9. HARUSNYA TIDAK 🤍

193 26 3
                                    

Jeongwoo sudah lumayan tenang dari sebelumnya, Doyoung masih setia berada disampingnya mengelus pundak sahabatnya itu.

"Sejak kapan?" tanya Doyoung yang di balas senyuman menyedihkan oleh Jeongwoo, anak itu benar-benar terlihat seperti orang yang tak punya semangat hidup..

"Kalo lo nanya sejak kapan, gue juga gatau sejak kapan haha lucu ya kan?" Ucap Jeongwoo dengan mata kembali berkaca-kaca.

"Gue cuma seneng aja kalo sama dia, main bareng sama dia bikin gue lupa akan masalah, setiap kali gue liat dia senyum gue merasa kaya beban dalam diri gue tuh ilang gitu aja, perhatian dia yang selalu nyariin gue dan kalo kemana-mana selalu minta di temenin gue itu bikin gue ngerasa jadi orang paling spesial di hatinya hiks" Jeongwoo meneteskan air mata lagi, mengingat bagaimana dekatnya ia dengan Haruto itu menyakitkan.

"Harusnya gue sadar kalo dia temen gue bahkan sahabat gue sendiri, harusnya gue gak naruh rasa padanya, mengira kalau dia akan menyukai wanita itu hal yang lebih bodoh lagi, gue gatau kenapa gue suka padanya padahal dia nganggep gue cuma temannya aja gak lebih" Air matanya terus turun dengan nafas yang kembali terasa begitu sesak.

"Merasa di spesialkan padahal itu hal biasa baginya, bukankah ini bodoh?" tatapan mata Jeongwoo yang begitu terlihat sangat putus asa membuat hati Doyoung sakit, ia tak tahu kalau Jeongwoo akan sesuka ini pada Haruto.

Di TRSR5 memang dua anak inilah yang paling dekat dari yang lain, bahkan para siswa bisa mengira setiap ada Jeongwoo pasti disitu akan ada Haruto. Dari bangku duduk, berangkat sekolah, dan Pulang sekolah pun mereka selalu bareng kaya anak kembar. Namun, siapa yang akan menyangka bahwa salah satunya menaruh rasa? tak ada satupun yang tahu, bahkan Doyoung pun masih kaget hingga saat ini.

"Woo, gue gatau harus bilang apa karena gue juga bingung disini gak ada yang bisa di salah kan dan gabisa juga gue nyalahin cinta lo karena cinta bisa terjadi sama siapa aja dan pada siapa saja, tapi gue gak yakin kalo Haruto tau lo suka pada nya sikapnya akan sama seperti dulu, pilihan lo cuma 2 woo. Merelakan cinta lo dan tetap merahasiakannya demi persahabatan lo atau perjuangin cinta lo dengan konsekuensi Haruto mungkin gaakan jadi Haruto lo yang kaya dulu lagi, semua pilihan ada pada diri lo gue gabisa bantu banyak hal dan soal ini gue gaakan bilang pada siapapun demi kebaikan kita semua, event WHITEDAY juga bentar lagi gue harap lo bisa tahan diri lo dulu demi kita." tutur Doyoung panjang lebar.

Jeongwoo hanya menangis saja lalu memeluk kembali sahabatnya itu, Doyoung kembali menenangkannya karena ia tahu merelakan cinta bukanlah hal yang mudah, Doyoung sudah pernah merasakan hal yang di rasakan Jeongwoo sekarang dan yang dia pilih adalah merelakan.

Sudah berjam-jam Doyoung dan Jeongwoo di Rooftop sampai hp Doyoung rasanya seperti mau meledak karena terus ada notif namun ia belum membukanya karena Jeongwoo masih belum tenang anak itu masih menangis hingga matanya mulai bengkak sekarang.

"Woo, turun yuk udah sore yang lain mungkin nyariin" ajak Doyoung, Jeongwoo hanya ngangguk saja.

Dilain tempat ketiga sahabat yang lain tengah sibuk menghubungi dua anak adam itu yang masih belum ada kabar beritanya.

"Apa mereka pulang duluan ya?" tanya Junghwan.

"Gak mungkin orang tasnya masih ada" saut Yedam.

"Tidur kali di perpus, mau coba cari kesana gak? udah sore nih latihannya gimana?"

"Coba kita mencar aja gimana?" usul Junghwan, yang di jawab dengan anggukan keduanya. Namun ketika mereka hendak bangkit dari duduknya Jeongwoo dan Doyoung datang dengan wajah lesu.

Haruto menghampiri keduanya, ia melihat mata Jeongwoo seperti orang yang habis menangis, ya emang.

"Woo? mata lo kenapa?" Haruto bertanya sambil memegang pundak Jeongwoo.

Secret (Love) Jaesahi/Harusahi [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang