chapter 12

3.3K 486 53
                                    

Happy reading, reader-nim!

Semoga kalian menyukainya~
_

__________________

Banyak waktu berlalu setelah kejadian itu. Cale terkadang dimintai (berasa dipaksa) oleh Claude untuk mencoba gaun kecil Athanasia sebagai hiburan. Dia adalah ayah yang kejam! Cale selalu ingin menolak, tetapi makanan manis adalah sogokan terbaik bagi kelangsungan hidup manisnya. Maka dia tetap menjalankannya dengan 2 syarat.

Pertama, dia hanya akan melakukannya di hadapan ayah dan noonanya.

Kedua, coklatnya harus ditambah sebangyak 25% setiap kalo Claude memintanya.

Jika kedua syarat itu tidak dipenuhi, maka dia akan kabur ke pelukan ayahnya yang lain di Benua Barat.

Baik, mari kita lupakan semua kenangan itu bersama. Kini Cale sudah 10 tahun dan Athanasia sedang mempersiapkan debutantenya dengan bantuan Nyonya Pompadu, sebagai pelatih tarian pembukaan. Dia benar-benar bersemangat, karena tidak hanya bangsawan dan kerajaan kekaisran yang akan datang. Melainkan beberapa kerajaan sekutu kekaisaran di benua lain ikut berpastisipasi dalam debutantenya. Salah satunya adalah kedatangan kepala keluarga Thames, atau kakek-nenek Cale juga akan datang.

Athanasia masih ingat seberapa keras Cale meneriaki Jayden, karena tidak ingin rambutnya dipotong. Meskipun Jayden mengatakan bahwa, neneknya, Velicia Thames tidak menyukai lelaki berrambut panjang.

"Kalau nenek tidak suka, Cale hanya perlu ikut, Noona dan Ayah! Atau kemanapuan asal tidak bertemu nenek! Jadi Cale tidak perlu potong rambut!" kurang lebi seperti itulah yang Cale ucapkan kepada Jayden sebelum mengurung diri di kamar.

Prok! Prok! Prok!

Suara tepuk tangan memenuhi ruang latihan. Athanasia baru saja menyelesaikan tariannya atas instruktur Nyonya Pompadu yang puas dengan pencapaiannya.

"Anda benar-benar hebat, Tuan Putri! Kehebatan Anda tidak bisa diragukan. Mungkin karena Nona Diana adalah seorang penari handal dan Anda mewarisi skillnya. Benar-benar cantik dan lincah!" pujinya dan Athanasia hanya bisa tersenyum sembari membungkuk hormat untuk salam perpisahan. Dia ingin segera menemui Claude dan Cale untuk memamerkan pujian yang dia dapat.

'Mungkin Ayah tidak akan keberatan jika kuajak untuk berangkat ke debutante berdua nanti.' pikir Athanasia saat berjalan menuju taman. Dia sudah berganti dan beristirahat sebentar tadi.

Hatinya sudah berbunga-bunga berkat pujian tutornya, dan sepertinya akan semakin berbunga-bunga saat Claude menerima ajakannya. Tetapi belum sampai Athanasia tiba di tempat bersantai, dia sudah diterjang oleh gumpalan hitam berbulu miliknya yang kini sebesar dirinya. Tentu saja dia terjatuh!

Beberapa pelayan yang mengejar Blackie, segera membantu Athanasia berdiri. Tetapi Tuan Putri mereka justru tertawa dengan ringan, karena Blackie tidak henti menjilatinya. Membuat Athanasia tidak bisa tidak merasa gemas dan memeluknya erat.

"Apa kau merindukanku?" tanya Athanasia sembari mengelus bulu lembut Blackienya. Tatapannya melayang dan tiba di satu titik. Penyihir menara tampan yang selalu awet muda, Lucas. Penyihir itu mendekati Athanasia, lalu berjongkok.

Tuk!

Seperti biasa dia menjitak dahi Athanasia pelan. Membuat Athanasia merasa kesal sekaligus ringan secara bersamaan. Ya, karena hari ini dia sedang senang. Maka dengan senang hati dia tidak akan mengomeli teman masa kecilnya itu dan lebih memilih untuk kembali mengelus Blackienya.

An Obelia Prince {HIΔTUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang