chapter 10

4.1K 514 43
                                    

Ekhem, reader-nim~

Apakah membuat orang menangis itu dosa?
Tapi, kenapa aku malah suka,ya...?

Haha,,, bahkan di rumahpun aku paling suka buat bikin adek-adekku menangis~

Maaf, yaa reader-nim~

Cerita ini mungkin bisa jadi obat untuk cerita lalu, semoga reader-nim suka, yaa...

Bacanya santai saja~

Happy reading, reader~~

__________________

"Satu bulan." itulah yang dikatakan Claude saat pertama kali menuyuapi Cale dengan bubur. Cale menatap papanya dengan bingung, terlebih ketika melihat semua orang mengangguki perkataannya, kecuali Athanasia. Noonanya itu justru memperlihatkan wajah prihatin. Athanasia mengelus punggung kecil Cale, seolah mengerti apa yang dibingungkan oleh adiknya itu. Tapi, hey! Wajah kebingunan Cale sangat jelas!

"Semangat Dongsaeng, kau harus kembali gemuk dalam waktu satu bulan, atau Ayah tidak akan membiarkanmu makan coklat sebelum tubuhmu terisi",

CTARRR!!!

Bagai tersambar petir di siang hari, Cale langsung membulatkan matanya. Jika dia sedang makan dia pasti sudah tersedak sekarang! Tatapannya segera menjadi berkaca-kaca kepada Claude yang mengacuhkannya dengan aura mendominasi seperti milik Eruhaben. Cale terpaksa menciut, dia sama sekali tidak bertenaga sekarang.

Jadi, bagaimana dia harus kembali gemuk dalam waktu secepat itu?
.
.
.
.
.

Beberapa hari kemudian, Cale harus terbangunpagi karena merasa sesak. Mendapati ketiga anaknya yang sedang memeluknya dengan air mata. Cale tersenyum, karena kedatangan mereka. Dia juga merindukan anak-anaknya~. Bahkan dia juga ikut menangis!

"Manusia, hiks,,, kau tahu berapa lama kami menunggumu, hikss... Kami takut kau pergi lagi! Manusiaa,,, hikss... Manusia, kau lemah! Dan jauh lebih lemah dari sebelumnya! Jadi jangan sampai sakit lagi,,, hiks... Huaaa!!!" teriak Raon membuat pintu terbuka dengan keras. Menampakkan Jaydenyang terlihat tergesa untuk datang. Dia berpikir ada sesuatu yang terjadi pada keponakannya. Segera pikiran buruk itu terhapus menjadi sebuah senyuman saat melihat keponakannya di peluk oleh ketiga temannya.

"Cale, bungsu selalu mengancam akan meledakkan benua, jika kau tidak segera sadar!" ucap Hong yang berhasil membuat Cale merinding seketika.

'Apa benua ini akan diledakkan beserta diriku sekalian? Ukh, aku benar-benar bersyukur Raon tidak lagi mengancam akan menghancurkan dunia, lalu bunuh diri. Tapi aku baru saja menenangkan diri dengan Ayah! Tidak mungkinkan, mendadak aku yang masih menangis mendapatkan ucapan 'selamat datang di kehidupan kekalmu, Cale! Sekarang kau bisa berada di sini selamanya bersamaku dan Mamamu!' darinya karena aku mendadak mati,kan?!! Yaa,,, setidaknya itu tidak terjadi sekarang.' batin Cale kembali ke wajah tabah dengan senyumannya.

"Oh, akhirnya aku bisa melihat wajah itu lagi! Berarti mungkinkah kau memiliki rencana besar kali ini?" tanya On membuat kedua dongsaengnya serempak menatap wajah Cale. Cale selalu memiliki rencana di balik wajah tenangnya yang tersenyum.

An Obelia Prince {HIΔTUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang