossy itu kembali terdengar. Alisnya sedikit terangkat.

"Bener-bener ya kalian saya biarin makin ngelunjak. Gerald, mana Gerald? Dari kemarin saya hubungin gak diangkat-angkat."

"Hallo,"

"Liat aja nanti kalau saya...."

Hening. Wanita itu berhenti marah-marah saat mendengar Sagara bersuara.

"Kamu siapa?"

Dahi Sagara semakin mengerenyit dalam.

"Sagara."

Begitu Sagara menyebutkan namanya. Detik itu juga panggilan telepon itu di putuskan secara sepihak. Aneh.

Tepat setelah dia meletakkan kembali telepon Gerald datang sambil menenteng jas miliknya. Wajah ayah Sagara itu terlihat kusut.

Lagi tatapan mereka bertemu, namun memang pada dasarnya kedua orang ini sama-sama minim ekspresi. Mereka hanya diam membisu sebelum masing-masing dari mereka kembali melengos pergi.

Sekarang langkah kaki Sagara membawanya keluar dari rumah mewah milik Gerald. Sagara berjalan menyusuri komplek tempat dirinya tinggal. Berhenti sejenak memandangi anak-anak kecil yang sedang bermain di taman bersama orang tuanya. Senyum tipis terbit di wajah tampannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BECOMING YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang