4

123 15 0
                                    

Keesokkan paginya, Jennie terbangun dari pingsannya semalam. Bangkit duduk, Jennie mengerjapkan kedua matanya sambil mengumpulkan nyawanya.

"Aku mimpi lagi semalam? Ah, aku selalu mimpi buruk. Ngomong ngomong, Lili dimana? Lili!" Gumamnya yang kemudian pergi mencari keberadaan Lili.

Jennie terus mencari Lili sampai larut malam. Dan pada saat sedang melewati sebuah gubuk kecil, Jennie memilih untuk mampir sebentar disana untuk meminta izin bermalam.

"Halo semuanya, apa kabar kalian? Ah, malam ini dingin sekali, ya. Pakailah baju tebal oke? Dan sekarang aku tersesat. Kebetulan aku sedang mencari tempat untuk bermalam. Apakah aku bisa bermalam saja disini, bibi?" Tanya Jennie begitu menghampiri gubuk milik beberapa petani.

"Baiklah. Kau tidurlah disana!" Suruh salah seorang nona petani begitu melihat kedatangan Jennie.

"Oh, terima kasih banyak untuk kalian semua, bi! Semoga tuhan memberkati kalian" Jennie berjalan menuju sebuah gubuk dan membaringkan dirinya diatas tumpukkan jerami milik para petani itu.

*****

Berpindah ke lain tempat, Rose dan Patkai kini sedang mencari keberadaan Jennie.

"Ah, tadi aku melihatnya disini. Tapi sekarang mana dia?" Tanya Patkai.

"Haish! Kau lama sekali pipisnya tadi, kak! Dan karna itulah kita jadi kehilangan jejaknya" Kesal Rose.

"Sudahlah, Chaeng. Jangan marah marah. Nanti kau cepat tua"

Rose yang tak menanggapi ucapan kakak keduanya itu justru tak sengaja melihat sebuah tanda papan nama batu yang tertancap di sebuah bukit goa yang mereka lewati.

Merasa heran dengan papan nama itu, tiba tiba saja papan namanya bergerak dan membuat Rose semakin dibuat heran.

Sesaat setelah itu, mata Rose berhasil membulat sempurna ketika dia tau siapa sang pemilik goa tersebut. Cepat cepat, dia langsung menarik Patkai untuk sembunyi.

Dan benar saja. Yang keluar dari dalam goa itu adalah siluman mimpi yang suka menghisap jiwa manusia ketika malam hari disaat manusia sudah terlelap.

"Siluman mimpi?!" Gumam Rose.

Kembali ke Jennie, Jennie sekarang sedang berusaha untuk tidur. Tapi sedari tadi, hasrat ingin buang air kecil telah menguasainya. Tak ada cara lain, Jennie akhirnya pasrah dan bangkit bangun dari jerami untuk pergi pipis.

Di sela sela dia pipis, petir tiba tiba saja muncul di dekat Jennie. Dan sesaat setelah itu, muncullah sesosok gadis yang berpakaian seperti prajurit romawi yang telah berdiri di samping Jennie yang baru saja selesai pipis.

"Loh? Gokong, kau kembali ke wujud manusiamu lagi? Apa kau masih mengenal guru, hm?"

"Hah?! Kau si guru lalat itu, kan?!"

"Ya, Gokong"

"Hahahaha. Ini tak mungkin. Aku pasti sedang bermimpi lagi"

"Gokong, masih terlalu larut untuk kau bermimpi. Tapi, guru justru memimpikanmu saat sedang melintasi waktu. Apa kau merindukan guru?"

"Oh ya. Kotak itu. Apa ada padamu?" Tanya Jennie.

"Tentu saja. Apa kau mau?"

"Siapa itu?!" Teriak salah satu seorang petani yang terbangun karna suara mereka.

Jennie dan guru Tong seketika menoleh ke samping begitu mendengar suara itu. Jennie kemudian menyebulkan kepalanya menatap para petani itu.

"Satpam" Jawab Jennie polos.

"Hah? Satpam?"

"Eee...begini. Ayahku juga kebetulan mau tidur disini"

Jdarrr!

Love A Million YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang