one, lost.

1.2K 133 12
                                    




happy reading!

-

christoper bang, pria berperawakan kekar yang kini tengah menangis di pelukan tunangannya itu terlihat sedih bak separuh jiwanya hilang dan seluruh hartanya hangus terbakar habis.

suaranya parau, air matanya bercucuran, jangan tanya bagaimana kondisi jiwanya sekarang. jelas kacau, penuh gejolak kefrustasian dan kekhawatiran yang kentara.

"chan, kau harus tenang..."

"aku tidak bisa-bagaimana bisa aku tetap tenang ketika adikku hilang seungmin!"

tatapan chan terlampau rapuh, tersirat kemarahan pada sesiapa saja yang memandangnya. seungmin tangkup wajah sang kekasih, mendekatkan wajahnya lalu menyatukan pelipis mereka; berniat memberi kekuatan dan ketenangan.

"polisi sedang mencari jeongin, kendalikan dirimu, chan. setidaknya kau harus makan, sudah dua hari ini kau tidak ingat makan. jeongin kita tidak akan senang jika melihat kakaknya sakit."

tersirat wajah sang adik tercinta yang selalu memarahinya karena ia yang jarang mementingan jam makan. jeongin akan cemberut dengan pipi menggembung lucu padanya seharian penuh.

chan tersenyum pahit. benar apa kata seungmin, menangis tidak akan menyelesaikan segalanya.

di tengah malam tanpa bintang itu chan kemudian jatuh terlelap di pelukan seungmin setelah makan malamnya yang tak selera itu selesai.

seungmin hanya bisa menguatkan dirinya sendiri, tersenyum sendu memandangi chan yang kehilangan jeonginnya, adik satu-satunya.

sejak kamis atau dua hari yang lalu jayden bang alias bang jeongin dikabarkan hilang tanpa jejak. terakhir, laki-laki remaja berumur 17 tahun itu berpamitan pada sang kakak untuk pergi ke sebuah study cafe di tengah-tengah melbourne, australia.

sampai pagi buta keesokan harinya jeongin tidak kunjung pulang. chan sudah lari tunggang langgang menuju segala tempat yang sekiranya jeongin berada disana. study cafe tengah kota sudah ia datangi tapi yang chan temukan hanyalah pernyataan sang pekerja cafe yang tidak pernah melihat sosok anak laki-laki berperawakan seperti jeongin ada di cafe tempatnya bekerja.

sampai hari ini jeongin masih belum ditemukan. semua detektif atau polisi yang chan kenali sudah ia kerahkan untuk mencari jeongin.

tapi sudah dua hari ini tak kunjung ada kemajuan, adik tercintanya masih belum ditemukan.

-

hari ke-7 seungmin mendatangi sekolah menengah atas tempat jeongin biasa menuntut ilmu.

tidak ada informasi, selain beberapa murid kenalan jeongin yang mengatakan mereka tidak tahu dimana anak itu berada.

jeongin bukan anak yang mudah bersosialisasi, cenderung benci keramaian dan benci perubahan mendadak. jeongin tidak terlalu pintar untuk beradaptasi, ujar seorang guru bernama brian itu.

seungmin akui, sejak nyonya dan tuan bang meninggal beberapa tahun lalu, chan membawa jeongin pindah ke australia untuk pekerjaan.

sulit untuk beradaptasi, pada akhirnya jeongin sering memilih menyendiri dan belajar hingga pagi buta di kamarnya.

laki-laki kelahiran februari itu hanya punya dua orang teman yang dekat dengannya. vivienne dan felix. brian memanggil kedua murid itu untuk berbicara dengan seungmin.

"sky, kami minta maaf..." lirih vivienne.

felix sudah menyembunyikan wajahnya menghalau air mata yang mungkin akan dilihat beberapa orang di ruangan ini. felix menunduk, menggenggam tangan sahabatnya dan membiarkan remaja putri itu untuk mengambil alih.

"this is not your fault, it's okay, kids." seungmin tersenyum teduh.

"jayden adalah teman yang baik dan tidak memiliki seseorang yang benci padanya. ketika aku mendengar kabar bahwa sahabat kami hilang, aku tidak bisa memahaminya. jayden itu pendiam dan sangat tidak mungkin jika ia kabur dari rumah karena keinginannya sendiri, jayden selalu bilang pada kami bahwa ia sangat menyayangi kakaknya." jelas vivienne panjang lebar.

"apakah jeo-maksudku jayden pernah mengatakan bahwa ia ingin pergi ke suatu tempat?"

"tidak, dia hanya selalu bergelut dengan buku fantasi berlatar fairy tale di genggamannya."

seungmin memilih bungkam sejenak. isi pikirannya berkecambuk. jeongin tidak mungkin kabur, ia meyakini bahwa adik kekasihnya itu di culik atau hal terburuk nya adalah seseorang menyakitinya.

"tapi beberapa bulan terakhir jayden selalu mengatakan bahwa ia tidak nyaman dengan seseorang."

felix bersuara dengan kecil, seperti takut seseorang akan mendengarnya. ia menghapus air matanya cepat dan menatap seungmin dengan pandangan aneh... seperti hendak memberitahu sesuatu yang bahkan anak itupun tidak tahu apa yang akan ia katakan.

"seseorang? siapa?" seungmin seperti mendapat sercerca kebenaran ditengah keambangan.

"s-sam, samuel hwang. murid angkatan terakhir alias senior kami."

seungmin mengerutkan dahi, semakin pusing dengan segala kemungkinan yang terjadi.

"apa yang pernah ia lakukan pada jeongin?"

felix menggeleng, "jayden hanya bilang bahwa ia hanya tidak nyaman pada seseorang, dan orang itu adalah samuel hwang. jayden tidak pernah mengatakan hal yang lebih detail lagi soal itu."

setelah beberapa saat berbicara dengan kedua remaja itu, seungmin memilih masuk ke dalam mobilnya. merenung memecahkan segala teori yang seakan bergulung kusut di dalam kepala.

tiba-tiba ponselnya berbunyi nyaring, menampakan sebuah pesan dari seseorang yang tak ia kenal memberikan pesan berisi huruf acak yang tak bisa seungmin mengerti.

message!

seh enim, tnod dnif mih.

"hah? orang gila macam apa yang mengirimkan pesan acak seperti ini? tunggu... apakah ini ada hubungannya dengan jeongin?"

sebenarnya, apa yang terjadi dengan jeongin?

-
tbc

-tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
venom - hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang