SUPORT CERITA INI DENGAN MENINGGALKAN JEJAK KOMEN DAN LIKE ⭐️
Typo bertebaran and happy reading.BECOMING YOU 06
*****
"Nobody can hurt me without my permission." - Mahatma Gandhi
*****
🎶Darkest hour - Astrid S
Sagara menatap tajam loker miliknya. Isinya hancur berantakan, penuh dengan sampah, bau dan menjijikan. Sagara mengalihkan pandangannya pada kursi dan mejanya. Kedua benda itu juga berakhir sama menyedihkannya. Coretan kata-kata kasar memenuhi setiap sudutnya.
Brak!!
Sagara menutup lokernya dengan kasar. Membuat sebagian teman sekelas yang sedari tadi memperhatikannya berjengkit kaget. Mata mereka sedari tadi berusaha mencuri pandang ke arah Sagara.
Sagara menghela napas lelah. Cukup. Sagara melangkah keluar kelas dengan tangan yang mengepal. Dia sudah cukup bersabar. Seminggu. Selama itu, Sagara diam saja dengan semua ulah Regan kepadanya.
Awalnya Sagara bingung dengan kelakuan Regan. Dia mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Namun semua makin di luar kendali. Tiada hari dirinya pulang tanpa pakaian kotor. Regan selalu memiliki cara untuk membullynya. Tidak lagi. Cukup.
Langkah kakinya berjalan menyelusuri koridor. Memindai sekelilingnya, matanya mencari-cari. Dimana dia! Tatapan Sagara semakin gelap, saat melihat Regan yang tertawa lepas bersama teman - temannya. Sagara mempercepat langkahnya. Dan tindakan Sagara. selanjutnya berhasil membuat semua orang yg melihatnya memekik kaget. Sagara tanpa babibu memberi bogeman mentah pada Regan.
Bugh!!!
Regan yang menerima serangan dadakan di buat oleng. Kakinya melangkah mundur. Bibirnya robek. Cuih. Dia meludah. Menatap Sagara yang juga menatapnya tajam. Sorot matanya bergetar tidak percaya. Dia terkekeh. Mengangkat tangannya. Menghentikan Jovan dan Egra yang hendak maju untuk menghabisi Sagara.
"Wah, sialan lo makin berani ya sakarang?" Regan tertawa geli.
Sagara menatapnya tajam.
"Seminggu ternyata masih belum cukup buat bikin lo sadar sama posisi lo ya, hmmm" ucap Regan. Mengusap - usap dagunya seolah sedang berpikir keras. Regan menyeringai. Melangkah maju mendekati Sagara. Menepuk nepuk pelan pundak Sagara. Meremehkan.
Tatapan mereka beradu. Sagara yang menatapnya tajam dan Regan yang menatapnya pongah. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Tangan Regan bergerak meraih semangkok bakso dan segelas jus dari atas meja atas meja, menguyur makanan dan minuman itu ke atas kepala Sagara. Murid-murid yang sedari tadi diam menonton kembali terkesiap kaget.
"Nah, ini baru penampilan yang pantas buat lo, " ucap Regan tertawa puas. Diambilnya lagi sauce dan kecap dari atas meja. Kembali mengotori pakaian Sagara. Teman - teman Regan tertawa mengejek. Mereka mengambil gambar dan video. Mengejek dan memaki penampilan Sagara. Semua orang membeku. Tidak ada yang berani mencegah perlakuan Regan. Mata mereka melirik cemas ke arah Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOMING YOU
Teen FictionRaka menghela napas lelah, dia muak. Tidak bisakah dia segera lenyap? Raka, dia hanya ingin menghilang. **** Raka terbangun dengan menempati raga yang berbeda. Sagara Abimanyu. Laki-laki dengan segala kesempurnaan yang selama ini Raka mimpikan. Awal...